Virus Corona Surabaya

Dewan Dorong Pemkot Perbanyak Ambulans Jenazah: Fungsikan Mobil Dinas Laik Pakai

Wakil Ketua DPRD Surabaya Laila Mufidah terus mendorong agar ada tambahan unit ambulans dan mobil jenazah.

Penulis: Nuraini Faiq | Editor: Parmin
SURYA.CO.ID/Bobby Constantine Koloway
Relawan sopir ambulans siap beroperasi 24 jam. DPRD Surabaya mendorong Pemkot memperbanyak ambulans jenazah, termasuk memanfaatkan mobil dinas Pemkot yang masih laik pakai. 

SURYA.co.id |  SURABAYA - Wakil Ketua DPRD Surabaya Laila Mufidah terus mendorong agar ada tambahan unit ambulans dan mobil jenazah.

Kini banyak warga yang meninggal saat isolasi mandiri. Karena antre dan keterbatasan ambulans, jenazah tidak segera terangkut. 

Ada yang sampai 15 jam bahkan lebih ambulans baru datang.

"Saya menyaksikan sendiri. Kebutuhan mendesak saat ini adalah kebutuhan ambulans. Juga tes PCR di Puskesmas," kata Laila, Politisi perempuan PKB, Senin (12/7/2021).

Dia mendorong tidak hanya pemkot, pihak swasta untuk ikut memikirkan kebutuhan mendesak itu.

Baik melalui CSR maupun bantuan lain, seperti saat awal pandemi dulu banyak swasta peduli. 

Khusus Puskesmas, selama ini warga merasa cukup dengan swab antigen. PCR diperlukan untuk akurasi tes covid.

Laila mendesak Puskemas dimaksimalkan tidak hanya untuk PCR, tapi juga merawat warga. 

Dorongan percepatan layanan ambulans juga disampaikan Ketua Komisi D Khusnul Khotimah.

Guna percepatan penanganan Jenazah yang meninggal karena covid, Pemkot sementara bisa mengoperasikan kendaraan dinas yang masih laik.

"Kalau ada kendaraan dinas laik tapi tidak terpakai bisa untuk ambulans jenazah. Tinggal menyiapkan petugas lengkap dengan APD dan SOP," kata Khusnul. 

Warga yang sudah menghubungi 112 karena membutuhkan ambulans Jenazah bisa terlayani dengan segera. Selama ini diakui memang terhambat karena unit terbatas.

Perempuan wakil dari PDIP mengakui bahwa saat ini banyak warga meninggal di rumah.

Namun, kondisinya terkendala ambulans yang terbatas.

Ambulans jenazah itu selama ini milik Dinsos. Komisi D yang pernah rapat koordinasi dengan Dinsos bahwa ambulans Jenazah ada 7 unit, tetapi yang rusak tiga. 

Ambulans untuk sakit ada 10 sementara yahg rusak juga tiga unit. 

Khusnul menyebut bahwa Idealnya masing-masing wilayah ada dua hingga lima untk percepatan layanan sambil menghitung kebutuhan SDM di pemulasaran jenazah. 

Hampir setiap hari saat ini banyak warga meninggal di rumah. Banyak keluarganya yang mengeluh karena ambulans jenazah datangnya terlambat. Ini lebih karena keterbatasan armada dan antrean.

Apalagi rata-rata mereka mengeluh sesak napas dan sebelumnya dinyatakan positif covid. Keluarga pun tidak berani mengurus jenazah. 

Sesuai SOP, jenazah covid akan diangkut ambulans jenazah. Berikut alur jenazah covid yang meninggal.

Warga biasanya melapor ke 112. Petugas mengecek apakah warga Surabaya atau bukan.

Petugas mengecek krematorium Keputih apakah siap untuk pemasaran.

Begitu siap, Tim Gerak Cepat (TGC) mengambil jenazah dari rumah untuk dikirim ke Keputih. Setelah didata, pemulasaran dilakukan. 

Petugas angkut jenazah melanjutkan dengan pemulasaran dengan mobil khusus perawat pemulasaran.

Jenazah siap dimakamkan oleh petugas angkut APD lengkap ke Pemakaman. 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved