Bacaan Niat Puasa Syawal Boleh Dibaca Pagi atau Siang Hari, Pahalanya Serupa Puasa 1 Tahun Penuh

Bacaan Niat Puasa Syawal boleh dibaca pagi atau siang hari, lengkap keutamaan Puasa Syawal yaitu serupa puasa 1 tahun penuh.

Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.CO.ID
Niat Puasa Syawal 

Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Adrianus Adhi

SURYA.CO.ID - Puasa Syawal adalah puasa sunnah di bulan Syawal selama enam hari. Boleh dikerjakan berturut-turut mulai 2-7 Syawal, atau tidak berurutan.

Seperti puasa sunnah pada umumnya, boleh membaca niat puasa syawal pada pagi atau siang hari dengan syarat.

Syarat utamanya adalah tidak melakukan hal-hal yang membatalkan puasa sebelumnya.

Baca juga: Bolehkah Melaksanakan Puasa Syawal Hari Jumat? Berikut Penjelasan Ulama

Hal-hal yang membatalkan puasa seperti makan, minum, bersetubuh atau berhubungan suami istri, atau muntah dengan sengaja, merokok, haid/nifas, memasukkan benda ke dalam tubuh secara sengaja, mengeluarkan air mani secara sengaja dan murtad atau keluar dari Islam, merokok.

Hukum membaca puasa sunnah di pagi atau siang hari didasarkan pada hadist nabi:

“Dari Aisyah, ummul mukminin RA, ia bercerita, ‘Suatu hari Nabi Muhammad SAW menemuiku. Ia berkata, ‘Apakah kamu memiliki sesuatu (yang dapat kumakan)?’ Kami jawab, ‘Tidak.’ ‘Kalau begitu aku puasa saja,’ kata Nabi. Tetapi pada hari lain, Rasul pernah menemui kami. Kami katakan kepadanya, ‘Ya rasul, kami memiliki hais, makanan terbuat dari kurma dan tepung, yang dihadiahkan oleh orang.’ ‘Perlihatkan kepadaku meski aku sejak pagi berpuasa,’ kata Nabi. Ia lalu memakannya,’” (HR Muslim).

Dijelaskan dalam hadist, awalnya Nabi Muhammad SAW tidak berniat puasa, namun karena dihadapkan pada kondisi keterbatasan, maka Nabi Muhammad memilih berpuasa.

Kecuali, jika puasa syawal digabung dengan Puasa Ramadan, maka bacaan niatnya harus dibaca sebelum waktu fajar.

Baca juga: Jadwal Imsakiyah Puasa Syawal Surabaya dan Sekitarnya, Jumat 14 Mei 2021: Bacaan Niat dan Berbuka

Tata cara puasa syawal

Ilustrasi - Puasa Syawal
Ilustrasi - Puasa Syawal (Istimewa)

Anjuran puasa syawal berdasarkan hadist berikut.

"Barangsiapa yang telah melaksanakan puasa Ramadhan, kemudian dia mengikutkannya dengan berpuasa selama 6 (enam) hari pada bulan Syawal, maka dia (mendapatkan pahala) sebagaimana orang yang berpuasa selama satu tahun." (HR. Muslim no. 1164).

Itu artinya, idealnya puasa sunah Syawal enam hari dilaksanakam setelah hari Raya Idul Fitri pada 2-7 Syawal.

Namun apabila tidak berurutan, tetap mendapat keutamaan puasa Syawal.

Niat Puasa Syawal

Bagi yang niat puasa Syawal saja, bisa membaca niat sebagai berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ سِتَّةٍ مِنْ شَوَّالٍ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَي

(Nawaitu shauma ghadin ‘an sittatin min syawwaalinn sunnatan lillaahi ta’aalaa)

Terjemahannya, "Aku berniat puasa besok dari enam hari Syawal, sunnah karena Allah Ta’ala."

Bacaan ganti puasa Ramadhan gabung Puasa Syawal

Boleh juga menggabungkan puasa syawal dengan utang puasa Ramadan, namun bacaan niatnya diutamaan niat puasa qadha ramadan:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.

Artinya:

"Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT."

(Niat harus dibaca sebelum fajar, sebagaiamana Puasa Ramadan)

Keutamaan Puasa Syawal

Sebagaimana yang dijelaskan dalam hadist Muslim, pahala bagi umat Islam yang menjalankan Puasa Syawal mendapatkan pahala seperti puasa 1 tahun.

Dalil ini jadi pijakan kuat Madzhab Syafi'i, Ahmad bin Hanbal dan Abu Daud tentang kesunahan menjalankan puasa 6 hari dibulan Syawal, sedangkan Abu Hanifah memakruhkan menjalaninya dengan pendapat agar tidak memberi prasangka akan wajibnya puasa tersebut.

Ulama berkata "alasan menyamai puasa setahun penuh berdasarkan bahwa satu kebaikan menyamai 10 kebaikan, dengan demikian Bulan Ramadhan menyamai 10 bulan lain (1 bulan x 10 = 10 bulan) dan 6 hari di bulan Syawal menyamai dua bulan lainnya (6 × 10 = 60 = 2 bulan). (Syahr Nawaawi 'ala Muslim (VIII/56).

Ikuti berita seputar Puasa Syawal lainnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved