Info Mudik Surabaya: Larangan Mudik di Wilayah Aglomerasi, Stiker Khusus Plat Non-L dan W
Simak update info mudik Surabaya 2021, di antaranya larangan wisatawan masuk ke Kota Surabaya dan pemberian stiker
Penulis: Arum Puspita | Editor: Adrianus Adhi
Penulis: Arum | Editor: Adrianus
SURYA.CO.ID - Simak update info mudik Surabaya 2021, di antaranya larangan wisatawan masuk ke Kota Surabaya.
Sebagai informasi, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menegaskan adanya larangan mudik lokal (aglomerasi).
Ini menyusul adanya perubahan regulasi larangan mudik dari pemerintah pusat, termasuk untuk wilayah aglomerasi atau satu rayon.
Ia juga mengimbau warga untuk konsisten menjalankan larangan mudikt tersebut guna menekan angka penyebaran virus corona.
Sementara bagi warga luar Surabaya yang nekad mudik ke Kota Pahlawan, pihaknya juga akan meminta untuk putar balik.
Di sisi lain, petugas menerapkan sistem penandaan stiker bagi plat non-L dan W yang rutin melintas di Surabaya.
Stiker ini diberikan setelah petugas melakukan pemeriksaan dokumen seperti KTP, Surat Kerja, dan sebagainya.
Berikut ulasan info mudik Surabaya selengkapnya.
Baca juga: Kendaraan yang Rutin Melintas Diberi Stiker Khusus selama Larangan Mudik 2021 di Surabaya

Larangan mudik lokal
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengimbau warga untuk konsisten menjalankan larangan mudik.
Bagi warga luar Surabaya yang nekad mudik ke Kota Pahlawan, pihaknya juga akan meminta untuk putar balik.
Hal ini lantaran perubahan regulasi larangan mudik dari pemerintah pusat, termasuk untuk wilayah aglomerasi atau satu rayon.
Surabaya bersama Gresik, Bangkalan, Mojokerto, dan Sidoarjo masuk dalam wilayah aglomerasi yang sebelumnya diperbolehkan mudik, namun dengan kebijakan baru maka aturan itu tak berlaku lagi.
Karena melibatkan lintas daerah, Cak Eri tidak bergerak sendiri.
Pihaknya berkerjasama dengan pemerintah daerah beserta aparat kepolisian untuk menjalankan larangan mudik ini.
"Untuk (antisipasi) mudik lokal (aglomerasi), kami sedang koordinasi dengan Kapolda (Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta)," kata Cak Eri, Jumat (7/5/2021).
Pihaknya berharap daerah asal pemudik juga melakukan antisipasi pergerakan warga.
Sehingga pencegahan tak hanya dilakukan di daerah tujuan (Surabaya).
"Daerah hulu(asal) harus menahan (pemudik). Kalau kemudian sudah dilepas ke hilir, misalnya ke tempat kita, maka kita akan cek," kata Cak Eri.
Setiap pengendara dengan nomor kendaraan dari luar Surabaya akan diperiksa identitasnya.
Pihaknya memastikan bahwa pengendara tersebut ber-KTP Surabaya.
Pemeriksaan dilakukan di titik penyekatan yang berbatasan langsung dengan kabupaten tetangga.
"KTP-nya diperiksa terlebih dahulu. Sebab banyak warga Surabaya yang memiliki kendaraan berplat luar Surabaya," katanya.
Bagi masyarakat ber-KTP Surabaya namun kendaraannya berplat luar kota, maka akan diberikan stiker khusus.
Si pengendara diperbolehkan masuk Surabaya.
"Di luar itu, terpaksa kami "putarbalikan", tegasnya.
Selain warga ber-KTP Surabaya, pemkot juga memperbolehkan warga dari luar kota yang datang dalam rangka perjalanan dinas.
"Kan boleh kalau aturannya perjalanan dinas," katanya.
Perjalanan dinas juga harus dibuktikan dengan identitas dan surat tugas perjalanan. "Berbeda halnya kalau ia membawa barang, pakaian, apalagi sampai nginap, kami pastikan tidak boleh," katanya.
Cak Eri juga memastikan bahwa pemkot melarang warga luar Surabaya masuk ke Kota Pahlawan dengan alasan berwisata.
"Bagaimana memastikan bahwa orang tersebut berwisata, namun bukan mudik? Jadi lebih baik yang berwisata juga kami larang masuk," katanya.
"Masak kami harus mengikuti orang tersebut untuk memastikan orang ini pulang ke daerah asal setelah wisata? Aturan teknis seperti ini yang kami terus koordinasikan," katanya.
Namun pihaknya memastikan akan mematuhi regulasi yang ditetapkan pemerintah pusat maupun provinsi.
"Kami inline. Kalau kemudian wisata memang diperbolehkan (pemerintah provinsi), kami akan bahas lebih lanjut bagaimana pengawasannya. Tentu kontrol akan semakin sulit. Apabila mudik dilarang namun wisata diperbolehkan," katanya.
Bagi warga Kota Surabaya, Cak Eri pada prinsipnya meminta masyarakat agar tidak melakukan mudik atau pulang ke kampung halaman.
Hal ini dilakukan semata-mata untuk mencegah dan mengantisipasi penyebaran Covid-19.
Meski hal itu berat untuk dilakukan, namun ini sekaligus menjaga kesehatan orangtua dan saudara-saudaranya.
"Insya Allah dengan tidak mudik ini, maka kita menjaga orangtua kita, menjaga saudara kita," kata Cak Eri.
"Kita tidak saling menularkan atau membawa dampak Covid-19 kepada keluarga kita. Karena kita tidak pernah tahu siapa di antara kita yang akan terjangkit Covid-19," kata Cak Eri.
Terlebih, Cak Eri menyebut bangsa dan negara ini, khususnya Kota Surabaya, harus tetap dijaga agar penyebaran Covid-19 tidak kembali meningkat. Salah satu cara yang dapat dilakukan saat ini adalah tidak melakukan mudik dan tetap stay di Kota Surabaya.
“Sebagai warganegara yang baik, sebagai warga Surabaya yang baik, mari kita merayakan Hari Raya Idul Fitri dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, dengan tetap berada di kota kita tercinta,” pesannya.
Meski di Hari Raya Idul Fitri tahun ini tidak bisa bertatap muka langsung dengan orangtua atau saudara, tetapi Cak Eri berharap warga Kota Surabaya tetap dapat merayakan lebaran dengan penuh khidmat.
"Mari kita bersama merayakan momen Hari Raya Idul Fitri ini dengan khidmat, dan tetap menjaga tali silaturahim meskipun tidak bisa bertatap muka secara langsung," tuturnya.
Ia pun meyakini, apabila warga bersedia mengikuti anjuran pemerintah dengan tidak melakukan mudik, maka penyebaran Covid-19 ini bisa segera selesai.
"Insya Allah sebagai warga Kota Surabaya, sebagai warga negara Indonesia, kulo (saya) yakin, njenengan kale kulo saget (anda dan saya dapat) menjaga kota ini dari pandemi Covid-19. Dengan tetap stay di rumah kita, di kota tercinta Surabaya," ujarnya.
Di samping itu, Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini kembali mengingatkan masyarakat agar tetap disiplin menjaga protokol kesehatan.
Sebab saat ini cara yang efektif untuk menekan penyebaran pandemi adalah dengan rajin mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak.
"Terima kasih, saya titipkan Kota Surabaya kepada panjenengan (anda) semua, bagaimana menyelesaikan pandemi Covid-19 dengan tetap menjaga protokol kesehatan. Dengan tetap ada di kota kita tercinta ini, dengan tidak melakukan mudik pada hari lebaran," pungkasnya.
Untuk diketahui, pemerintah resmi melarang semua bentuk mudik pada saat larangan mudik Lebaran 2021 terhitung mulai 6-17 Mei 2021.
Larangan mudik ini juga berlaku untuk wilayah aglomerasi yang sebelumnya sempat diizinkan oleh pemerintah.
Keputusan pemerintah untuk melarang semua bentuk mudik ini merupakan upaya pencegahan penularan Covid-19 yang lebih luas.
"Untuk memecah kebingungan di masyarakat soal mudik lokal di wilayah aglomerasi, saya tegaskan bahwa pemerintah melarang apapun bentuk mudik, baik lintas provinsi maupun dalam satu wilayah kabupaten/kota aglomerasi," ujar Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito dalam konferensi pers virtual melalui YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (6/5/2021).
Stiker khusus selama Larangan Mudik 2021 di Surabaya
Petugas gabungan Polisi, TNI, dan unsur Pemkot melakukan pengetatan dan pelarangan mudik.
Bahkan Polrestabes Surabaya telah membentuk 596 pos pelayanan dan 180 pos terpadu untuk pengendalian penyebaran Covid-19.
Khusus menyambut mudik lebaran, petugas telah menyiapkan 17 titik penyekatan.
Saat ini petugas telah menerapkan sistem penandaan stiker bagi plat non-L dan W yang rutin melintas di Surabaya.
Stiker ini diberikan setelah petugas melakukan pemeriksaan dokumen seperti KTP, Surat Kerja, dan sebagainya.
Pemberian stiker dilakukan untuk menghindari pemeriksaan berulang yang bisa menyebabkan kemacetan.
William berharap inovasi peningkatan efektivitas pemeriksaan seperti ini bisa terus dilakukan dan diperluas penerapannya.
“Saya percaya tahun ini petugas bisa menerapkan penyekatan dengan lebih baik karena sudah ada pengalaman tahun lalu," kata William Wirakusuma, Ketua Fraksi PSI Surabaya.
Jika perlu, bisa dilakukan sistem rotasi petugas (shifting) yang lebih sering agar kondisi petugas selalu prima dan tidak ada kekosongan di titik penyekatan.
Operasi mudik ini sangat penting, belajar dari India yang kasusnya melonjak pasca pemilu dan perayaan hari raya.
Kita harus menjaga kinerja positif pengendalian Covid-19 di Surabaya.