UPDATE Bursa Calon Panglima TNI, TB Hasanuddin Ungkap Tugas Besar Pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto
Berikut update terbaru tentang bursa calon panglima TNI pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto. TB Hasanuddin Ungkap Tugas Besar Panglima selanjutnya
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
SURYA.co.id - Simak update terbaru tentang bursa calon panglima TNI pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto.
Anggota Komisi I DPR RI Mayjen TNI (purn) TB Hasanuddin mengungkap tugas besar yang harus diselesaikan Panglima TNI selanjutnya.
Tugas besar tersebut adalah menyelesaikan konflik di Papua.
"Kalau saya berharap, untuk menyeselaikan permasalahan di republik ini, utamanya di Papua, panglima kedepan harus orang yang sangat paham tentang operasi teritorial.
Jangan sampai ada lagi darah yang tertumpah," kata Hasanuddin kepada wartawan, Minggu (6/6/2021).
Baca juga: Heboh Jenderal Andika Perkasa & Laksamana Yudo Berpeluang Jadi Panglima TNI, ini Kata Peneliti LIPI
Baca juga: Komisi III DPR Beber Urutan Panglima TNI Selanjutnya, Peluang Laksamana Yudo Margono Semakin Besar
Seperti dilansir dari Tribunnews.com dalam artikel 'Konflik Papua Tak Kunjung Usai, Calon Panglima TNI Disarankan yang Paham Operasi Teritorial'
Hasanuddin menyoroti konflik bersenjata di Provinsi Papua yang hingga kini belum juga usai.
Sejumlah upaya penyelesaian telah dilakukan, bahkan DPR kini tengah menggodok revisi UU Otonomis Khusus Papua, namun belum mampu menekan konflik.
Situasi tak kunjung reda bahkan pertumpahan darah terus berlanjut.
"Kami sangat prihatin, Papua terus bergejolak, bahkan sejak tahun 2000 hingga kini konflik bersenjata masih terjadi.
Mau sampai kapan," ucap politikusnPDI Perjuangan ini.
Menurut Hasanuddin, operasi teritorial yang didukung dengan operasi intelijen merupakan solusi terbaik yang harus dipilih
Hasanuddin menyebut, operasi khusus ini melakukan pendekatan kemanusiaan dan kesejahteraan, tanpa peluru dan senjata .
"Dan TNI punya banyak prestasi gemilang dalam operasi seperti ini," pungkasnya.
Peneliti LIPI angkat bicara
Sementara itu, peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Diandra Megaputri Mengko turut angkat bicara terkait hebohnya bursa calon Panglima TNI.
Seperti diketahui, bursa calon Panglima TNI jadi sorotan jelang masa pensiun Marsekal TNI Hadi Tjahjanto yang semakin dekat.
Muncul dua sosok yang diprediksi memiliki peluang paling besar menjadi Panglima TNI, yakni Jenderal Andika Perkasa dan Laksamana Yudo Margono.
Diandra Megaputri Mengko sebagai peneliti di bidang pertahanan dan keamanan, menilai hal yang wajar jika saat ini Presiden Joko Widodo sudah mulai mempertimbangkan siapa Panglima TNI selanjutnya.
“Seperti para pendahulunya, jika Panglima TNI akan pensiun biasanya desas-desus untuk siapa penggantinya sudah mulai menjadi diskursus publik,” papar Diandra, Kamis (3/6/2021).
Seperti dilansir dari Kompas TV dalam artikel 'Peneliti LIPI: Pengganti Panglima TNI Hadi Tjahjanto Fokus Dorong Profesionalisme'
Namun demikian, Diandra berharap Panglima TNI berikutnya fokus mendorong profesionalisme dan patuh pada kendali demokratis.
"Secara umum harapannya Panglima TNI berikutnya bisa memiliki fokus untuk mendorong profesionalisme dan patuh pada kendali demokratis," kata Diandra seperti dilansir dari Tribunnews.
Menurutnya, dalam hal profesionalisme, tentu diharapkan Panglima TNI berikutnya akan terus mendorong dan meninjau pembenahan Alutsista di Indonesia.
Apalagi, terkini ada insiden tenggelamnya KRI-Nanggala 402 beberapa waktu lalu.
Sementara di sisi lain, kata dia, diharapkan juga Panglima terus memberikan perhatian yang cukup kepada kebutuhan prajurit dalam mempersiapkan tugas utamanya, misalnya seperti latihan-latihan perang dan persoalan kesejahteraan prajurit.
"Kesejahteraan prajurit ini tidak hanya terkait ketersediaan rumah dinas, tapi juga perlu menyentuh sampai jaminan kesehatan dan asuransi jiwa ketika berdinas," paparnya.
Namun, Diandra enggan menunjuk nama ketika ditanya sosok siapa yang paling berpeluang dari tiga kandidat tersebut.
"Tapi secara objektif, saya kira semuanya akan memiliki peluang yang sama," katanya.
Peluang Jenderal Andika Perkasa dan Laksamana Yudo Margono
Seperti diketahui, bursa calon Panglima TNI semakin jadi sorotan jelang masa pensiun Marsekal TNI Hadi Tjahjanto yang semakin dekat.
Dua sosok yang dijagokan jadi Panglima TNI selanjutnya adalah Jenderal Andika Perkasa dan Laksamana Yudo Margono.
Pengamat Militer Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi mengungkap peluang kedua Kepala Staf TNI tersebut.
Dari sisi profesionalisme, kata Fahmi, setidaknya dua hal yang harus dipertimbangkan Presiden Jokowi untuk menentukan sosok yang akan menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto, yaitu masa aktif dan kebutuhan organisasi.

Dari sisi masa aktif, masa aktif Jenderal Andika Perkasa lebih singkat dibandingkan Laksamana Yudo Margono.
"Andika Perkasa sekitar 1,5 tahun. Sementara Yudo Margono memiliki masa aktif 2,5 tahun.
Dari sisi organisasi, kata dia, masa yang singkat jelas akan mengurangi efektivitas kepemimpinan dan pengelolaan organisasi," kata Fahmi ketika dihubungi Tribunnews.com pada Kamis (3/6/2021).
Seperti dilansir dari Tribunnews dalam artikel 'Pengamat Militer Ungkap Peluang Jenderal Andika dan Laksamana Yudo Gantikan Marsekal Hadi'
Secara politik, kata Fahmi, kebutuhan presiden hari ini adalah para pembantu dengan loyalitas tanpa syarat terutama untuk memuluskan agenda-agenda politik dan pemerintahan.
Dari hal itu, kata Fahmi, akan terlihat tidak ada perintang dalam relasi antara Presiden Jokowi dan Yudo Margono.
Namun, kata dia, hal itu sekaligus menunjukkan bahwa Yudo Margono tidak punya penyokong yang sangat kuat untuk menggaransi dirinya.
Sementara Jenderal Andika Perkasa, kata Fahmi, memiliki penyokong kuat sekaligus perintang yakni melalui sosok ayah mertuanya yaitu AM Hendropriyono.
"Dari kedua hal di atas, saya berpendapat bahwa peluang Andika akan lebih besar jika pergantian Panglima TNI dilakukan dalam waktu dekat.
Penundaan akan sangat berdampak pada peluang keterpilihan Andika," kata Fahmi.
Namun demikian, kata Fahmi, ia melihat peluang Yudo Margono cenderung terus menguat seiring waktu.
Menurutnya tak ada masalah bagi Yudo pribadi dan bagi organisasi TNI jika pergantian dilakukan dalam waktu dekat ataupun menjelang masa pensiun Hadi Tjahjanto.
Ketiadaan penyokong kuat, kata dia, justru lebih membuka peluang bagi Yudo Margono untuk diasosiasikan sebagai 'Jokowi's man' tanpa hadirnya tokoh lain seperti Hendropriyono terhadap Andika.
"Jadi, mempertimbangkan pergiliran matra atau tidak, peluang Yudo Margono tampaknya makin besar," kata Fahmi.
Ikuti Berita Seputar Panglima TNI