Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang
Pengacara Yosep Beber Fakta Sosok D Keluarga Inti Kerap Keluar Masuk Rumah, Ini Pendapat Kriminolog
Pengacara Yosep, Rohman Hidayat membeberkan sosok D tak lain masih memiliki hubungan darah dengan korban, Amalia Mustika Ratu dan Tuti Suhartini.
SURYA.co.id | SUBANG - Pengacara Yosep, Rohman Hidayat membeberkan sosok D tak lain masih memiliki hubungan darah dengan korban, Amalia Mustika Ratu (23) dan Tuti Suhartini (55).
Rohman mengungkapkan, fakta sosok D yang memiliki akses keluar masuk rumah korban di Desa Jalan Cagak, Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Rumah tersebut sebagai lokasi ditemukannya jasad Amalia Mustika Ratu dan ibunya yang ditumpuk di bagasi Alphard dalam kondisi tanpa busana. Jasad tersebut ditemukan Yosep, ayah Amalia atau suami Tuti, Rabu (18/8/2021) pagi.
Saat ini, sosok D juga masih dijadikan saksi oleh penyidik Polres Subang. Namun, hingga hari ke-16 ini, penyidik belum mengungkap sosok pelaku pembunuhan ibu dan anak di Subang itu.
Sebelumnya, Kapolres Subang, AKBP Sumarni mengungkapkan, pelaku orang dekat korban. Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), dalam aksi pembunuhan itu tidak ada motif perampokan.
Dalam artikel di bawah ini, kriminolog dari Universitas Indonesia (UI), Adrianus Meliala, turut memberikan pendapat terkait sosok pembunuh Amalia dan ibunya.
Lantas siapa sosok D sebenarnya? Rohman mengungkapkan, keluarga inti korban adalah Yosep, Yoris (34) selaku kakak Amalia dan dua korban sendiri.
"Pak Yosep kepada saya berbicara bahwa salah satu dari keluarga korban itu yang memiliki akses datang ke rumah selain kedua korban, yakni anak tertuanya Yoris dan Pak Yosef sendiri," ucap kuasa hukum Yosef, Rohman Hidayat, saat ditanya wartawan di kantornya di Subang, Rabu (1/9/2021), dikutip dari TribunJabar.
Rohman mengungkapkan fakta sosok D kerap berkunjung ke rumah yang dihuni Tuti dan Amalia saat malam hari. "Saksi lainnya (sosok D) itu sering datang ke rumah malam-malam."
"Saya kurang tahu jelas memang sudah biasa aja bahwa dia sering datang ke rumah, itu menurut keterangan Yosep, ya," terangnya.
Kendati menyebut anggota keluarga inti yang memiliki akses keluar masuk rumah, Rohman enggan menyebut sosok tersebut. Ia mengaku tak ingin mendahului kepolisian.
Dari pernyataannya tersebut, Rohman ingin menegaskan, bahwa klainnya tidak terlibat dalam pembunuhan tersebut.
"Pihak kepolisian sampai saat ini masih bekerja keras pagi siang malam, kita tunggu saja hasilnya seperti apa."
"Saya doakan supaya cepat terungkap," katanya.
Kata kriminolog UI
Sementara itu, kriminolog Universitas Indonesia (UI), Adrianus Meliala menyebutkan bahwa pelaku memiliki banyak waktu untuk melakukan pembersihan TKP sebelum kemudian melarikan diri.
Seperti yang telah diungkapkan oleh pihak polisi, pelaku melakukan pembunuhan Tuti dan Amalia di kamar tidur masing-masing. Baru setelahnya korban dibawa ke mobil Alphard yang terparkir di rumah Tuti.
Adrianus menambahkan, pelaku juga sempat mencuci baju untuk membilas dan membersihkan darah yang melekat setelah melakukan aksinya.
Selain itu pelaku juga diduga telah membersihkan jejak kejahatannya yang kemungkinan akan terkait dengan dirinya.
"Pembunuh memiliki cukup banyak waktu untuk melakukan pembersihan TKP sebelum kemudian lari. Jadi sebagaimana diungkapkan bahwa korban itu kelihatannya dibunuh di kamar tidur mereka masing-masing, kemudian dibawa ke mobil."
"Lalu pelaku sempat mencuci baju, dalam rangka membilas darah-darah yang melekat dan juga bisa diduga pelaku juga membersihkan beberapa hal yang kemungkinan akan terkait dengan dirinya," kata Adrianus dalam tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Kamis (2/9/2021).
Meski demikian Adrianus tetap yakin bahwa tidak ada kejahatan yang sempurna. Karena pasti akan ada saja bukti atau jejak dari pelaku yang tertinggal di TKP.
Salah satu bukti yang tidak bisa dengan mudah diganti dan dihapus adalah jejak digital.
"Tapi saya yakin tidak ada kejahatan yang sempurna, akan ada saja yang tertinggal, dimana kemudian polisi dapat mengeksplorasi. Salah satu diperkirakan tidak dapat diganti, dihapus dengan begitu saja adalah jejak digital," bebernya.
Petunjuk baru
Berdasarkan hasil autopsi, Tuti dan Amelia mengalami patah tulang di bagian tengkorak dan memar.
Hal itu diduga akibat pukulan benda tumpul berupa papan penggilasan cucian yang ditemukan terdapat bercak darah.
Sementara itu, hasil autopsi menunjukkan Tuti juga mengalami luka robek di bagian bibir.
Kapolres Subang, AKBP Sumarni menduga bahwa Tuti tidak melakukan perlawanan saat diserang oleh pelaku.
"Sepertinya pada saat korban dipukul, korban bernama Tuti sedang tertidur, karena tidak ada perlawanan dari korban," kata AKBP Sumarni seperti dilansir Kompas.com, Rabu (1/9/2021).
Berbeda dengan Amalia, AKBP Sumarni menyebutkan gadis tersebut sempat melakukan perlawanan kepada pelaku.
Hal itu dibuktikan dengan adanya bekas pukulan di tubuh Amalia.
"Kemudian anak korban sepertinya ada perlawanan karena ada bekas pukulan," imbuhnya.
Tak hanya itu, di tubuh Amalia juga terdapat bekas tanah.
Polisi pun menduga sebelumnya korban sempat dieksekusi di kamar, kemudian dibersihkan di kamar mandi.
Baru setelahnya diseret dan ditumpuk di dalam bagasi mobil Alphard. (Tribun Jabar)
Baca berita pengungkapan kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang lainnya