KKB Papua

Alasan Megawati Sarankan BIN Pakai Strategi Perang Gerilya untuk Memburu Teroris KKB Papua

Megawati Soekarnoputri menyarankan agar Badan Intelijen Negara (BIN) menggunakan strategi perang gerilya untuk memburu teroris KKB Papua.

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
Kolase Istimewa/Surya.co.id dan Kompas.com
Megawati Soekarnoputri (kiri) Sarankan BIN Pakai Strategi Perang Gerilya untuk Memburu Teroris KKB Papua 

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi

SURYA.co.id - Presiden Ke-lima RI Megawati Soekarnoputri menyarankan agar Badan Intelijen Negara (BIN) menggunakan strategi perang gerilya untuk memburu teroris KKB Papua.

Alasannya karena para anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua lebih menguasai medan ketimbang TNI-Polri.

Menurut Megawati, mereka ( KKB Papua) lebih mengetahui jalan-jalan tikus di daerahnya.

Hal ini diungkapkan Megawati saat menyampaikan orasi ilmiah di Universitas Pertahanan (Unhan) RI, Sentul, Bogor, Jawa Barat.

Dalam kesempatan itu, Megawati pun memberikan saran kepada Kepala BIN Budi Gunawan menuntaskan konflik di Papua.

Baca juga: Terungkap Jaringan Penjual Senpi dan Amunisi ke KKB Papua Lengkap dengan Pemasok dan Penyandang Dana

Menurut dia, salah satu kesulitan aparat untuk menghadapi kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua, karena mereka lebih mengenal medan.

“Saya bilang di sini ada Pak BIN ya, Pak Budi Gunawan, 'Piye toh yo, yang namanya urusan Papua itu, menurut saya loh, itu kan mereka yang tuan rumah toh, tahu jalan-jalan tikus’,” ucap dia.

Oleh karena itu, Megawati menyarankan Kepala BIN untuk menyiapkan strategi perang gerilya terkait penanganan konflik di Papua.

“Itu yang saya bilang, sangat perlu strategi yang namanya strategi perang gerilya.

Naik pohon bisa, opo bisa, saya tahu, apalagi yang di pegunungan itu,” tuturnya dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Megawati Mengaku Pernah Minta Jokowi Tambah Personel TNI-Polri', Rabu (16/6/2021).

Megawati Soekarnoputri telah dikukuhkan menjadi Profesor Kehormatan Ilmu Pertahanan Bidang Kepemimpinan Strategik pada Fakultas Strategi Pertahanan Universitas Pertahanan RI.

Pengukuhan dilakukan oleh Ketua Senat Universitas Pertahanan (Unhan) RI, Laksamana Madya TNI Amarulla Octavian di Kampus Unhan, Sentul, Bogor, Jumat (11/6/2021).

Penetapan Profesor Kehormatan terhadap Megawati tersebut tertuang dalam surat Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nomor 33271/MPK.A/KP.05.00/2021.

Sejumlah pejabat hadir dalam acara pengukuhan tersebut, antara lain Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim dan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini.

Ada pula Ketua DPR Puan Maharani, Ketua MPR Bambang Soesatyo, hingga Kepala BIN Budi Gunawan.

Ratius Murib Pemasok Senpi ke KKB Papua Ditangkap Satgas Nemangkawi

Sementara itu, Ratius Murib, salah satu anggota jaringan pemasok senjata api (senpi) kepada teroris KKB Papua ditangkap Satgas Nemangkawi.

Ratius Murib atau akrab dipanggil Neson Murib menghasilkan omset Rp 1.393.100.000 selama menjual senpi ke KKB Papua.

Adapun teroris KKB Papua menggunakan senjata tersebut untuk melawan aparat keamanan Indonesia dan seringkali untuk mengganggu masyarakat sipil.  

Penjualan senpi ke teroris KKB Papua rupanya menggiurkan. Tak sekali ini aparat keamanan menangkap pemasok senpi ke separatis tersebut.

Kasatgas Humas Ops Nemangkawi Kombes M Iqbal Al-Qudusy dalam keterangan tertulis mengungkapkan kronologi penangkapan Ratius Murib.

Ratius Murib ditangkap ketika sedang transit di Bandara Mulia Kabupaten Puncak Jaya oleh anggota KP3 Bandara Mulia Polres Puncak Jaya.

Ratius Murib ditangkap ketika ingin menuju ke Kabupaten Timika sembari membawa uang sebanyak Rp 370 juta.

Iqbal menduga, uang tersebut diduga untuk membeli senjata api dari seseorang.

Iqbal menegaskan, sampai saat ini, jajaran aparat penegak hukum masih terus melakukan pendalaman terhadap jaringan penjual senpi dan amunisi tersebut.

"Tim masih akan terus menggali informasi sumber dana serta aktivitas pengiriman uang untuk membeli senjata dan amunisi dari terduga Neson Murib," kata Iqbal dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Jakarta, Selasa (15/6/2021).

Iqbal menuturkan, Ratius Murib diduga merupakan jaringan penjual senpi dan amunisi ke KKB yang ada di Puncak Jaya, Papua.

"Yang bersangkutan Neson Murib diduga jaringan penjual senjata api dan amunisi ke KKTB di Puncak Jaya," katanya.

Menurut Iqbal, Neson Murib diketahui sudah melakukan sejumlah transaksi mencapai miliaran rupiah terkait dengan penjualan dan pembelian senpi beserta amunisinya.

"Total yang dikirim dan diterima Rp 1.393.100.000," ujar Iqbal.

Akhir tahun lalu, aparat keamanan juga menangkap tiga orang pemasok senjata kepada KKB Papua dan telah ditetapkaan sebagai tersangka.

Adapun ketiga tersangka yaitu anggota Brimob Kelapa Dua Bripka MJH, DC yang merupakan ASN dan anggota Perbakin Nabire, dan FHS mantan anggota TNI AD.

Baca juga: Sosok Ratius Murib Pemasok Senpi ke KKB Papua Beromset Miliaran Rupiah Ditangkap Satgas Nemangkawi

Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw menjelaskan, dari hasil pemeriksaan terungkap bahwa Bripka MJH sudah tujuh kali membawa senjata api ke Nabire dengan upah berkisar dari Rp 10 juta hingga Rp 30 juta tergantung jenis senjata api yang dibawa.

Senjata api itu dijual kepada pemesan melalui DC dengan harga berkisar Rp 300 juta hingga Rp 350 juta tergantung jenis. Saat ini polisi masih mencari keberadaan pemesan berinisial SK.

"Hingga kini SK belum ditemukan, sehingga penyidik belum bisa meminta keterangan dari yang bersangkutan," kata Waterpauw dikutip dari Antara, Senin (2/11/2020).

Kapolda Papua mengakui anggota di lapangan sudah lama memonitor adanya kasus jual beli senjata api ke kelompok kriminal bersenjata (KKB).

Hal ini setelah melihat aksi kelompok bersenjata khususnya di wilayah Intan Jaya makin meningkat hingga menimbulkan korban jiwa baik warga sipil maupun aparat keamanan.

Terungkapnya kasus tersebut setelah ada informasi masuknya dua pucuk senjata api jenis MI16 dan M4 melalui Timika ke Nabire.

Petugas melakukan pendalamanan hingga akhirnya kasus itu terbongkar dengan diamankannya Bripka MJH setibanya di Nabire via Timika dan Makassar.

"Senjata api yang dibawa Bripka MJH itu dilengkapi dokumen, sehingga tidak ada masalah saat diangkut dengan pesawat dari Jakarta hingga ke Nabire," kata Waterpauw yang waktu itu masih menjabat sebagai Kapolda Papua.

Tiga tersangka dikenakan Pasal 1 ayat 1 UU Darurat No 12 Tahun 1951. Polisi juga menyita barang bukti berupa M16, M4, dan glock.

Baca berita tentang teroris KKB Papua lainnya di SURYA.co.id

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved