Maksud Sebenarnya Pernyataan Menpora Zainudin Soal Fajar/Rian yang Kontroversial & Viral di Twitter
Terungkap maksud sebenarnya pernyataan Menpora Zainudin Amali tentang pasangan ganda putra Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
"Mana berita tentang Fajar dan Rian yang tidak dikenal itu?
Padahal, maksud saya adalah memuji strategi pelatih ganda putra kita karena menurunkan Fajar/Rian," kata Zainudin Amali dikutip dari situs Kemenpora, Kamis (21/10/2021).
"Saya memuji strategi itu karena mungkin saja pihak lawan belum terlalu mengenal permainan Fajar/Rian," tutur Zainudin Amali.
"Sebab, ranking Fajar/Rian saat ini masih di bawah Markus/Kevin dan Ahsan/Hendra. Pola permainan Markus/Kevin dan Ahsan/Hendra pasti sudah sangat dikenal lawan," ucap Zainudin Amali.
"Saya juga mengapresiasi PBSI yang sudah mempersiapkan lapisan pemain atau regenerasi ganda putra kita. Itu saja sebenarnya yang saya jelaskan," ujar Zainudin Amali.
Menpora Zainudin Amali Minta Maaf Soal Bendera Merah Putih
Sebelumny, Zainudin Amali juga memberi pernyataan setelah masyarakat menyoroti tidak ada bendera merah putih di prosesi juara Thomas Cup 2020, Minggu (17/10/2021) malam.
Zainudin Amali secara terbuka meminta maaf soal kejadian tidak ada bendera Indonesia Merah Putih di podium juara Thomas Cup 2020.
Begitu Indonesia menjadi juara Thoams Cup 2020, usai mengalahkan China 3-0 pada final di Ceres Arena, Aarhus, Denmark.
Indonesia harus menunggu selama 19 tahun lamanya guna menjadi juara Thomas Cup.
Sayangnya, perayaan kemenangan Indonesia di Thomas Cup 2020 tidak lengkap.
Tidak ada bendera Indonesia yang ditampilkan dalam seremoni penyerahan trofi saat lagu Indonesia Raya dikumandangkan.
Absennya bendera merah putih disebabkan hukuman yang diberikan Badan Anti-doping Dunia (WADA) kepada Lembaga Anti-doping Indonesia (LADI).
WADA memasukkan LADI ke dalam sanksi ketidakpatuhan karena tidak dapat memenuhi target rencana tes doping pada 2020.
Tak hanya LADI yang terkena imbasnya, Indonesia juga kehilangan beberapa hak dalam olahraga internasional.