UPDATE 4 Prajurit TNI Gugur Diserang KKB Papua di Maybrat: Asabri Berikan Santunan Khusus

Berikut update terbaru tentang empat prajurit TNI gugur diserang KKB Papua di Kabupaten Maybrat. Asabri berikan santunan khusus.

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
tribun papua
Jenazah 4 Prajurit TNI yang gugur diserang KKB Papua di Pos Rayon Militer (Posramil) Kisor, Kabupaten Maybrat, Kamis (2/9/2021). Asabri Berikan Santunan Khusus. 

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi

SURYA.co.id - Berikut update terbaru tentang empat prajurit TNI gugur diserang KKB Papua di Kabupaten Maybrat.

Empat prajurit TNI yang gugur mendapatkan santunan risiko kematian khusus dari asabri.

Bantuan ini diberikan sebagai bentuk penghargaan negara terhadap jasa para anggota TNI Yang Gugur.

Empat Keluarga Anggota TNI yang gugur saat bertugas di papua hadir saat penyerahan santunan.

Yakni keluarga dari almarhum kopda anumerta mumahmmad dhirmansyah praka anumerta sul ansyari  anwar sertu anumerta ambrosius apri yudiman dan kapten anumerta dirman.

Baca juga: KKB Papua Lamek Taplo Diduga Balas Dendam Setelah Anggotanya Disergap TNI, Bakar Truk dan Ekskavator

Penyerahan santunan risiko kematian khusus ini dihadiri secara daring oleh direksi dan komisaris asabri, Pangdam XIV hasanuddin serta pangdam xiii merdeka.

"untuk keluarga praka anumerta sul ansyari dan kopda anumerta muhammad dhirhamsyah penyerahan santunan diserahkan langsung secara simbolis oleh kepala kantor cabang asabri makassar"ungkap Kakancab Asabri Makassar Maman Suhendar, melansir dari Kompas TV.

Setiap Anggota TNI Yang Gugur Mendapat Santunan Risiko Kematian Khusus Sebesar 450 Juta Rupiah Serta Bea Siswa Bagi Anak Almarhum Sebesar 30 Juta Rupiah.

Santunan risiko kematian khusus ini sebagai bentuk penghargaan negara terhadap jasa para anggota tni yang gugur saat menjalankan tugas di papua beberapa waktu lalu demi menjaga keutuhan NKRI.

Situasi Terkini Maybrat

Sementara itu, sekitar 700 warga dari 18 kampung di Kabupaten Maybrat, Papua Barat, mengungsi ke hutan setelah 4 prajurit TNI gugur diserang KKB Papua.

Mereka menghindari dampak operasi aparat keamanan setelah insiden tersebut.

Menurut Direktur Eksekutif Lembaga Penelitian, Pengkajian, dan Pengembangan Bantuan Hukum (LP3BH) Manokwari Yan Christian Warinussy saat dihubungi dari Jayapura, Senin (6/9/2021), ratusan warga itu mengungsi ke  hutan sejak tiga hari lalu.

”Warga yang mengungsi berasal dari sejumlah kampung di Distrik Aifat Selatan, antara lain Kisor, Krus, Imson, Buohsa, Asiaf Saman, Fuog, Fuog Selatan, Sorry, Awet Maim, Roma, Tolak, Kaitana, Yeek, Same Rakator, Sanem, Tahsimara, Hira Iek, dan Tahmara,” ujar Yan, melansir dari Kompas.id dalam artikel 'Warga Mengungsi ke Hutan Pasca-penyerangan Pos Koramil Kisor'

Ia menuturkan, para pengungsi tidak hanya orang dewasa, tetapi juga anak-anak dan anak balita.

”Warga merasa sangat ketakutan menjadi korban dalam operasi ini.

Kami berharap operasi penyisiran untuk mencari para pelaku tidak menyasar warga sipil yang tidak bersalah,” kata Yan.

Ia menambahkan, LP3BH Manokwari memohon perhatian Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan dan Pemerintah Kabupaten Maybrat untuk memastikan keselamatan para warga  sipil yang mengungsi itu.

”Kami berharap upaya penegakan hukum bagi para pelaku penyerangan Posramil Kisor tersebut tetap melindungi warga setempat yang tidak bersalah,” ujarnya.

Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan mengakui, Kampung Kisor dalam keadaan kosong karena masyarakatnya merasa ketakutan dan trauma dengan kejadian penyerangan pos koramil tersebut.

Ia pun mengimbau masyarakat agar segera kembali ke kampungnya.

”Panglima Kodam XVIII/Kasuari dan Kapolda Papua Barat telah menjamin keamanan bagi masyarakat untuk beraktivitas seperti biasanya.

Kami berharap masyarakat bisa mengajak para pelaku segera menyerahkan diri,” kata  Dominggus.

Panglima Kodam XVIII/Kasuari Mayor Jenderal TNI I Nyoman Cantiasa mengatakan, ia menjamin pengejaran para pelaku tetap mengedepankan keselamatan masyarakat.

Sebab, keselamatan masyarakat ini adalah hukum yang tertinggi.

”Saya bersama Gubernur Papua Barat dan Kapolda akan melindungi masyarakat dari ancaman teror, seperti penyerangan Pos Koramil Kisor.

Kami akan memperkuat setiap pos dan  bersinergi dengan pihak kepolisian sehingga masyarakat dapat bekerja dengan aman,” kata Cantiasa.

Ancaman Serius Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa

Ancaman serius disampaikan Pangdam Kasuari, Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa akan memburu anggota KKB Papua hidup atau mati setelah secara keji menewaskan 4 prajurit TNI.

Kabar terbaru, tiga pelaku pembantaian terhadap prajurit TNI yang berjaga di Posramil Kisor Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat, Papua Barat telah ditangkap.

Dari mereka, polisi akan menelusuri para pelaku lainnya. Informasi sebelumnya, Pratu Iqbal Abdullah menyebutkan, penyerangan dilakukan sekitar 50 orang. Mereka menggunakan kapak, prang, panah hingga senjata api. 

Pratu Iqbal merupakan salah satu prajurit TNI yang berhasil menyelamatkan diri dari pembantaian secara keji tersebut.

Saat ini, sudah tiga terduga pelaku ditangkap aparat gabungan. Pihak TNI sendiri mengaku sudah mengantongi 20 nama lainnya. 

Pascaperistiwa itu, Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa pun marah. Ia berjanji untuk menghancurkan KKB Papua yang tergabung dalam Komite Nasional Papua Barat (KNPB).

Kini, ancaman lebih serius diungkapkan mantan Danjen Kopassus tersebut, yakni memburu kelompok teroris KKB Papua hidup atau mati.

Hal itu diungkapkan melalui Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVIII/Kasuari Letkol Arm Hendra Pesireron. 

"Walau mereka tetap bersembunyi, kami akan tetap memburu hidup atau mati," tegas Hendra, Minggu (5/9/2021).

Selain penegasan tersebut, kata Hendra, pihaknya juga telah mengantongi sedikitnya 20 pelaku dari KNPB.

"Kami akan memberikan jaminan keamanan kepada masyarakat. Jadi jangan takut, yang kami buru adalah mereka (KNBP) yang terlibat dalam kasus ini," tukasnya.

Sebelumnya, Bupati Maybrat, Bernard Sigrim mengatakan peristiwa di Posramil Kisor, Maybrat, Papua Barat, merupakan pembantaian yang paling sadis sepanjang sejarah masyarakat Ayamaru, Aitinyo dan Aifat.

"Siapapun orang yang beragama, bahkan binatang sekalipun tidak pernah melakukan tindakan sesadis ini," katanya.

Terpisah, Kapolres Sorong Selatan, AKBP Choiruddin Wachid mengatakan pihaknya telah mengamankan tiga pelaku, dan satu di antaranya telah membeberkan kronologis penyerangan tersebut.

"Satu pelaku inisial MY (20) sudah mengaku, dan dia berperan sebagai mata-mata sebelum aksi tersebut," kata Wachid.

Sekira pukul 03.00 WIT, Kamis (2/9/2021), kata Wachid, terdapat 13 orang termasuk MY langsung melakukan penyerangan.

"Mereka bagi menjadi 4 tim, ada yang pantau dari sisi belakang dan depan, sebagian langsung masuk ke dalam pos," ungkap Choiruddin.

"Dalam pos itu ada tiga bilik. Si MY dan kedua rekannya ini mendapati tugas di bilik yang kedua," jelasnya.

Ia menuturkan, untuk kedua orang yang membantu MY hingga kini masih dalam proses penyelidikan.

"Kemudian MY keluar untuk melakukan pemantauan, setelah itu terjadilah pembacokan," tuturnya.

Baca berita seputar pembantaian 4 prajurit TNI oleh KKB Papua di Posramil Maybrat

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved