Surya Militer

KRI RE Martadinata 331 TNI AL Sukses Hancurkan Rudal Musuh di Laut Bali, Berikut Kehebatannya

Salah satu kapal perang andalan TNI AL, KRI Raden Eddy Martadinata 331, sukses menghancurkan rudal musuh di Laut Bali.

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
TribunAmbon.com/ Dedy Azis
KRI RE Martadinata 331, kapal perang TNI AL yang Sukses Hancurkan Rudal Musuh di Laut Bali. 

SURYA.co.id - Salah satu kapal perang andalan TNI AL, KRI Raden Eddy Martadinata 331, sukses menghancurkan rudal musuh di Laut Bali.

Melansir dari laman tni.mil.id, KRI RE Martadinata 331 dari Satuan Kapal Eskorta (Satkor) Koarmada II saat ini sedang melaksanakan operasi di bawah kendali Guspurla Koarmada II.

Kapal perang TNI AL itu sukses menjajal Close-in Weapon System Millennium Gun 35 mm hingga mampu menghancurkan rudal musuh yang ditembakkan ke arah kapal pada jarak dekat.

Kegiatan tersebut adalah bagian utama dalam Anti-Ship Missile Defence Exercise, atau Latihan Pertahanan Rudal Anti Kapal, yang dilaksanakan pada Kamis (4/11/2021) di Laut Bali.

Menurut Komandan KRI REM-331 Kolonel Laut (P) Rasyid Al Hafiz, salah satu keunggulan kapal perang adalah kemampuan pertahananannya terhadap serangan rudal anti kapal yang ditembakkan oleh musuh baik dari kapal permukaan, kapal selam maupun dari pesawat udara.

Melansir dari Wikipedia, KRI RE Martadinata 331 merupakan kapal PKR SIGMA 10514 pertama yang dibangun di galangan kapal dalam negeri PT PAL Indonesia, bekerja sama dengan perusahaan kapal Belanda Damen Schiede Naval Ship Building (DSNS).

KRI RE Martadinata 331 menjadi kapal kelima yang menerapkan teknologi SIGMA.

Kapal fregat kombatan ini berdimensi panjang:105 meter,lebar:14 meter dan mampu melaju hingga kecepatan 28 knot.

Kapal ini didesain untuk menjalankan berbagai misi yaitu peperangan anti kapal permukaan, peperangan anti kapal selam, peperangan anti serangan udara, serta peperangan elektronika.

KRI Raden Eddy Martadinata-331 dilengkapi dengan meriam utama OTO Melara 76mm Super Rapid Gun dan rudal Exocet MM40 Block 3 yang jarak jangkaunya bisa mencapai 180—200 kilometer.

Selain itu, ada juga rudal anti serangan udara Mica yang dirancang efektif dan dapat menyergap sasaran sejauh 20—25 kilometer dengan ketinggian 9144 meter.

Kapal perang ini juga dilengkapi dengan rudal terma SKWS DLT 12 T yang mampu membelokkan arah rudal, mengacaukan sensor rudal, mengacaukan jammer hingga mengecoh infra merah dan frekuensi radio yang digunakan rudal udara ke permukaan dan terdapat helipad dan hanggar yang dapat menampung dua helikopter berbobot total 10 ton.

Selain itu, ada juga Torpedo A 244S jenis ringan mempunyai kemampuan khusus mengincar sasaran di perairan dangkal.

Dan meriam Close In Weapon System (CIWS) Millenium 35mm untuk menangkis serangan udara serta ancaman permukaan jarak dekat.

Atas teknologi yang ada di dalamnya, kapal ini dikukuhkan sebagai kapal bendera.

KRI GNR 332 dan KRI Malahayati 362 TNI AL Berhadapan dengan Kapal Perang Australia

Dua kapal perang TNI AL lainnya juga tak kalah garang.

KRI I Gusti  Ngurah Rai 332 dan KRI Malahayati 362 sempat berhadapan dengan kapal perang Australia di Laut Jawa.

Melansir dari laman tni.mil.id, kedua kapal perang dari unsur Satuan Kapal Eskorta Koarmada II itu bertolak dari Dermaga Madura menuju perairan Laut Jawa, Minggu (31/10/2021).

Keduanya akan berhadapan dengan kapal perang Royal Australian Navy (RAN) atau Angkatan Laut Australia, yakni HMAS Anzac F-150 dalam gelaran Latihan Bersama New Horizon 2021.

Latihan bersama ini memasuki tahap Sea Phase atau Manuver Lapangan.

Puncak dari latihan rutin dua tahunan antara TNI AL dengan RAN ini, dilaksanakan dari tanggal 31 Oktober hingga 3 November 2021 di perairan Laut Jawa dan Bali.

Komandan KRI GNR-332 sebagai Dansatgas Latma New Horizon 2021, Kolonel Laut (P) Sumarji Bimoaji, memegang kendali pelaksanaan selama jalannya Manlap.

Latihan ini juga melibatkan Heli Phanter AS-565 MBe, dan Heli MH-60R milik RAN.

Lantas, seperti apa kehebatan KRI I Gusti  Ngurah Rai 332 dan KRI Malahayati 362?

1. KRI I Gusti  Ngurah Rai 332

Melansir dari Antara, KRI I Gusti Ngurah Rai merupakan kapal kedua proyek kapal SIGMA (Ship Integrated Geometrical Modularity Approach) dan masuk dalam kelas perusak kawal peluru kendali dengan tipe 10514 dan nomor proyek W000294.

Kapal ini merupakan hasil kerja sama alih teknologi antara PT PAL Indonesia dengan perusahaan kapal Belanda, Damen Schelde Naval Ship Building (DSNS).

Tanda tangan kontrak pembangunan kapal perang TNI AL kelas SIGMA ini dilakukan pada masa pemerintahan Presiden Susilo Yudhoyono, pemotongan plat perdana pada 17 September 2014, peletakan lunas perdana pada 18 Januasi 2016, dan peluncuran badan kapal pada 20 September 2016, untuk selanjutnya diuji layar.

Kapal perang TNI AL ini mampu membawa 120 kru kapal dan memiliki kecepatan 28 knots/jam.

Dia memiliki kemampuan untuk perang empat matra sekaligus, perang permukaan sesama kapal perang, perang bawah air melawan kapal selam, perang udara dengan pesawat tempur, dan perang elektronika, serta mampu membajak sistem persenjataan dan kendali dari kapal perang musuh.

Kapal jenis SIGMA 10514 ini memiliki spesifikasi panjang 105,11 meter, lebar 14,02 meter, draft termasuk sonar 5,73 meter, dengan bobot penuh 3.216 ton.

Adapun persenjataan yang dimiliki KRI I Gusti Ngurai Rai-332 antara lain meriam utama OTO Melara 76/62 mm Super Rapid Gun, peluru kendali permukaan-ke-permukaan Exocet MM40 Block 3 yang jarak jangkaunya bisa sampai sejauh 180-200 km.

Selain itu juga ada peluru kendali permukaan-ke-udara MICA.

Rudal tersebut dirancang untuk bisa dioperasikan dalam waktu singkat dan beroperasi di segala cuaca serta dapat menyergap sasaran sejauh 20-25 km.

KRI ini juga dilengkapi dengan senjata Terma SKWS Decoy Launching System.

Ada lagi untuk keperluan bawah permukaan laut, yaitu torpedo AKS A–244S.

Torpedo ini masuk dalam kelas torpedo ringan berpandu yang memiliki kemampuan khusus dapat mengincar sasaran di perairan dangkal.

Serta ada juga meriam Close In Weapon System Millennium 35 mm untuk menangkis serangan udara dan ancaman permukaan jarak dekat.

2. KRI Malahayati 362

Melansir dari Wikipedia, KRI Malahayati 362 merupakan kapal kedua dari kapal perang jenis Perusak Kawal Berpeluru Kendali kelas Fatahillah milik TNI AL.

Dinamai menurut Malahayati, seorang laksamana perempuan pertama di dunia modern yang berasal dari Aceh.

KRI Malahayati merupakan sebuah fregat yang dibuat oleh galangan kapal Wilton-Fijenoord, Schiedam, Belanda pada tahun 1980 khusus untuk TNI-AL.

Bertugas sebagai armada pemukul dengan kemampuan antikapal permukaan, antikapal selam dan antipesawat udara.

Termasuk dalam kelas Fatahillah bersama KRI Malahayati antara lain KRI Fatahillah (361), dan KRI Nala (363).

KRI Malahayati memiliki berat 1.450 ton.

Dengan dimensi 83.85 meter x 11.1 meter x 3.3 meter.

Ditenagai oleh 2 mesin diesel jelajah bertenaga 8.000 bhp dengan kecepatan jelajah 21 knot dan 1 boost gas turbine dengan22.360 shp yang sanggup mendorong kapal hingga kecepatan 30 knot.

Diawaki oleh maksimal 82 pelaut.

KRI Malahayati dipersenjatai dengan berbagai jenis persenjataan modern untuk mengawal wilayah kedaulatan Republik Indonesia. Termasuk diantaranya adalah:

  • 4 peluru kendali permukaan-ke-permukaan [Aerospatiale]] MM-38 Exocet dengan jangkauan maksimum 42 Km, berkecepatan 0,9 mach, berpemandu active radar homing dengan hulu ledak seberat 165 Kg.
  • 1 meriam Bofors 120/62 berkaliber 120mm (4.7 inchi) dengan kecepatan tembakan 80 rpm, jangkauan 18.5 Km dengan sistem pemandu tembakan Signaal WM28. di haluan
  • 1 meriam Bofors 40 mm di buritan
  • 2 kanon Penangkis Serangan Udara Rheinmetall kaliber 20mm dengan kecepatan tembakan 1000 rpm, jangkauan 2 KM untuk target udara.
  • 12 torpedo Honeywell Mk. 46, berpeluncur tabung Mk. 32 (324mm, 3 tabung) dengan jangkauan 11 Km kecepatan 40 knot dan hulu ledak 44 kg. Berkemampuan anti kapal selam dan kapal permukaan.
  • Mortir anti kapal selam Bofors 375mm laras ganda.

KRI Malahayati dilengkapi radar Racal Decca ARPA BridgeMaster250 untuk surface search dan Signaal DA 05 untuk air and surface search.

Radar pemandu tembakan Signaal WM 28. Sistem sonarnya menggunakan Signaal PHS 32 (Hull Mounted).

Sistem pengecoh menggunakan 2 Knebworth Corvus 8-tubed launchers dan 1 T-Mk 6 torpedo decoy.

Electronic Support Measures (ESM) dari tipe DR-3000 (Dalam proses pemasangan) menggantikan Susie yang telah uzur.

Pemandu tembakan optronik dari jenis Liod Mk1.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved