Biodata KH Miftachul Akhyar Rois Aam PBNU yang Kecelakaan di Tol Salatiga, Dirujuk ke RSI Surabaya

"Hasilnya belum keluar, karena tadi korban sempat ketika ditanya ada rasa nyeri pada bagian dada diduga karena benturan saat kejadian," katanya. 

Sekretaris PWNU Jawa Timur Akhmad Muzakki mengatakan, pihaknya telah mendapat kabar jika Kiai Miftah saat ini sedang dalam perjalanan menuju Surabaya. 

"Alhamdulillah, Kiai Miftah tidak mengalami apa-apa. Hanya ringan saja, beliau sudah (perjalanan) ke Surabaya," kata Prof Zaki saat dikonfirmasi TribunJatim.com

Prof Zaki mengatakan, kecelakaan itu terjadi saat Kiai Miftah sedang perjalanan menuju Surabaya dari Jakarta. 

Dalam kecelakaan itu, hanya mobil yang ditumpangi Kiai Miftah dalam kondisi rusak. Sementara Kiai Miftah dipastikan tidak mengalami luka serius. 

Meskipun sempat dibawa ke RSUD Salatiga guna menjalani perawatan. "Hanya mobil yang cukup mengalai kerusakan, tapi Kiai Miftah nggak papa," ungkap Prof Zaki. 

Profil dan Biodata KH Miftachul Akhyar

KH Miftachul Akhyar terpilih sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk periode 2020-2025 dalam Musyawarah Nasional (Munas) MUI ke X yang berlangsung 25 - 27 November 2020.

Menurut profil dan biodata KH Miftachul Akhyar di Wikipedia, ulama yang biasa disapa Kyai Miftah ini juga merupakan pengurus sebuah pondok pesantren di Surabaya.

KH Miftachul Akhyar lahir di Surabaya, Jawa Timur pada 1 Januari 1953.

Ia merupakan seorang Ulama dan Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2018-2020, yang ditetapkan pada Rapat Pleno PBNU pada Sabtu, 22 September 2018.

Kyai Miftah menggantikan KH. Ma'ruf Amin yang resmi mengundurkan diri dari posisi Rais Aam PBNU karena maju sebagai calon wakil presiden di Pilpres 2019.

Kyai Miftah saat ini juga Pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah, Surabaya.

Kyai Miftah tercatat pernah 'nyantri' di beberapa pesantren ternama, di antaranya Pondok Pesantren Tambak Beras, Jombang; Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan; Pondok Pesantren Al-Anwar Lasem, Sarang, Jawa Tengah.

Ia juga mengikuti Majelis Ta'lim Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Makki Al- Maliki di Malang, tepatnya ketika Sayyid Muhammad masih mengajar di Indonesia.