Berita Entertainment

Jawaban Chef Juna Ditanya soal Juri MasterChef Indonesia 8, Chef Renata Menyahut: Sampai Babak Belur

Chef Juna memberikan jawaban tak terduga saat ditanya soal juri Masterchef Indonesia 8. Rekannya, Chef Renatta langsung menimpali: sampai babak belur.

Penulis: Arum Puspita | Editor: Iksan Fauzi
Youtube Arnold Poernomo
Chef Juna, Chef Arnold, dan Chef Renatta saat 

SURYA.CO.ID - Chef Juna memberikan jawaban tak terduga saat ditanya soal juri Masterchef Indonesia 8.

Hal ini bermula ketika juri Masterchef Indonesia 8 yaitu Chef Juna, Chef Arnold, dan Chef Renatta membuka sesi tanya jawab. 

Kemudian, pertanyaan itu dijawab di video yang diunggah di Youtube Arnold Poernomo, Selasa (8/6/2021).

Mulanya, Chef Arnold membacakan pertanyaan soal apakah mereka bosan atau tidak kembali menjadi juri di ajang pencarian bakat memasak tersebut.

Mendapat pertanyaan tersebut, Chef Juna lantas memberikan jawabannya. 

Baca juga: Heboh Peserta Masterchef Indonesia 8 Sambangi Lokasi Syuting Ikatan Cinta, Video Viral di TikTok

"Jujur enggak ya, kalau bosen ya enggak diambil."

"Cuma ya memang akhir-akhir ini lumayan mepet dari satu season ke season selanjutnya," kata Chef Juna.

"Jadi, ya, sebenarnya kewalahan. Kewalahan dengan waktu, bukan masalah bosen sebenarnya," ujarnya menambahkan.

Chef Juna mengatakan, ia hanya kewalahan mengatur waktu antara syuting Masterchef dan pekerjaan lainnya.

Baca juga: Sosok Olivia Tommy Masterchef Indonesia 8, Kontestan Asal Surabaya yang Sukses Bikin Juri Terpingkal

"Karena kan kerjaan kami juga masih ada yang lain, jadi harus bisa pintar-pintar bagi waktu," jelas Juna.

Tak disangka Chef Renatta tiba-tiba menimpali pernyataan rekannya itu. 

"Benar kata Juna, kerja kerasnya sampai babak belur," timpal Chef Renata.

Kendati demikian, Juna menuturkan mereka bertiga tetap bersyukur bisa kembali ditunjuk menjadi juri MasterChef Indonesia pada tahun ini.

"Tentunya kami selalu bersyukur ada pekerjaan," ucap pemilik nama lengkap Juna Rorimpandey itu.

Biodata Chef Juna

1. Pernah diculik dan disiksa

Chef Juna lahir di Manado, Sumatera Utara pada tanggal 20 Juli 1975 dengan nama asli Junior Rorimpandey. 

Sebelum menjadi koki selebritas terkenal seperti sekarang ini, Chef Juna sempat mengalami kehidupan yang sangat keras.

Dikutip dari kompas.com, chef Juna disebut pernah diculik, disiksa hingga ditembak.

Chef Juna awalnya merupakan mahasiswa jurusan perminyakan di Universitas Trisakti.

Namun, pendidikannya selama 3,5 tahun tersebut tidak terselesaikan lantaran dirinya kala itu terlalu nakal.

2. Sekolah penerbangan di Amerika

Setelah gagal lulus kuliah di Indonesia, chef kelahiran 20 Juli 1975 ini pun memutuskan untuk memperbaiki kehidupannya.

Ia menjual motor kesayangannya demi biaya sekolahnya di luar negeri di Brownsville, Texas, Amerika Serikat, pada 1997.

Di sana ia masuk ke dalam sekolah penerbangan.

Setelah berhasil lulus dan mendapat lisensi pilot, selang beberapa lama sekolah penerbangannya itu bangkrut dan membuat Juna pindah ke Houston untuk melanjutkan pelatihannya.

Namun karena adanya krisis moneter pada 1998 yang membuat orangtuanya kesulitan ekonomi, Juna terpaksa harus mencari uang sendiri untuk membiayai hidupnya di sana.

3. Jadi koki secara tak sengaja

Profesi sebagai koki ini pun didapatkan Juna secara tidak sengaja.

Kala itu, ia bekerja di salah satu restoran tradisional Jepang sebagai pelayan.

Selang beberapa lama, ia pun ditawari untuk menjadi murid dari master Sushi di tempatnya bekerja.

Ia dilatih dengan sangat keras hingga pemilik restoran pun kagum dengan kemampuannya dan Juna pun dipromosikan untuk mendapatkan Permanent Resident.

Pada 2002, dia dipercaya untuk menjadi Head Chef (Kepala koki) di restoran tersebut.

Setahun kemudian, Juna pindah ke Uptown Sushi yang merupakan restoran sushi nomor satu di Houston, ia juga dipercaya untuk menjadi Executive Chef di sana.

Merasa jenuh dengan masakan Jepang, Juna pindah ke restoran Perancis yang bernama The French Laundry.

Di sana, ia kembali belajar dari awal dan dilatih dengan baik dan disiplin.

Berkat kemampuannya yang sangat baik, membuat pria asal Manado, Sulawesi Utara, ini kini menjadi koki yang sangat berbakat dan terkenal.

Pada 2016, ia membuka restoran di daerah Kuningan, Jakarta Selatan. 

Restoran pertamanya yang di beri nama Correlate yang tepatnya di lantai lobi gedung Menara Rajawali.

Selain MasterChef Indonesia, Chef Juna juga pernah mengisi acara televisi lain, di antaranya Arjuna, Hell's Kitchen Indonesia, dan DCODE: The Progressive Project. Juna juga pernah bermain dalam film berjudul 13: The Haunted.

4. Makanan kesukaan tak terduga 

Chef Juna Rorimpandey mengatakan, banyak yang salah mengira tentang makanan Indonesia yang menjadi kesukaannya.

DI channel yooutube chef Arnold Purnomo, seorang warganet menanyakan makanan kesukaan kedua chef yang sama-sama menjadi juri di Master Chef Indonesia itu.

"Kalau yang halal bebek betutu di Bali, tapi harus yang otentik ya, bebek betutu itu beda," kata Juna.

Chef Juna melanjutkan, selama ini banyak orang yang mengira makanan kesukannya adalah somay.

"Jadi gue lebih suka makanan Bali. Cuma orang kadang salah kaprah gue kan sering bilang somay itu yang paling tidak bisa dilawan, jadi kalau dikasih selalu makan," lanjutnya.

Pria berambut gondrong ini bercerita, dia lama tinggal di Bali, sebelum akhirnya berkuliah di Jakarta dan menetap di Amerika Serikat.

Sebelum berangkat ke AS saya besar di Bali, 93 tamat SMA, sampai 97 kuliah di Jakarta, tapi setiap liburan pergi ke Bali," ucap Chef Juna.

5. Tepis anggapan galak

Juna mengungkapkan alasan kerap terlihat sangat tegas bahkan terkesan galak saat menjadi juri di Master Chef Indonesia.

Tak hanya Juna, Chef Arnold Poernomo dan Chef Renatta Moeloek yang juga menjadi juri tak segan menegur atau berkomentar pedas terhadap para kontestan.

Juna bercerita, biasanya mereka bertiga saling memahami alur emosi masing-masing.

"Para juri ini saling melengkapi jadi kalau salah satu ada yang konslet, jadi yang lain diam," kata Juna.

Menurut Juna, tugas mereka sebagai koki sekaligus juri bagi para kontestan bukanlah pekerjaan yang mudah.

"Karena pekerjaan ini memang sangat stressfull kalian aja enggak tahu, di mana kita sebagai eksekutif chef biasanya kami pegang control the whole kitchen, temponya kita yang jalan dan selalu enggak mau tahu harus bisa jadi," tutur Juna.

"Sementara kalau diproduksi ini orangnya ada 100, yang megang tempo cuma kita, dan ada aja masalah yang mereka sendiri semua lepas tangan," lanjutnya.

Lagipula, kata Juna, semua yang dia tunjukan itu adalah realitas yang sebenarnya dari pekerjaan seorang koki yang profesional.

"Di Master Chef yang dilihat sama orang adalah kejam, sadis padahal asal kalian tahu, my attitude apalagi waktu season 1 dan 2 itu adalah the real attitude saat di profesional kitchen, itu yang orang awam banyak tidak tahu," tambah Juna.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved