Berita Sidoarjo
Pelaku Pembunuhan Cewek Kakak-Adik di Sidoarjo Menyesal, Cinta Berakhir Tragis
Heru Erwanto asal Ploso Klaten, Kediri, Jawa Timur awalnya berniat mengungkapkan cinta kepada Dira di rumahnya.
Penulis: M Taufik | Editor: Iksan Fauzi
SURYA.CO.ID | SIDOARJO - Heru Erwanto asal Ploso Klaten, Kediri, Jawa Timur awalnya berniat mengungkapkan cinta kepada Dira di rumahnya.
Namun, pemuda usia 25 tahun itu malah menghabisi nyawa kakak adik, Dira (20) dan Dea (13).
Peristiwa tragis itu terjadi di Dusun Wedoro Sukun, Desa Wedoro, Kecamatan Waru, Sidoarjo.
Setelah kedua korban tak bernyawa, Heru menceburkan jasad Dira dan Dea ke sumur yang memiliki kedalaman sekitar 6 meter.
Tak puas menghabisi nyawa korban, pelaku juga mengambil mobil Daihatsu Sigra dan 5 ponsel yang ada di rumah kejadian.
Kini, Heru harus mempertanggungjawabkan kelakuannya. Dia ditangkap anggota Polres Sidoarjo di tempat kosnya di Sedati.
Di sela menjalani pemeriksaan di Polresta Sidoarjo, Heru mengaku menyesal atas perbuatannya yang telah menghabisi dua nyawa tersebut.
"Menyesal pak, benar-benar saya menyesal. Saya datang ke rumah itu bukan bermaksud untuk demikian," dalihnya.
Dia mengaku datang untuk menemui Dira. Menjelaskan isi hatinya sekaligus mengklarifikasi permasalahan yang ada.
"Saya minta agar dia dan orangtuanya tidak mengatai saya terus," ujar Heru saat di Polresta Sidoarjo.
Tapi karena kedatangannya seolah ditolak, terjadilah cekcok mulut tersebut. Sampai berujung pembunuhan terhadap dua kakak-adik di rumahnya.
"Adiknya itu ikut-ikutan dengan membawa pisau, makanya saya pegangi sampai terjadi itu. Kalau kakaknya, saya cekik karena histeris itu," aku Heru.
"Pelaku ini pernah bekerja di warung kopi milik orangtua korban. Dia suka kepada korban tapi bertepuk sebelah tangan," kata Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Kusumo Wahyu Bintoro, Selasa (7/9/2021).
Kronologi kejadian
Peristiwa pembunuhan itu berawal saat pelaku datang ke rumah korban, Senin (6/92/2021) malam. Heru bermaksud menemui Dira untuk menyampaikan isi hatinya.
Saat itu, Dira sedang di rumah bersama adiknya, Dea. Dua orang tua mereka masih bekerja, menunggu warung kopi.
"Beberapa saat pelaku datang, dia sempat cekcok mulut dengan korban. Sampai tarik-tarikan, kemudian korban yang kecil ke dapur mengambil pisau untuk membantu kakaknya," urai kapolres.
Melihat itu, Heru langsung memegang tangan korban Dea. Mereka sempat tarik-menarik pisau dapur kecil yang dibawa korban. Kemudian didorong dan disayatkan ke leher korban.
Dea pun tersungkur. Darah bercucuran dari lehernya yang tersayat pisau dapur. "Melihat itu, kakaknya histeris. Dan pelaku panik," lanjutnya.
Karena panik itulah, pelaku berusaha mencekek leher korban agar diam. Dira dicekik lehernya dan ditindih oleh pelaku, sampai meninggal dunia.
Kemudian, pelaku menyeret dua korban ke belakangan rumah. Lantas menceburkan kakak-adik itu ke dalam sumur yang kedalamannya sekira 6 meter.
Rampok mobil dan 5 ponsel
Setelah menghabisi korban, pelaku berusaha kabur. Tapi beberapa saat kemudian, dia balik lagi ke rumah korban.
Mengambil mobil Daihatzu Sigra warna putih bernopol AG 1192 EK yang terparkir di rumah korban. Selain itu, pelaku juga membawa lima ponsel dari rumah itu.
Menjelang tengah malam, ibu korban pulang ke rumah. Dia curiga melihat pagar terbuka dan mobil tidak ada di parkiran.
Ke ke dalam, kecurigaan semakin menjadi melihat ada beberapa bercak darah.
Dia kemudian menghubungi suaminya. Dari sana, orangtua korban lantas melapor ke POlsek Waru.
"Berdasar laporan itu, petugas kemudian ke lokasi untuk melakukan olah TKP," ungkap Kapolres Kusumo.
Polisi menelusuri bercak darah yang ada, ternyata mengarah ke sumur. Diterangi pakai senter, terlihat ada helm di dalam sumur, kemudian diangkat.
"Dari dalam sumur, ternyata juga ada dua korban. Dari situlah petugas yakin bahwa ini peristiwa pembunuhan," lanjutnya.
Petugas kemudian melacak mobil korban, dan diketahui berada di Tambaksawah, berjarak sekira 2 kilometer dari rumah korban.
Setelah didatangi, ternyata mobil diparkir di pinggir jalan. pelakunya kabur.
Kaki Pelaku Ditembak Polisi
Penyelidikan berlanjut, beberapa jam setelah kejadian, polisi berhasil mendeteksi keberadaan pelaku.
Pemuda yang sehari-hari bekerja sebagai sopir rental itu bersembunyi di sebuah penginapan di Sedati.
Saat didatangi polisi, dia mengelak. Kemudian berusaha kabur meninggalkan lokasi.
"Dikasih tembakan peringatan, dia tetap kabur. Sehingga terpaksa dilumpuhkan mengenai kaki kanannya," urai kapolres.
Pelaku pembunuhan sadis itu kemudian dibawa ke Polresta Sidoarjo untuk menjalani pemeriksaan.
Kepada petugas, pemuda berbadan pendek ini pun mengakui telah menghabisi nyawa kedua korban.
Akibat perbuatannya, dia terancam hukuman berlapis. Termasuk PAsal 338 dan atau pasal 365 ayat 3 KUHP dan atau pasal 351 ayat 3 KUHP dan atau pasal 80 ayat 3 Undang-undang Perlindungan Anak.
Selain tersangka, polisi juga menyita sejumlah barang bukti. Mobil milik korban yang dibawa kabur pelaku, lima ponsel, pisau yang dipakai menghabisi korban, beberapa pakaian, helm, dan sejumlah barang bukti lain.
Baca berita Sidoarjo lainnya di SURYA. CO. ID