Bursa Calon Panglima TNI

4 Tugas Berat Nanti Jenderal Andika Perkasa, Politisi PDIP Sebut Calon Panglima TNI ke Matra AD Lagi

Politisi partai penguasai dari PDIP, Effendi Simbolon menyebut tak lama lagi Jenderal Andika Perkasa menjabat Panglima TNI menggantikan Hadi Tjahjanto

Editor: Iksan Fauzi
Kolase KOMPAS.com/Deti Mega Purnamasari/Istimewa
KSAD Jenderal Andika Perkasa saat memberikan keterangan pers soal Enzo Zenz Allie di Mabes TNI AD, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Selasa (13/8/2019). Foto kanan : KASAL Laksamana Yudo Margono. 

SURYA.co.id - Politisi partai penguasai dari PDIP, Effendi Simbolon menyebut tak lama lagi Jenderal Andika Perkasa menjabat Panglima TNI menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto.

Pada November 2021, Hadi Tjahjanto pensiun. Jelang pergantian Panglima TNI, dua nama yang disebut-sebut sebagai kandidat kuat pun ramai diperbincangkan.

Hingga saat ini, dua nama yang disebut-sebut adalah Kepala Staf Angkatan Darat ( KSAD) Jenderal Andika Perkasa dan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono.

Siapapun yang mengemban sebagai Panglima TNI nantinya, menurut anggota Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin, ada 4 tugas berat yang akan diemban.

Efendi Simbolon menyebut, calon Panglima TNI akan kembali ke matra Angkatan Darat (AD). Namun, pihak Istana hingga saat ini belum menunjukkan gelagat mengarah kepada salah satu calon.

"Insya Allah dalam waktu dekat, Jenderal Andika Perkasa menjadi Panglima TNI," kata Effendi kepada wartawan, Jumat (3/9/2021)

Tak hanya itu, sebagai pengganti Jenderal Andika Perkasa, Effendi Simbolon mendukung Mayjen TNI Dudung Abdurachman. 

"Jenderal Dudung Abdurachman menjadi KSAD," pungkas Legislator PDIP itu.

4 tugas berat Panglima TNI ke depan

Sementara itu, TB Hasanuddin menyebut, ada 4 tugas berat yang diemban Panglima TNI ke depan. 

"Pertama melanjutkan program pembangunan kekuatan TNI dengan meneruskan road map MEF (Minimum Essential Force atau standar batas bawah kemampuan sistem pertahanan nasional) yang sudah dibangun oleh para pendahulunya," kata Hasanuddin kepada wartawan, Minggu (5/9/2021).

Yang kedua, kata Hasanuddin, panglima yang baru harus terus meningkatkan profesionalisme TNI melalui pendidikan dan pelatihan secara berjenjang dan berlanjut.

"Ketiga, Panglima TNI yang baru nantinya harus mampu meningkatkan disiplin prajurit sesuai peraturan yang berlaku secara tegas," kata legislator PDI Perjuangan (PDIP) ini.

Tujuannya, kata dia, agar kasus-kasus indisipliner yang dapat menodai korps TNI tidak terjadi lagi.

"Terakhir, Panglima TNI baru harus dapat mengupayakan dan memperjuangkan kesejahteraan prajurit, terutama masalah perumahan, pendidikan dan kesehatannya," tandasnya.

Terbaru, Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Andika Perkasa digadang-gadang sebagai calon kuat Panglima TNI.

Sesuai tradisi, yang digilir untuk tiga matra menjadi Panglima TNI saat ini yaitu jatah TNI Angkatan Laut.

Maka sosok calon kuat Panglima TNI adalah Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) yang sedang dijabat Laksamana Yudo Margono.

Tapi semua itu tergantung Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang punya hak preogatif.

Kedua hal tersebut tercantum dalam Undang-undang dan terikat oleh hukum yakni dalam Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia.

Dukungan dari sejumlah partai

Calon kuat Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa kembali mendapat dukungan dari kalangan politisi. 

Setelah Golkar dan PDI Perjuangan yang lebih dulu mendukung dia menjadi pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto, kini giliran politisi Partai Demokrat bersuara. 

Politisi Partai Demokrat yang juga anggota Komisi I DPR Fraksi Partai Demokrat Syarief Hasan menilai KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa, memiliki kinerja paling menonjol.

"Memang yang menonjol sekarang itu Pak Andika. Sangat menonjol sekali kinerja dan performanya," kata Syarief di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (1/9/2021).

Wakil Ketua MPR RI itu menyebut ada sejumlah kinerja yang menonjol yang dilakukan Andika Perkasa sebagai KSAD.

Andika dinilai mampu meningkatkan skill prajurit, kemudian dia dinilai berhasil melakukan pembenahan SDM di lingkungan Angkatan Darat (AD).

"Sekalipun kepala staf yang lain melakukan hal yang sama, tapi memang Pak Andika perform sekali," ucapnya.

Namun, Syarief menyatakan bahwa nama calon Panglima TNI yang akan diserahkan ke Komisi I DPR merupakan hak prerogatif Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dia berharap calon Panglima TNI yang diajukan Kepala Negara merupakan pilihan terbaik.

"Kita serahkan kepada presiden, mudah-mudahan yang terbaik lah yang diajukan bapak presiden," katanya.

Dukungan Golkar dan PDIP

Wakil Partai Golkar dan PDI Perjuangan di DPR RI membeberkan sejumlah sepak terjang sang Kepala Staf Angkatan Darat selama memimpin TNI AD.

Seperti halnya diungkapkan oleh Anggota DPR dari Fraksi Golkar Dave Laksono dalam keterangannya, Sabtu (7/8/2021).

"Kita mengacungkan jempol, kita berharap Pak Andika ini akan bisa terus berkarya di dalam tubuh TNI dan semakin memajukan TNI dan semakin memperkuat posisi Indonesia,” kata Dave Laksono, melansir dari Kompas TV dalam artikel 'Kompak, Golkar dan PDIP di DPR Dukung Jenderal Andika Perkasa Jadi Panglima TNI'

Dave Laksono berpendapat, keputusan yang diambil Jenderal Andika Perkasa untuk melakukan pembongkaran yang dicurigai atau ditengarai adanya pemborosan di lembaga pendidikan AD merupakan suatu gerakan yang luar biasa dan harus diapresiasi.

“Ini menunjukkan jiwa seorang ksatria,” ujar Dave Laksono.

Bagi Dave, sikap Jenderal Andika yang membongkar ketidakbenaran di internalnya patut dicontoh oleh pemimpin kementerian dan lembaga.

Sebab, lanjutnya, apa yang dilakukan Jenderal Andika merupakan perbaikan untuk menyelamatkan keuangan negara.

“Ini tentu patut dicontoh untuk seluruh pemimpin kementerian dan lembaga, untuk terus melakukan revisi-revisi kemungkinan adanya kebocoran-kebocoran, kemungkinan adanya penyalahgunaan anggaran di masing-masing instansi,” ujar Dave.

“Sehingga setiap rupiah uang yang pemerintah investasikan di lembaga di mana itu 100 persen milik rakyat dapat dipergunakan untuk sebaik-baiknya kemajuan institusi tersebut sehingga dapat melindungi seluruh rakyat Indonesia.”

Selain Dave Laksono, narasi mendukung kepemimpinan Jenderal Andika Perkasa lebih tinggi untuk memimpin institusi TNI juga disampaikan oleh Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PDI Perjuangan TB Hasanuddin.

“Saya kira sudah sewajarnya kita memberikan apresiasi kepada pimpinan TNI Angkatan Darat yang telah mengambil tindakan dengan tegas kemudian menyampaikannya kepada publik secara terbuka,” ujar TB Hasanuddin.

Dalam keterangannya, TB Hasanuddin berharap apa yang dilakukan Jenderal Andika menjadi tradisi baru yang harus diteruskan.

Dengan begitu, pengawasan di lingkungan TNI AD sudah jauh lebih baik.

“Saya berharap pengawasan pengambilan tindakan cara tegas dan mengumumkan kepada publik dengan transparan harus diteruskan,” katanya.

“Bukan hanya di lingkungan TNI Angkatan Darat saja, tetapi kita berharap di lingkungan TNI barangkali di lingkungan Kementerian lembaga lainnya.”

Tanggapan Relawan Jokowi

Ketua Relawan Jokowi Mania (Joman) Imanuel Ebenezer atau Noel menilai, Jenderal Andika Perkasa memang merupakan calon yang bagus.

Tapi tentunya Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga akan mempertimbangkan keseimbangan antar matra saat memilih Panglima TNI.

Terlebih lagi Jenderal Andika Perkasa juga akan memasuki masa pensiun pada November-Desember 2022.

"Pergantian Panglima TNI dan kabinet merupakan hak prerogatif Presiden. Jadi tentunya Presiden yang memiliki kewenangan kapan dan siapa penggantinya," kata Noel kepada Tribunnews. Com, Selasa (24/8/2021).

Seperti dilansir dari Tribunnews dalam artikel 'Relawan Yakin Jokowi Akan Pertimbangkan Keseimbangan antar-matra Saat Memilih Calon Panglima TNI'

Menurut dia bursa terkuat calon Panglima TNI saat ini yakni Kepala Staf Angkata Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono dan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Andika Perkasa.

Ia mengatakan dalam menentukan Calon Panglima TNI, Presiden memiliki banyak pertimbangan diantaranya keseimbangan matra dan usia pensiun.

Selain tentunya faktor kedekatan dengan presiden juga diperhitungkan.

Dari sisi popularitas dan kedekatan dengan Presiden, Jenderal Andika Perkasa memungkinkan untuk menjadi Panglima TNI setelah Hadi Tjahjanto.

"Kasad Andika Perkasa memang calon yang bagus. Apalagi beliau orang dekat Presiden," katanya.

Hanya saja dari sisi keseimbangan matra dan usia pensiun kata Noel, Yudo Margono lebih memungkinkan.

Andika akan memasuki masa pensiun pada November-Desember 2022, yang artinya hanya akan menjabat kurang lebih satu tahun apabila terpilih sebagai Panglima TNI.

Sementara usia pensiun Yudo Margono satu tahun lebih lama dari Andika Perkasa.

Selain itu dari keseimbangan antar matra kata Noel, Panglima TNI nanti lebih condong ke Yudo Margono.

Setelah Panglima TNI sebelumnya dijabat Gatot Nurmantyo dari Angkatan Darat, lalu Hadi Tjahjanto dari Angkatan Udara, maka Yudo Margono yang berasal dari Angkatan Laut sangat memungkinkan untuk dipilih presiden.

Meskipun menurutnya, tidak ada keharusan bahwa Panglima TNI harus bergantian antar matra.

"Namun pergantian antar matra menjadi pertimbangan sesuai yang berlaku dalam UU Nomor 34/2004 tentang TNI, " katanya.

Noel menilai dari sejumlah faktor tersebut, ia yakin Jokowi akan lebih mempertimbangkan keseimbangan antar matra dan usia pensiun, karena ke depan merupakan tahun politik.

"Bila memilih Yudo Margono sebagai Panglima tentu harus ada solusinya untuk Andika Perkasa, dan solusi yang terbaik menjadikan Andika Perkasa sebagai Kepala BIN," pungkasnya.

Baca berita seputar bursa calon Panglima TNI di SURYA.co.id

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved