Surya Militer
KKB Papua Sayap OPM Janji Tak Akan Ganggu Peparnas XVI di Jayapura dan Nyatakan Siap Mendukung
KKB Papua dari sayap OPM menyatakan dengan tegas tak akan mengganggu jalannya Peparnas XVI di Jayapura, Papua.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
Amos menyerukan maklumat tersebut dilaksanakan dan dipatuhi seluruh tentara OPM.
Menyikapi hal itu, Kepala Perwakilan Komnas HAM Papua dan Papua Barat, Frits Ramandey memberikan apresiasi atas seruan TPNPB-OPM.
“Komnas HAM memberikan apresiasi Hak asasi kepada TPNPB-OPM yang mengeluarkan seruan itu,” kata Frits lewat telewicara kepada Tribun-Papua.com, Selasa (14/9/2021) sore.
Frits menilai seruan dalam maklumat itu sebagai bukti bahwa OPM memiliki tangungjawab memberikan hak rasa aman bagi tamu yang datang dari luar Papua.
“Saya memandang seruan ini sebagai tangungjawab dan pertisipasi pimpinan kelompok sipil bersenjata untuk memberikan pesan perdamaian, tapi juga menertibkan seluruh jajarannya,” ujarnya.
Komnas HAM menyebut, apabila seruan yang beredar benar-benar dari OPM, maka dipastikan tidak akan ada gangguan selama PON XX berlangsung di Papua.
“Struktur TPNPB-OPM sudah jelas dan terstruktur, sehingga pasti diikuti semua kelompok sipil bersenjata,” katanya.
“TPNPB-OPM bahkan merupakan organisasi tertua di Papua. Kami dari Komnas HAM memberikan apresiasi hak asasi aman yang diberikan oleh TPN OPM,” pungkas Frits.
Anggota KKB Papua Menyerah Bertambah karena Kesuksesan PON

Sementara itu, berkat keberhasilan pemerintah menyelenggarakan PON XX Papua, anggota KKB Papua menyerah bertambah lagi.
Mereka menyerahkan beberapa senjata dan amunisi kepada aparat, serta berjanji setia kepada NKRI.
Berlokasi di Aula Kodim 1709/Yawa, Danrem 173/PVB Brigjen TNI Iwan Setiawan dan Dandim 1709/Yawa Letkol Inf Leon Pangaribuan menerima langsung 6 pucuk senjata rakitan beserta munisinya, pemberian dari KKB Papua yang ada diwilayah Distrik Angkaisera dan Distrik Yapen Utara Kab. Kepulauan Yapen.
Danrem 173/PVB mengungkapkan, dua anggota KKB Papua tersebut menyerahkan 6 pucuk senjata api rakitan yang terdiri dari 4 pucuk laras panjang, 2 pucuk laras pendek (pistol), 97 butir munisi, 1 buah HT, 4 lembar bendera bintang kejora dan beberapa dokumen.
Mereka tergerak untuk menyerah dan kembali ke NKRI setelah melihat keseriusan Pemerintah Indonesia karena telah membangun Papua dan ditambah terlaksananya PON yang sangat megah.
“Sebenarnya mereka sudah begitu lama menyimpan senjata beserta amunisi ini, sebab mereka itu beranggapan Papua akan merdeka.