Gunung Semeru Meletus

Kisah Dramatis Para Korban Erupsi Gunung Semeru: Dikepung Lava Panas hingga Lari Belasan Kilometer

Inilah beberapa kisah dramatis para korban erupsi Gunung Semeru. Ada yang Dikepung Lava Panas hingga ada yang lari belasan kilometer.

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
danendra kusumawardana/surya.co.id
Kondisi jalan dan rumah warga Dusun Curah Kobokan Lumajang. Jalan berlumpur dan rumah lulu lantak dihempas awan panas Gunung Semeru meletus, Senin (6/12/2021). Simak Kisah Dramatis Para Korban Erupsi Gunung Semeru. 

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi

SURYA.co.id, LUMAJANG - Inilah beberapa kisah dramatis para korban erupsi Gunung Semeru.

Para korban memiliki kisah tersendiri dan tak terlupakan saat menyelamatkan diri dari Gunung Semeru meletus.

Ada warga yang mengaku sempat terjebak di tengah kepungan lava panas selama 30 menit.

Bahkan ada juga warga yang terpaksa lari belasan kilometer untuk menyelamatkan diri.

Berikut beberapa kisah para korban erupsi Gunung Semeru yang dirangkum SURYA.co.id.

1. Dikepung lava panas

Lina korban erupsi Gunung Semeru yang berhasil selamat
Lina korban erupsi Gunung Semeru yang berhasil selamat (SURYA.CO.ID/Tony Hermawan)

Kondisi Gunung Semeru benar-benar darurat pasca erupsi pada Sabtu (4/12/2021), aktivitas kegempaan terus terjadi.

Bahkan, warga harus terus waspada ketika mencoba menyelamatkan hewan ternak di rumahnya untuk diungsikan ke tempat yang lebih aman.

Lina (23) warga Dusun Curah Kobokan, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajangh, sudah tiga hari bertahan di Posko Balai Desa Penanggal. Rumahnya kini sudah hancur tak berbentuk karena tertimbun lava panas Gunung Semeru.

Lina mengaku, sebelum dia, satu anak dan ibunya selamat, mereka sempat terjebak selama 30 menit dari kepungan lava. Abu vulkanik menghujam dari langit, sedangkan lahar dingin meluap hingga ke pemukiman.

"Dengar ledakan sama suara batu dari atap semua keluar. Di jalan itu sudah ada lahar dingin," katanya.

Dalam kondisi panik, Lina mengaku sempat kebingungan mencari jalur evakuasi. Apalagi sebelumnya tak ada peringatan dini.

"Saya pokoknya lari, baru sampai Dusun Kamar Kajang ada Tim SAR. Mobil mereka gak bisa masuk, karena banyak pohon yang jatuh," cerita Leni sambil menyeka air mata.

2. Lari belasan kilometer

Inilah kisah ajaib sekaligus mendebarkan yang dialami oleh Ayuningsih (23) warga Dusun Curah Kobokan, Pronojiwo, Lumajang.

Ayu yang tengah mengandung berhasil selamat dari sapuan awan panas guguran Gunung Semeru, Sabtu (4/12/2021).

Ayu menceritakan saking paniknya, Ayu menyelamatkan diri dengan cara berlari sembari dipapah sama suaminya Mohamad Nur Efendy (23).

Ia berlari belasan kilometer hingga sampai ke tempat aman.

"Usia kehamilan saya sembilan bulan. Saya tak memikirkan apa-apa, pokonya saya, anak yang dikandung, dan suami selamat," katanya, Senin (6/12/2021).

Selama berlari ia merasakan nyeri pada perutnya.

Selain itu, kakinya sempat terinjak-injak warga lain saat berlari hingga lecet.

"Alhamdulilah tak ada masalah pada janin. Janin yang saya kandung sehat. Saya langsung mendapat pemeriksaan kandungan dan penanganan di Puskesmas Penanggal usai lolos dari awan panas," ungkapnya.

Harta benda Ayu rusak tak bersisa dihempas awan panas.

Baca juga: Kesaksian Lina, Korban Erupsi Gunung Semeru yang Selamat dari Kepungan Lava

Sedang, Ayu diperkirakan dalam waktu dekat akan melahirkan.

"Semoga ada yang membantu biaya persalinan. Karena tidak ada harta benda benda, termasuk uang yang bisa diselamatkan," harapnya.

Sementara, petugas piket Pos Kesehatan di Puskesmas Penanggal, Suwarno menyebut janin yang dikandung Ayu dalam kondisi sehat.

Setiap hari, kondisi kesehatan janin dan Ayu rutin dipantau bidan.

"Nanti, untuk persalinannya, dilakukan di RSUD Pasirian atau RSUD Haryoto Lumajang. Karena peralatannya lebih lengkap," pungkasnya.

15 Korban Meninggal dan 44 Orang Hilang

Sementara itu, Jumlah korban meninggal dunia akibat erupsi Gunung Semeru terus bertambah.

Data pada Senin (6/12/2021) ini, tercatat 15 orang korban jiwa.

Sebanyak 8 orang teridentifikasi berasal dari Kecamatan Pronojiwo, 7 korban lainnya berasal dari Kecamatan Candipuro. Sementara 44 orang lain dinyatakan hilang.

Kecamatan Candipuro dan Pronojiwo Memang wilayah yang paling terdampak parah. Setidaknya, di dua kecamatan itu ada 5.205 jiwa terdampak.

Hingga hari ini, posko tetap melakukan pencarian dan pertolongan terhadap kemungkinan warga yang menjadi korban awan panas guguran gunung tertinggi di Pulau Jawa itu.

Sedangkan untuk bangunan yang rusak, jumlahnya data terakhir mencapai 2970 unit. Sebagaian besar adalah rumah-rumah warga dan kondisinya terkubur lahar panas.

"Dari 2970, 38 di antaranya adalah fasilitas pendidikan dan 1 Jembatan Gladak Perak," kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.

Sementara untuk aktivitas vulkanik Gunung Semeru, dalam tiga hari terakhir masih kembali terjadi erupsi susulan.

Bahkan, pengungsi yang menempati Posko Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro terpaksa direlokasi di Balai Desa Penanggal karena masuk dalam zona rawan.

Akibat kondisi Gunung Semeru belum stabil, pemerintah pun membuka posko pengungsian baru. Setidaknya ada 19 titik posko tersebar di beberapa kawasan.

Sebaran posko pengungsian di Kecamatan Pronojiwo terdapat 9 titik pos, yaitu di SDN Supiturang 04, Masjid Baitul Jadid Dusun Supiturang, SDN Oro Oro Ombo 3.

Selanjutnya, SDN Oro Oro Ombo 2, Masjid Pemukiman Dusun, Kampung Renteng (Desa Oro Ombo), Balai Desa Oro Oro Ombo, Balai Desa Sumberurip, SDN Sumberurip 2 serta beberapa rumah kerabat di sekitar Dusun Kampung Renteng dan Dusun Sumberbulus di Desa Oro Oro Ombo.

Sedangkan pos pengungsian di Kecamatan Candiro berada di 6 titik pos pengungsian, antara lain Balai Desa Sumberwuluh, Balai Desa Penanggal, Balai Desa Sumbermujur, Dusun Kampung Renteng (Desa Sumberwuluh), Dusun Kajarkuning (Desa Sumberwuluh), Kantor Camat Candipuro.

Sedangkan posko pengungsian di Kecamatan Pasirian sebanyak 4 titik yaitu Balai Desa Condro, Balai Desa Pasirian, Masjid Baiturahman Pasirian dan Masjid Nurul Huda Alon Pasirian. Selain berdampak pada korban jiwa, awan panas guguran juga merusak sektor pemukiman dan infrastrukur.

"Untuk penanganan pengungsi di Kecamatan Pronojiwo dihandle sama BPBD Malang," pungkasnya.

(Putra Dewangga/Tony Hermawan/Danendra Kusumawardana/SURYA.co.id)

>>Ikuti Berita Lainnya Seputar Gunung Semeru Meletus.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved