Bursa Calon Panglima TNI
Karier Moncer KSAL Yudo Margono Kurang Dukungan Politik Jabat Panglima TNI Dibanding Andika Perkasa
Karier moncer KSAL Laksamana Yudo Margono dinilai pengamat Universitas Esa Unggul, M Jamiluddin Ritonga tak ada jaminan jabat Panglima TNI.
SURYA.co.id - Karier moncer Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono dinilai pengamat Universitas Esa Unggul, M Jamiluddin Ritonga tak ada jaminan jabat Panglima TNI.
Saat ini, saat ini giliran matra Angkatan Laut mengisi kursi Panglima TNI menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto yang pensiun pada November 2021, tapi hak prerogatif tetap di tangan Presiden. Artinya, Presiden lah yang memiliki hak istimewa untuk memilih siapa calon Panglima TNI mendatang.
Pesaing berat Yudo Margono yang berpeluang menduduki kursi Panglima TNI mendatang adalah Jenderal Andika Perkasa. Menantu mantan kepala Badan Intelejen Indonesia (BIN) Hendropriyono itu saat ini menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).
Apa yang menyebabkan Yudo Margono memiliki peluang kecil menggantikan Hadi Tjahjanto daripada Jenderal Andika Perkasa?
Menurut Jamiluddin, Yudo tidak memiliki sosok yang bisa menjamin dirinya menjadi Panglima TNI. "Yudo semata mentereng dari karier militernya, namun tidak ada yang menggaransi ke Presiden Jokowi."
"Tentu ini menjadi titik lemah Yudo Margono," ujar Jamiluddin, Jumat (1/10/2021).
Selain itu, katanya, hingga saat ini belum terdengar dukungan terhadap Yudo dari anggota Komisi I DPR. Ia mengatakan, jika Yudo tak memiliki dukungan dari anggota Komisi I DPR, hal ini akan berpengaruh pada uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) nantinya.
"Hal ini juga menjadi titik lemah bagi Yudo manakala ikut uji kepatutan dan kelayakan di DPR RI," tambahnya.
Berbeda dengan Yudo, Jenderal Andika Perkasa punya faktor kedekatan dan kepercayaan dari Presiden Jokowi. Ia mengungkapkan, kedekatan ayah mertua Andika, Hendropriyono, dengan Jokowi, bisa menjadi jaminan bagi sang Jenderal untuk melenggang ke kursi nomor satu di militer.
Karena, menurut Jamiluddin, proses pemilihan Panglima TNI sangat kental bermuatan politis. "Kedekatan Presiden dengan Hendropriyono kiranya menjadi garansi bagi Jokowi untuk memilih Andika Perkasa."
"Hal itu akan menguatkan kepercayaan Jokowi terhadap Andika Perkasa," bebernya.
Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi sebelumnya mengungkapkan hal serupa. Meski menilai peluang Yudo menjadi Panglima TNI semakin menguat seiring berjalannya waktu, namun sang Laksamana tak memiliki pendukung kuat.
Hal ini tentu saja, kata Khairul, membuat peluang Yudo menjadi Panglima TNI lebih kecil dibanding Andika. "Andika Perkasa memiliki endorser kuat sekaligus barrier (penghalang)."
"Melalui sosok ayah mertuanya, Hendropriyono, maupun dari beragam pernyataan dukungan dari sejumlah politisi dan tokoh," tutur Kahirul, Selasa (14/9/2021), dilansir Tribunnews.
Kendati demikian, melihat dari masa aktif keduanya, jika Andika menjadi Panglima TNI akan mengurangi efektivitas kepemimpinan dan pengelolaan organisasi. "Andika Perkasa sekitar 1 tahun lebih sedikit. Sementara Yudo Margono memiliki masa aktif 2 tahunan lebih."
"Dari sisi organisasi, masa yang singkat jelas akan mengurangi efektivitas kepemimpinan dan pengelolaan organisasi," ujarnya.
DPR minta Presiden segera kirim surpres
Wakil Ketua DPR RI baru pengganti Azis Syamsuddin, Lodewijk F Paulus, meminta agar Jokowi segera mengirim Surat Presiden (Surpres) nama calon Panglima TNI.
Ia berharap, Supresi diajukan sebelum DPR memasuki masa reses pada 7 Oktober 2021.
"Di Komisi I ada pergantian Panglima TNI, ya kita menunggu, kita monitor."
"Mudah-mudahan Bapak Presiden segera mengajukan calon Panglima TNI," ujar Lodewijk di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (30/9/2021), dilansir Tribunnews.
"Sehingga diharapkan sebelum itu dengan massa reses yang insyaallah selesai tanggal 7 (Oktober), kita sudah bisa memiliki Panglima TNI."
"Kalau enggak kita menunggu total waktu persiapan sangat sempit," pungkasnya.
Sementara itu, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Pratikno, memastikan Surpres akan dikirim secepatnya.
Dilansir Tribunnews, ia menilai masih cukup waktu untuk menentukan pengganti Hadi, karena sang Marsekal pensiun pada akhir November.
"Belum ini tadi barusan saya sampaikan jadi kita akan ajukan secepatnya," kata Pratikno di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (29/9/2021).
"Jadi kita masih cukup punya waktu," imbuhnya.
Pratikno pun memastikan pihaknya sudah berkomunikasi dengan Ketua DPR RI, Puan Maharani, mengenai Surpres Panglima TNI.
"Tapi kita akan lakukan secepatnya dan ada waktu bagi DPR," tandasnya.
Draft surpres calon Panglima TNI sudah siap
Dikutip dari tribunnews (grup surya.co.id), saat ini draf surat presiden (Surpres) terkait nama calon Pengalima TNI telah siap, dan tinggal menunggu waktu dikirim ke DPR RI.
Dua nama, Jenderal Andika Perkasa dan Laksamana Yudo Margono menjadi dua kandidat yang santer dikabarkan akan menjadi pilihan Presiden Jokowi.
Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman, mengungkapkan nama calon pengganti Panglima TNI ini merupakan hak prerogatif dari Presiden Jokowi.
"Ini bagian dari hak prerogatif beliau. Jadi yang kita tahu, ada waktu di mana Pak Panglima akan selesai masa tugasnya. Dan secara prosedural tentu ada penggantian. Mengenai prosesnya itu betul-betul di tangan Presiden Joko Widodo," jelas Fadjroel di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, (28/9/2021).
Terkait kapan surat Presiden tersebut akan dikirimkan, Fadjroel mengaku belum mendapatkan informasi mengenai hal itu. Ia meminta agar hal ini ditanyakan kembali ke Kementerian Sekretariat Negara.
"Sampai hari ini kami belum mendapatkan informasi mengenai surat Presiden tersebut. Dan menurut hemat kami itu wewenang dari Kementerian Setneg," kata dia.
Meski demikian, ia menyampaikan Presiden akan menaati prosedur dan aturan yang berlaku dalam proses pergantian Panglima TNI.
"Selama ini Presiden kan selalu menaati apa yang kita sebut sebagai good governance. Jadi kalau Presiden selalu taat kepada konstitusi dan peraturan perundang-undangan berarti itu jalan proseduralnya."
"Jadi beliau pasti akan taat sesuai apa yang disampaikan melalui kewajibannya beliau untuk mematuhi peraturan perundang-undangan," jelasnya.
Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad meminta semua pihak bersabar menunggu proses pergantian Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto yang akan memasuki masa pensiun pada 8 November 2021.
Dasco menegaskan, DPR hingga kini masih menunggu penyerahan nama calon panglima yang sepenuhnya merupakan wewenang Presiden.
"Jadi nanti kita tinggal tunggu saja, karena DPR enggak mungkin dalam posisi bertanya kepada Pak Presiden, mana surpresnya (surat presiden) Pak Presiden? Kan enggak begitu," kata Dasco dalam keterangan video, Selasa (7/9/2021).
Dasco berharap Surpres tersebut dapat sampai ke DPR sebelum masa reses yaitu 7 Oktober 2021.
Pasalnya, Ketua Harian DPP Partai Gerindra itu mengungkapkan, uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test tak bisa diadakan saat reses.
"Jadi maksud saya, Presiden tentunya sudah menghitung kapan memasukkan surat sehubungan dengan agenda DPR yang reses tanggal 7 Oktober dan masuknya 7 November. Saya pikir, beliau sudah menghitung," jelasnya.
Lebih lanjut, Dasco menjelaskan bahwa proses fit and proper test terhadap calon panglima juga tergantung jumlah nama calon yang diserahkan Presiden. Menurut dia, proses tersebut akan lebih cepat apabila nama yang diserahkan hanya satu orang.
"Ya biasa kan memang kalau namanya cuma satu itu kan enggak terlalu lama, cukup 2-3 hari. Kecuali namanya lebih dari 2," tutur dia
Lalu siapa sebenarnya Jenderal Andika Perkasa dan Laksamana Yudo Margono?
Berikut profil dan biodatanya:
Jenderal Andika Perkasa
Jenderal Andika Perkasa saat video conference dengan Angkatan Darat Australia membahas latihan perang. (Youtube TNI AD)
Andika Perkasa lahir di Bandung, Jawa Barat pada 21 Desember 1964.
Andika merupakan lulusan Akademi Militer tahun 1987.
Andika menjadi jenderal TNI yang memiliki gelar akademik sangat panjang.
Di belakang namanya tercantum titel S.E., M.A., M.Sc., M.Phil., Ph.D.
Dikutip dari wikipedia, Andika adalah lulusan The Military College of Vermont, Norwich University (Northfield, Vermont, USA), National War College, National Defense University (Washington D.C., USA).
Dia juga lulus dari kampus ternama lainnya, Harvard University (Massachusetts, USA) dan The Trachtenberg School of Public Policy and Public Administration, The George Washington University (Washington D.C., USA).
Selain pendidikan umum, Andika yang lulus Akademi Militer tahun 1987 ini mengikuti Sesarcab Infanteri, Pendidikan Komando
Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad) (Lulusan Terbaik Susreg XXXVII 1999/2000), Sesko TNI hingga Lemhannas RI
Andika Perkasa ialah perwira TNI dengan segudang prestasi.
Dikutip dari Tribunnews (grup Surya.co.id), Kamis (22/11/2018) rekam jejak militernya dimulai ketika lulus Akademi Militer (Akmil) tahun 1987.
Setelahnya Andika menjalani pendidikan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad) (Lulusan Terbaik Susreg XXXVII 1999/2000).
Andika kemudian bergabung dengan Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Kariernya di Korps Baret Merah sangat cemerlang.
Ia pernah menjabat sebagai Komandan Peleton (Danton) Grup 2/Para Komando Kopassus (1987), Komandan Unit 3 Grup 2/Para Komando Kopassus (1987) hingga Komandan Tim 3 Sat Gultor 81 (1995).
Karir militer Andika sangat panjang dan cemerlang hingga terakhir dirinya menjabat sebagai Pangkostrad.
Ada satu prestasi operasi militer amat cemerlang yang dilakukan oleh Andika.
Dikutip Surya.co.id dari bbc.co.uk, pada tahun 2002 salah satu letnan Al-Qaeda yang merupakan tangan kanan Osama bin Laden, Omar al-Faruq merencanakan pemboman kedutaan Amerika Serikat (AS) di berbagai negara.
Andika Perkasa juga dikenal sebagai menantu mantan Kepala BIN AM Hendropriyono.
Sang istri, Diah Erwiany merupakan putri dari mantan Kepala BIN.
Laksamana Yudo Margono
Laksamana Yudo Margono merupakan alumnus Akademi Angkatan Laut angkatan ke-XXXIII/tahun 1988.
Yudo menjabat sebagai Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I (Pangkogabwilhan I) sejak 24 September 2019.
Laksamana Madya Yudo Margono, KSAL yang akan dilantik Rabu (20/5/2020) (kompas.com)
Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I atau Kogabwilhan I adalah komando utama operasi Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Kogabwilhan I merupakan satuan baru yang langsung berada di bawah komando Panglima TNI.
Markas Kogabwilhan I berada di Jalan MT Haryono Km 3,5 Tanjung Pinang, Kepulauan Riau.
Pangkogabwilhan I mempunyai wilayah kerja yang mencakup daratan, laut dan udara.
Wilayah darat meliputi Pulau Sumatera, DKI, Banten, Jawa Barat, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.
Adapun wilayah laut mencakup perairan di sekitar Sumatera, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Alur LAut Kepulauan Indonesia (ALKI-1) beserta perairan sekitarnya.
Kawasan udara mencakup wilayah di atas Sumatera, DKI jakarta, Banten, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan ALKI-1 beserta perairan sekitarnya.
Yudo juga sempat menjabat sebagai Panglima Komando Armada 1.
Laksamana Madya Yudo Margono lahir di Madiun, Jawa Timur, 26 November 1965.
Melansir dari Wikipedia, berikut pendidikan militer Laksamana Madya Yudo Margono :
- AAL (1988)
- Kursus Korbantem (1989)
- Kursus Perencanaan Operasi Amphibi (1990)
- Kursus Pariksa (1992)
- Dikspespa/Kom Angkatan 6 (1992/1993)
- Diklapa ll/Koum Angkatan 11 (1997/1998)
- Seskoal A-40 (2003)
- Sesko TNI A-38 (2011)
- Lemhannas Rl PPRA A-52 (2014)
Karier militer :
- Asisten Perwira Divisi (Aspadiv) Senjata Artileri Rudal di KRI YNS 332 (1988)
- Kadep Ops KRI Ki Hajar Dewantara 364
- Palaksa KRI Fatahillah 361
- Komandan KRI Pandrong 801
- Komandan KRI Sutanto 877
- Komandan KRI Ahmad Yani 351
- Komandan Lanal Tual (2004—2008)
- Komandan Lanal Sorong (2008—2010)
- Komandan Satkat Koarmatim (2010—2011)
- Komandan Satkor Koarmatim (2011—2012)
- Komandan Kolat Armabar (2012—2014)
- Paban II Opslat Sops Mabesal (2014—2015)
- Komandan Lantamal I Belawan (2015—2016)
- Kepala Staf Koarmabar (2016—2017)
- Pangkolinlamil[1][2][3] (2017—2018)
- Pangarmabar (2018)
- Pangarmada I (2018—2019)
- Pangkogabwilhan I (2019—2020)
- Kasal (mulai 2020 - )