Kriminolog Sebut Pembunuh Ibu dan Anak di Subang Tak Mungkin Tanpa Jejak, Libatkan Pembunuh Bayaran?

Kemungkinan keterlibatan pembunuh bayaran dalam kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang diungkapkan Guru Besar Kriminologi Universitas Padjajaran

Editor: Musahadah
kolase youtube Kompas TV/Tribun Jabar
Guru besar kriminologi Prof Yesmil Anwar menganalisis pembunuhan ibu dan anak di Subang. 

SURYA.CO.ID - Kemungkinan keterlibatan pembunuh bayaran dalam kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang diungkapkan Guru Besar Kriminologi Universitas Padjajaran Bandung, Prof Yesmil Anwar.   

Menurut Yesmil Anwar, pembunuhan Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu ini laiknya kasus pada umumnya. 

Meskipun ada sejumlah kejanggalan seperti tidak adanya sidik jari pelaku di tubuh korban, sinyal ponsel yang tidak terdeteksi dan pemeriksaan tes kebohongan yang tidak membuahkan hasil, kriminolog ini meyakini ada jejak pembunuh di kasus ini. 

"Tidak mungkin tanpa jejak, masyarakat juga membutuhkan keadilan. tanpa jejak seolah-olah akan raib," katanya dikutip dari program Aiman di Kompas TV, Senin (27/9/2021). 

"Bukan tanpa jejak tidak bisa diselidiki, tetapi harus berlomba dengan kejahatan itu," sambungnya. 

Baca juga: Tangis Yosef Pecah Minta Pembunuh Ibu dan Anak di Subang Menyerahkan Diri, Siap Disumpah Pakai Quran

Biasanya, menurut Yesmil kejahatan itu selangkah lebih maju dari polisi, karena itu polisi harus menngejarnya. 

Dilihat dari motif utama kejahatan biasanya karena ekonomi (ekonomi), kekuasaan dan hubungan sosial. 

Biasanya konflik atau hubungan sosial inilah motif kejahatan dalam keluarga. 

"Jejak harus menunjuk pada bukti, harus dikembalikan pada profesionalitas polisi, olah tkp, forensik bekerja," katanya. 

Menurut Yesmil, kasus ini sangat menarik kalau dilihat dari apakah ada kejahatan dilakukan oleh orang profesional atau pembunuh bayaran.

Bisa terjadi pembunuhan ini dilakukan pembunuh bayaran karena kejahatan semacam ini bisa ada yang menyuruh (aktor intelektual), ada yang melakukan dan membantu melakukan.

"Yang melakukan itu siapa? Orang yang demikian sempurna merancang pembunuhan berencana sehingga jejak hilang dalam pengertian tanda kutip karena tidak mungkin jejak hilang," katanya.

Karena itu lah, menurut Yesmin, profesionalitas polisi diuji di sini.

Kejahatan Unik

Sebelumnya, Kriminolog Ikrak Sulhin menyebutkan, pembunuhan ibu dan anak di Subang masuk dalam tipologi kejahatan yang "unik".

Hal itu didasarkan Ikrak Sulhin pada kajian dan hasil penelitian yang ada selama satu bulan ini.

Menurutnya, pembunuhan biasanya dilakukan oleh orang terdekat karena masalah interpersonal, sehingga jarang dilakukan oleh orang asing.

“Sebenarnya dari sisi kriminologi, pembunuhan itu tipologi kejahatan yang “unik”. Maksudnya kalo dari sisi persentase, kalau kita membaca hasil penelitian kemudian melihat kajian-kajian yang pernah dilakukan dalam konteks krimonologi, pembunuhan itu adalah tipologi kejahatan yang lebih cenderung dilatarbelakangi oleh adanya dispute interpersonal,” ungkap Ikrak dalam wawancara di TVOne belum lama ini.

“Jadi jarang sekali ada pembunuhan yang dilakukan oleh stranger atau orang asing, kecuali yang bersifat instrumental,” tambahnya.

Ikrak menyebutkan jika pembunuhan dilakukan oleh orang asing, biasanya pelaku melakukan kejahatan yang lain, bukan semerta-merta ingin membunuh.

Misalnya, seperti melakukan perampokan kemudian ketahuan sehingga pelaku terpaksa menggunakan kekerasan dan bisa berujung pada pembunuhan.

Namun, biasanya aksi pembunuhan memang lebih bersifat interpersonal.

“Tetapi memang umumnya lebih bersifat interpersonal, itulah yang menyebabkan kenapa biasanya kepolisian ketika melakukan penyelidikan, akan mengembangkan teori bahwa kemungkinan pertama yang bisa disuspect sebagai pelaku adalah mereka yang berada dalam lingkar terdekat dengan korban,” ungkap Ikrak.

Dalam kasus pembunuhan, diungkapkan terdapat konteks situasional yang memang mungkin bisa mendasari terjadinya peristiwa tersebut, termasuk masalah asmara, sakit hati, dendam dan keuangan.

Namun, Ikrak menyatakan penyelidikan awal atas kasus pembunuhan akan tetap diawali dengan pencarian kemungkinan konflik dengan orang terdekat.

“Sekali lagi saya tidak ingin berspekulasi, tapi biasanya dalam kasus-kasus seperti ini akan selalu diawali dengan pencarian kemungkinan dispute atau persoalan yang terjadi antara korban dengan orang-orang tertentu yang diperkirakan sebagai pelaku,” ungkapnya.

Ketika ditanya terkait kemungkinan indikasi pembunuhan berencana dalam kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat, Ikrak menyatakan jika kasus pembunuhan yang dilatarbelakangi oleh persoalan antar-individu, selalu berkemungkinan dilakukan secara berencana.

Meskipun, dirinya mengatakan enggan untuk berspekulasi dan semuanya didasarkan atas penelitian kasus sebelumnya.

“Biasanya, kasus pembunuhan yang dilatarbelakangi oleh persoalan interpersonal atau dispute antar-satu individu dengan induvidu lain itu selalu kemungkinan berencana,” ungkapnya.

“Artinya, memang sudah sesuatu yang ada pentahapan, misalnya tahap pertama itu adalah mungkin dia merasa sakit hati, kemudian dia tidak lagi bisa “berdamai” dengan perasaan yang dia miliki, lalu dia mungkin masuk ketahap berikutnya yaitu pembalasan,” tambahnya.

“Nah, pembalasannya ini biasanya dilakukan secara berencana”.

Biasanya, pembunuhan yang tidak terencana dilakukan oleh orang asing, ungkap Ikrak.

Pembunuhan semacam itu akan terlihat karena memiliki ciri tertentu yang membedakannya dengan pembunuhan terencana.

“Kalau pembunuhan oleh stranger, itu biasanya tidak terencana dan akan terlihat dari ketidakrapihan,” kata Ikrak.

“Mungkin akan lebih memudahkan untuk menemukan beberapa indikasi bahwa ini adalah ada unsur perlawanan dari korban, itu mengindikasikan pelaku bisa saja adalah orang asing bagi korban,” tambahnya.

Kriminolog Sebut Pembunuhan Ibu dan Anak Subang Masuk Dalam Tipologi 'Unik': Bersifat Interpersonal
Kriminolog Sebut Pembunuhan Ibu dan Anak Subang Masuk Dalam Tipologi 'Unik': Bersifat Interpersonal (Youtube TV One)

Dugaan Lambatnya Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Terungkap

Sebulan sudah berlalu sejak penemuan jasad Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23), pelaku yang bertanggung jawab atas peristiwa itu belum juga ditemukan.

Jasad Tuti dan Amalia sebelumnya ditemukan di bagasi Alphard di rumahnya di Kampung Ciseuti, Desa Jalancagak, Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang, Jawa Barat pada Rabu (18/8/2021).

Kepolisian melalui oleh Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Rusdi Hartono, mengaku kesulitan ungkap kasus pembunuhan ibu dan anak itu karena tidak ada satu pun saksi yang melihat secara langsung kejadian pembunuhan.

Ikrak Sulhin mengungkapkan dugaan-dugaannya terkait proses panjang pembunuhan ibu dan anak di Subang tersebut.

“Saya tidak ingin mendahului penyelidikan yang dilakukan kepolisian saat ini, tetapi tentu ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan proses penyelidikan itu terhambat,” ungkap Ikrak Sulhin dikutip dari YouTube tvOneNews pada Sabtu (25/9/2021).

Ikrak Sulhin menyatakan adanya dua kemungkinan yang mendasari lamanya proses penyelidikan kasus yang sudah berlangsung satu bulan itu.

Penentuan motif pelaku oleh kepolisian dikatakan sebagai faktor pertama.

“Pertama tentu menemukan motif,” kata Ikrak Sulhin.

“Jadi motif ini bisa diketahui misalnya dalam komunikasi terakhir atau via media sosial, atau ada mungkin ada saksi yang mendengar pembicaraan antara korban dengan beberapa orang yang diperkirakan sebagai pelaku,” tambahnya.

Kemudian, sulitnya menemukan bukti dan petunjuk dalam kasus pembunuhan Tuti dan Amalia itu juga menjadi faktor terhambatnya pengungkapan pelaku.

“Kedua tentu menemukan bukti atau petunjuk. Nah, ini kan sesuatu yang tidak mudah juga. Tadi sudah diungkapkan terkait DNA dan mengenai DNA juga tidak mudah, mesti ada pembanding,” katanya.

“Kemudian juga rekaman CCTV, dari yang saya lihat (dalam) perkembangan kasus ini, memang ada beberapa rekaman yang memberi petunjuk-petunjuk tertentu ya, tetapi sejauh mana petunjuk itu dapat bermanfaat bagi pengungkapan tentu ini akan kembali kepada kepolisian,” tambahnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved