Berita Surabaya

Penghargaan Jer Basuki Mawa Beya Emas untuk Pencipta Shalawat Badar KH Ali Manshur Shiddiq

Penghargaan tersebut diberikan untuk sosok pencipta syair shalawat badar yang kini telah diwariskan dari generasi ke generasi.

Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: Titis Jati Permata
Foto Istimewa Humas Pemprov Jatim
Penghargaan berupa piagam dan lencana Tanda Kehormatan Jer Basuki Mawa Beya Emas untuk KH Ali Manshur Shiddiq di haulnya yang ke 51, Sabtu (4/9/2021). 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Pemprov Jatim memberikan penghargaan berupa piagam dan lencana Tanda Kehormatan Jer Basuki Mawa Beya Emas kepada KH Ali Manshur Shiddiq di haulnya yang ke 51, Sabtu (4/9/2021).

Penghargaan tersebut diberikan untuk sosok pencipta syair shalawat badar yang kini telah diwariskan dari generasi ke generasi.

Penghargaan itu diserahkan langsung Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa pada ahli waris Saiful Ali Manshur.

Penghargaan ini dianugerahkan sebagai bentuk pengakuan dan kehadiran negara di ranah kebudayaan dan perjuangan keagamaan-kebangsaan.

"Terima kasih atas perkenan kehadiran keluarga besar dari almarhum KH. Ali Manshur, Gus Saiful Islam Ali Manshur untuk menerima apresiasi penghargaan Jer Basuki Mawa Beya Emas yang merupakan tanda kehormatan tertinggi dari Pemprov Jatim," ujar Khofifah.

Sholawat badar ini diciptakan oleh KH Ali Manshur Shiddiq pada tahun 1962 pasca dekrit 1959 dan jelang meletusnya Gestapu di tahun 1965.

Di mana pada tahun tersebut situasi politik di Indonesia sedang tidak menentu.

Tak hanya itu, di tahun 1998 di saat Indonesia mengalami krusis moneter yang cukup dalam, media elektronik termasuk televisi dan radio-radio mengumandangkan Sholawat Badar.

Begitu juga dengan para pekerja di perkantoran sudah secara reflek mengumandangkan Shalawat Badar.

"Pada saat negara ini mengalami krisis moneter yang sangat dalam tahun 98-99, rasanya peneduh dan penenang dari suasana yang secara ekonomis kita mengalami krisis yang sangat dalam, adalah lantunan dari Shalawat Badar," urainya.

Baca juga: Konsep Resepsi Pernikahan Masa Pandemi Covid-19 Ala Whulyan Fashion Desainer

Shalawat badar sendiri merupakan sholawat penyemangat bagi kader NU yang berjuang mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.

Harapannya, syair-syair dan doa shalawat tersebut dapat mendorong kegigihan perjuangan pada saat itu sembari mengharap syafaat Nabi Muhammad dan berkah dari Allah SWT.

"Melalui shalawat badar ini pula, semangat perjuangan para santri dan kaum nahdliyin dapat dikobarkan, karena selama berjuang melawan pemberontakan waktu itu shalawat inilah yang selalu dibaca," tutur Khofifah.

Atas karya masterpiece dan kepeloporan perjuangan KH Ali Manshur Shiddiq itu, KH Abdurrahman Wahid sebagai Ketua Umum PBNU juga memberi penghargaan Bintang NU pada Muktamar ke-29 NU di PP Krapyak Yogyakarta, pada tahun 1989.

Halaman
12
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved