Sambang Kampung Surabaya
Kebiasaan Menjaga Lingkungan Warga Nginden Jangkungan Surabaya Melahirkan Ide Julukan Kampung RAGAT
Keaktifan warga Nginden Jangkungan dalam pengelolaan lingkungan ini juga sempat mendapat penghargaan lingkungan atas sanitasi terbaik.
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID, SURABAYA - Giat lingkungan kerap digalakkan warga untuk mengejar predikat kampung unggulan dalam lomba lingkungan. Namun, hal ini tidak berlaku bagi warga Kelurahan Nginden Jangkungan RT 7 RW 4, Sukolilo, Kota Surabaya.
Meski pun memiliki lahan terbatas dan tidak lagi mengikuti lomba, tetapi warga mempertahankan kebiasaan menjaga lingkungan seperti memilah sampah.
Salah seorang warga, Tubiyono mengungkapkan, sejak 2017, setiap rumah di Jalan Nginden 6C ini diminta memilah sampah. Meski pun waktu itu bank sampah di kampungnya belum terdaftar secara resmi.
"Karena menjadi kebiasaan, sekarang warga terbiasa memilah sampah dan menyetornya di bank sampah, hasilnya sejauh ini masih masuk kas bank sampah," ujar Tubiyono, Senin (5/7/2021) .
Tak hanya orang tua, anak muda di kampung ini yang tergabung dalam karang taruna (Kartar) juga aktif membantu mengolah sampah. Bahkan, kampung ini sempat dihias dengan aneka bahan daur ulang hasil buatan warga dan karang taruna.
"Aksi ini mendidik warga dalam hal kebersihan, menambah penghasilan keluarga," lanjutnya.
Anggota kartar, Rita Dwi Kurniawati (24) mengungkapkan, keguyupan anggota kartar dan warga kampung akhirnya melahirkan ide julukan kampung RAGAT (Rukun, Aman, Gotong Royong, Ayem, Tentrem dan Tolong Menolong) untuk kampungnya.
Tak tanggung-tanggung, julukan ini juga dipatenkan sebagai alamat Google Map kampung.
"Kami aktif sejak 2017 dan mengikuti berbagai kegiatan seperti pemilahan sampah. Kami ikut memanfaatkan sampah sebagai kompos dan bank sampah. Bank sampah terus berkembang dan menjadi pendapatan bagi kas RT," lanjutnya.
Keaktifan warga dalam pengelolaan lingkungan ini juga sempat mendapat penghargaan lingkungan atas sanitasi terbaik.
Tak hanya mengolah sampah, menurut salah seorang warga lainnya, Muji Mulyo, warga kampung bahkan menyediakan lahan di depan rumahnya untuk dijadikan kolam ikan lele.
Kolam ikan bantuan dari Pemkot Surabaya itu, kemudian dirawat bersama dan dipanen untuk dijual di kalangan warga dengan harga lebih rendah dari di pasaran.
"Ini sudah pembiakan kedua, pembiakan pertama sudah kami panen saat tahun baru. Sebagian di makan bersama, sebagian lagi dijual," pungkasnya.