Biodata Pratikno Orang Kepercayaan Jokowi yang Disorot karena Kunjungi Jenderal Andika Perkasa
Berikut profil dan biodata Pratikno yang baru-baru ini disorot karena pertemuannya dengan Jenderal Andika Perkasa.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
SURYA.co.id - Berikut profil dan biodata Pratikno yang baru-baru ini disorot karena pertemuannya dengan Jenderal Andika Perkasa.
Sosok Pratikno merupakan salah satu orang kepercayaan Presiden Joko Widodo ( Widodo).
Menteri Sekretaris Negara ( Mensesneg) itu baru-baru ini jadi sorotan karena kunjungannya ke Mabes AD untuk menemui Jenderal Andika Perkasa.
Terlebih lagi, kunjungan Pratikno dilakukan di tengah memanasnya bursa calon Panglima TNI pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto.
Dan Jenderal Andika Perkasa merupakan salah satu calon kuat Panglima TNI.
Baca juga: Jelang Pengajuan Calon Panglima TNI ke DPR, Mensesneg Kunjungi Jenderal Andika Perkasa Bicarakan ini
Hal ini memunculkan banyak spekulasi kalau kunjungan Pratikno merupakan "sinyal" terkait calon Panglima TNI.
Meski demikian, pengamat militer hingga anggota DPR mengatakan hal itu tak bisa menjadi indikator pasti calon Panglima TNI selanjutnya.
Lantas, seperti apa sosok hingga biodata Pratikno?
Melansir dari Wikipedia, Pratikno lahir pada 13 Februari 1962.
Ia adalah Menteri Sekretaris Negara pada Kabinet Kerja pemerintahan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang menjabat sejak 27 Oktober 2014.
Dan pada 23 Oktober 2019 ia dipilih kembali menjadi Menteri Sekretaris Negara pada Kabinet Indonesia Maju pemerintahan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin periode 2019-2024.
Sebelumnya ia merupakan rektor Universitas Gadjah Mada ke-14.
Ia juga pernah menjabat sebagai dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM.
Pada tahun 2009 silam, ia mendapat kepercayaan KPU untuk menjadi salah satu pemandu Debat Calon Presiden.
Pendidikan:
- SMPP Bojonegoro
- S1(Drs.) Ilmu Pemerintahan,Fak. Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UGM,1985.
- S2, M.Soc.Sc. in Development Administration, Birmingham University, UK, 1990.
- S3, Ph.D. in Political Science, Flinders University, Australia, 1997.
- Professor in Political Science, Universitas Gadjah Mada, Indonesia, Desember 2008.
Pengalaman profesional:
- Dean of Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia. (2008-2012).
- Moderator for Final Presidential Debate, in Indonesia, held by Commission of General Election and broadcasted by all national TV station in Indonesia, July 2009.
- Lecturer at Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia. (1986-now).
- Chief Manager of Postgraduate Program on Local Politics and Regional Autonomy, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Indonesia (2003-2008).
- Vice Dean for Academic Affairs, Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia (2001-2004).
- Member of Expert Team for Ministry of Home Affairs, Republic of Indonesia.
- Member of Academic Board for the cooperation between Universitas Gadjah Mada and Agder University College, Kristiansen, Norway (1998-2003).
- Indonesian Counterpart for the cooperation between Universitas Gadjah Mada and National University of Singapore and some other Universities in Asia and Australia (2001-2008).
- Manager for the cooperation between Postgraduate Program on Local Politics and Regional Autonomy Universitas Gadjah Mada and the Department of Asian Studies, Flinders University of South Australia (2003).
- Indonesian Counterpart for the cooperation between Institute Development Studies, Brighton, UK; Madras Institute of Development Studies, Chennai, India; Lahore University of Management Science, Pakistan, and Universitas Gadjah Mada, Indonesia (2004-2006).
- Manager for the cooperation between the Faculty of Social and Political Science Universitas Gadjah Mada with the Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Carribean Studies/ the Koninklijk Instituut voor Taal, Land, en Volkenkunde (KITLV, Leiden) (2007-2011).
- Permanent Indonesian Counterpart for Asia Barometer, Tokyo University and Chuo University, Japan. (2004-2009).
- Board for the cooperation between Center for East and South East Asian Sosial Studies (CESSAS) Universitas Gadjah Mada with Oslo University, Norway and Colombo University, Sri Lanka (2007-2009).
Pengamat Soroti Pertemuan Mensesneg & Jenderal Andika Perkasa
Sebelumnya, Pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Nefo Handayani Kertapati menyoroti pertemuan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno dengan Jenderal Andika Perkasa.
Pertemuan Mensesneg Pratikno dengan Jenderal Andika Perkasa baru-baru ini memang menyita perhatian publik.
Nuning menilai, pertemuan di antara pembantu presiden wajar dilakukan.
"Menurut saya saling mengunjungi di antara para pembantu presiden biasa saja, tidak harus kita curigai macam-macam," kata perempuan yang disapa Nuning ini, saat dihubungi Tribun, Selasa (12/10/2021).
Melansir dari Tribunnews.com dalam artikel 'Pertemuan Mensesneg dan KSAD, Pengamat Militer: Bisa Saja Sinyal Positif Istana'
Nuning berpendapat, bisa saja pertemuan tersebut mengindikasikan sinyal positif Istana untuk mengajukan Jenderal Andika Perkasa sebagai calon Panglima TNI, seperti yang sedang ramai diperbincangkan.
Namun, dia mengingatkan bahwa urusan tersebut ada di tangan Presiden Joko Widodo ( Jokowi).
"Apabila toh kedatangan Mensesneg betul urusan Panglima TNI dan yang jadi Kasad tidak salah juga yang bersangkutan punya kualitas dan pengalaman yang mumpuni," ucapnya.
Lebih lanjut, Nuning meyakini bahwa tiga kepala staf TNI saat ini memiliki peluang yang sama menjadi calon Panglima TNI pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto, yang segera memasuki masa pensiun.
"Saya tetap melihat tiga Kastaf punya kesempatan yang sama. Siapapun yang terpilih semoga yang terbaik bagi TNI dan bagi NKRI," tandasnya.
Sementara itu, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Fraksi Partai Golkar Dave Laksono juga ikut menanggapi.
“Jenderal TNI AD Andika Perkasa adalah perwira terbaik yang sekarang memimpin TNI AD.
Kunjungan Mensesneg ke beliau menunjukkan pengakuan bahwa beliau adalah prajurit TNI terbaik,” kata Dave Laksono, Selasa (12/10/2021).
Meski demikian, saat ditanya apakah kunjungan Mensesneg ke KSAD Jenderal Andika Perkasa merupakan sinyal untuk kursi Panglima TNI, Dave menilai, untuk menyimpulkan siapa pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto tidak hanya dengan indikator kedatangan Mensesneg.
“Kita tidak bisa menilai hanya dari tujuan tersebut. Siapa yang akan memimpin TNI ke depan menggantikan Marsekal Hadi adalah sepenuhnya hak prerogatif presiden,” ujarnya.
Dave lebih lanjut menyarankan berbagai pihak untuk menunggu dengan sabar siapa pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto untuk kursi Panglima TNI.
Apalagi, masih ada waktu yang cukup bagi Presiden untuk menunjuk siapa pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto.
“Masih ada cukup waktu pada masa sidang yang akan datang untuk segera mengikuti proses, sehingga DPR bisa segera menentukan. Tapi semua berdasarkan suppres dari Presiden,” ujarnya.