Sosok Praka Muhammad Dirhamsyah, Prajurit TNI yang Gugur di Papua Barat itu Pernah Nyantri di Kediri
Berikut ini profil dan biodata Praka Muhammad Dirhamsyah, prajurit TNI yang gugur di Papua saat Pos Persiapan Koramil (Posramil) Kisor diserang KKB.
SURYA.CO.ID - Berikut ini sosok Praka Muhammad Dirhamsyah, prajurit TNI yang gugur di Papua saat Pos Persiapan Koramil (Posramil) Kisor, Distrik Maybrat Selatan, Kabupaten Maybrat, Papua Barat diserang KKB, Kamis (2/9/2021).
Praka Muhammad Dirhamsyah gugur bersama tiga prajurit TNI lainnya, Lettu CHB Dirman, Serda Ambrosius Apri Yudiman, dan Pratu Sul Ansyari Anwar.
Jenazah Praka Muhammad Dirhamsyah sudah diterbangkan ke kampung halammnya di Desa Bonelelmo, Kecamatan Bajo Barat, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.
Jenazah Dirham diperkirakan tiba di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin sekitar pukul 17.00 WITA.
Baca juga: Biodata Irjen Tornagogo Sihombing yang Sebut Biadab Penyerangan yang Membuat 4 Prajurit TNI Gugur
Jenazah Dirhamsyah kemudian akan langsung di bawa ke rumah duka Jl. Andi Caco Timur, Pangkep.
Dandim 1421/Pangkep, Letkol Inf Hengky Vantriardo mengatakan jenazah akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Mangilu.
"Taman Makam Pahlawan Mangilu di Kabupaten Pangkep," ucapnya.
Dirhamsyah, kata Hengky akan dimakamkan secara militer.
"Kematian dari almarhum Insya Allah akan syahid, beliau gugur dengan sangat terhormat dan negara mempersembahkan pemakaman secara militer," sambungnya.
Hengky pun mengatakan bahwa kedua orang tua Dirhamsyah yakin tugas yang dilaksanakan anaknya sangat mulia.
"Hari ini pada saat saya datang langsung untuk menyampaikan bela sungkawa kepada orang tua almarhum, mereka sangat tegar dan penuh keyakinan bahwa tugas yang dilaksanakan anak mereka adalah tugas yang sangat mulia untuk membela negara," terangnya.
Sosok Praka Muhammad Dirhamsyah

1. Anak sulung
Muhammad Dirhamsyah adalah anak pertama dari tiga bersaudara.
Bapak ibunya bekerja sebagai aparatur sipil negara (ASN).
Ibunda Muhammad Dirhamsyah, Hasma Arsyad tak kuasa menahan tangis setelah mengetahui kabar kematian anaknya.
Ia mengaku mendapatkan kabar kematian anakknya sekitar pukul 10.00 WITA.
"Saya dapat telepon mengabarkan anak saya meninggal pukul 10.00 Wita," ucapnya.
Saat itu Hasma sedang berada di kantornya untuk bekerja.
Hasma menuturkan sudah mendapatkan firasat sehari sebelum kematian anaknya.
Ia mengaku sangat gelisah dan tidak bisa tidur.
"Semalam itu gelisah, ndk bisa tidur, saya tanya ke bapaknya, saya tidak bisa tidur, ada perasaan kurang enak tapi saya pikir hanya hal yang biasa," sambungnya.
2. Sempat nyantri di Kediri
Baso, Kepala Desa Bonelemo, Kecamatan Bajo Barat, Kabupaten Luwu yang juga paman Muhammad Dirhamsyah mengatakan, sejak kecil Dirham tinggal bersama kakeknya di Bonelemo.
Sementara bapak ibunya di Pangkep sebagai ASN.
"Namun sebelum tamat SD, Dirham ikut kakeknya nyantri di Kediri (Jawa Timur)," kata Baso yang mantan anggota DPRD Luwu.
Baso menyebut, ponakannya dikirim ke Papua Barat untuk membantu pengamanan di sana.
3. Nikahi gadis Gorontalo
Diceritakan Baso, selama menjadi anggota TNI, Dirham bertugas di Gorontalo.
Dia juga menikah dengan gadis Gorontalo beberapa tahun lalu.
Ia juga memiliki seorang anak berusia dua tahun yang tinggal bersama ibunya di Gorontalo.
Menurut Dandim 1421/Pangkep, Letkol Inf Hengky Vantriardo, Dirhamsyah berencana memboyong anak dan istrinya ke Pangkep setelah tugasnya di Papua selesai.
"Ia sempat bercerita kepada keluarganya, setelah delapan bulan tiba di Papua, beliau berniat setelah kembali nanti mengajak anaknya yang saat inj baru berusia dua tahun, yang tinggal di Gorontalo akan dibawa kesini setelah penugasan di Papua," tutupnya.
Seperti diketahui, pos pengaman milik Kodam VIII Kasuari di Maybrat diserang Kelompok Kriminal Kersenjata (KKB) pada Kamis (2/9/2021) dini hari.
Akibat penyerangan itu empat anggota tewas dibunuh secara sadis.
Dua anggota lainnya luka berat.
Diduga aksi penyerangan itu bermotif sakit hati.
Pasalnya, kehadiran aparat TNI di daerah tersebut, telah diterima oleh masyarakat.
Pangdam XVIII/Kasuari, Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa, mengatakan, tersebut merupakan kelompok yang bersebrangan dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI).
"Jujur, wilayah itu tadinya dipengaruhi oleh kelompok yang bersebrangan dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," ujar Cantiasa, saat jumpa pers di Kodam XVIII/Kasuari, Kamis (2/9/2021).
"Dengan situasi masyarakat yang siap dan antusias untuk membangun, serta dekat dengan TNI. Dan mereka tidam puas, serta iri sehingga melakukan kegiatan seperti ini," ungkapnya.
Selain itu, lanjut dia, seiring dengan adanya pemekaran wilayah di Kabupaten dan Distrik di Papua Barat.
Sehingga, Kodam juga melakukan pengembangan sampai ke tingkat Koramil, upaya tersebut guna menghadirkan negara hingga ke pelosok, untuk menjaga keamanan.
"Posramil Kisor Maybrat, juga merupakan bagian dari pengembangan organisasi Kodam XVIII/Kasuari," ucapnya.
"Pos tersebut sudah berdiri sejak 2019, dan sangat diterima keberadaannya ditengah masyarakat," beber Cantiasa.
Selama ini, kata Pangdam, pembinaan teritorial pun berjalan dengan baik.
"Bahkan, Agustus kemarin Posramil Kisor, telah melakukan karya bakti, bersama masyarakat," tuturnya.
Dalam karya bakti tersebut, para prajurit Posramil Kisor bersama rakyat, bersama-sama membuat lapangan voli, MCK, Gereja, Taman dan bahkan pembinaan.
"Selama ini masyarakat sangat menerima, dan kemarin kita rayakan 17 Agustus di sana," imbuhnya.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Firasat Ibu Sebelum Praka Muhammad Dirhamsyah Gugur di Papua, Gelisah dan Tak Bisa Tidur
Ikuti Berita Lainnya Seputar KKB Papua