Pembantaian Ibu dan Anak di Subang
Pembantaian Ibu dan Anak, Barang Tak Ada yang Hilang, Polisi Sita Baju Saksi Terdapat Bercak Darah
Penyidik Polres Subang sudah mengumpulkan barang bukti seperti pakaian dari salah satu saksi yang terdapat bercak darah.
SURYA.CO.ID - Setelah hasil autopsi pembantaian ibu dan anak, Tuti Sumarni (55) dan anaknya Amalia Mustika Ratu (23) keluar, penyidik Satreskrim Polres Subang terus menggali keterangan di lapangan untuk mengungkap tabir siapa pembunuhnya.
Informasi terbaru, penyidik memanggil lagi suami korban, Yosef (55) untuk diperiksa sebagai saksi.
Penyidik juga memeriksa tiga saksi lain terdiri Ketua RT setempat, salah satu anggota keluarga suami, dan petugas perbaikan jalan yang pada saat kejadian melihat awal ditemukannya kedua jasad korban.
"Dari empat saksi yang dimintai keterangan, belum mengarah pada satu orang (pelaku)," ujar Kapolsek
Jalan Cagak Kompol Supratman, Kamis (19/8/2021).

Tuti Dibunuh Lebih Dulu
Dari hasil autopsi yang diperoleh penyidik, korban Tuti dan Amalia meninggal dunia akibat mengalami retak di bagian tulang tengkorak kepala.
Luka tersebut diduga akibat benturan benda tumpul berupa papan penggilas untuk mencuci baju yang kini dijadikan barang bukti.
Kompol Supratman juga menandaskan, korban Tuti juga mengalami luka-luka yang berat lainnya.
Seperti luka robek di bagian bibir yang disinyalir dihantam benda tumpul.
"Saat olah TKP juga kami mengamankan pisau," ujar Kapolsek.
Sementara itu, Kapolres Subang AKBP Sumarni mengungkapkan sejumlah fakta baru terkait tewasnya ibu dan anak di Subang Tuti dan anaknya Amalia Mustika Ratu yang jenazahnya ditumpuk di bagasi mobil mewah Toyota Alphard D 1890 FY.
Dari hasil autopsi diketahui, Amalia meninggal sekitar pukul 05.00 WIB di rumahnya di Dusun Ciseuti, Desa Jalan Cagak, Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Sementara ibunya diperkirakan meninggal dunia 5 jam sebelumnya, di lokasi yang sama.
Pelaku menghabisi nyawa Amalia karena diduga tahu saat ibunya dibunuh sehingga aksinya khawatir terbongkar.
Tak pelak, saat pelaku saat berusaha menghabisi Amalia yang baru lulus kuliah dari sebuah universitas di Bandung me dapat perlawanan.
Pertama korban Amalia sudah mengantisipasinya. Begitu pelaku menyerang anak korban, terjadi perlawanan.
Tangan Amelia mengalami luka lebam akibat diserang menggunakan benda tumpul.
Korban Amelia tak bisa berkutik setelah kepalanya dikepruk menggunakan papan penggilas untuk mencuci baju oleh pelaku.
"Anak korban sepertinya melawan pada pelaku karena ada bekas pukulan," jelas kapolres.
Kapolres menandaskan, tidak didapatkan adanya indikasi tindak pidana lain seperti aksi persetubuhan yang ditujukan kepada ibu maupun anaknya tersebut.
"Selaput daranya masih utuh, jadi tidak ada indikasi persetubuhan di sana," ujarnya.
Sumarni menambahkan, bahwa saat ini pihaknya sudah mengumpulkan barang-barang bukti seperti pakaian dari salah satu saksi yang terdapat bercak darah.
"Kami juga mengumpulkan barang-barang bukti yang ada di TKP termasuk baju yang ada di TKP yang dikenakan salah satu saksi, di mana baju tersebut ada bercak darah," terang AKBP Sumarni.

Sementara itu dari informasi yang didapatkan, sejauh ini sejumlah saksi sudah diperiksa oleh pihak kepolisian. Pihaknya berharap kasus dugaan pembunuhan yang menimpa Ibu dan anak tersebut dapat terungkap dengan cepat.
Sementara itu, salah satu kerabat korban mengungkap sosok Amelia yang dikenal pendiam dan baik oleh keluarganya.
Hal tersebut diungkapkan oleh saudara korban yang bernama Asep Hamdan (34) saat ditemui di lokasi kejadian.
"Amel orangnya baik, cuman sedikit pendiam saja, tapi kepribadiannya sangat baik suka menolong juga," kata Asep saat ditanya wartawan, Rabu (18/8/2021).
Menurut Asep, Amelia sendiri baru menyelesaikan kuliah di tahun 2021 ini di salah satu universitas di Kota Bandung.
Namun Asep enggan menyebutkan lebih detail terhadap di mana Amelia berkuliah.
"Baru saja menyelesaikan kuliahnya di Kota Bandung," ujarnya.
Seperti diketahui, kedua jasad korban ditemukan di bagasi belakang mobil Toyota Alphard dengan cara ditumpuk di garasi rumahnya Dusun Ciseuti, Desa Jalan Cagak, Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Rabu (18/8/2021).
Pembunuhan tragis dilakukan pelaku saat sang suami Yosep (55) yang berprofesi sebagai kontraktor sedangvtak ada di rumah.
Penyidik Satreskrim Polres Subang pun memeriksa Yosep sebagai saksi.
Kapolres Subang, AKBP Sumarni mengatakan, sejumlah saksi sudah dikumpulkan untuk dimintai keterangan, termasuk suami korban.
"Tadi kami sudah memeriksa beberapa saksi, termasuk suami korban juga kami jadikan saksi," kata AKBP Sumarni di lokasi kejadian, Rabu (18/8/2021).
Kapolres Sumarni, menjelaskan suami korban saat kejadian berlangsung berada di luar rumah.
Yosep sejak pukul 20.00 WIB dan kembali pulang ke tempat kejadian pada pukul 07.00 WIB atau beberapa saat sebelum istri serta anaknya ditemukan meninggal secara nahas di dalam bagasi mobil.
"Suami korban pada saat kejadian sedang berada di daerah lain tidak ada di tempat kejadian, pada saat pulang suami korban melihat dari jendela mobil yang terbuka," ujarnya.
AKBP Sumarni mengungkapkan, kedua korban meninggal dunia diduga dipukul menggunakan papan penggilas untuk mencuci baju.
Barang bukti tersebut ditemukan penyidik saat olah TKP.
Papan penggilas pencuci baju penuh dengan lumuran darah.
"Tadi juga kami menemukan barang bukti alat papan penggilasan untuk mencuci baju jenis kayu," terang AKBP Sumarni. (Tribunjabar)