KKB Papua

Hoaks Tim Elite Denjaka Setara Navy Seal AS Tumpas KKB Papua, Ini Kehebatan Pasukan Khusus TNI AL

Pasukan elite anti teror, Detasemen Jalamangkara (Denjaka) diisukan turun ikut menumpas KKB Papua setelah separatis pendukung OPM itu dilabeli teroris

Editor: Iksan Fauzi
Instagram/Denjaka_tnial Denjaka
Personel pasukan khusus TNI AL Detasemen Jalamangakra (Denjaka) sedang latihan. Kabar pasukan Denjaka diturunkan untuk menumpas KKB Papua di media sosial adalah hoaks. 

SURYA.co.id - Pasukan elite anti teror laut, Detasemen Jalamangkara (Denjaka) diisukan turun ikut menumpas Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua setelah separatis itu dilabeli teroris oleh pemerintah.

Namun, kabar yang beredar di media sosial tersebut dinilai hoaks. Adanya kabar tersebu membuat pihak TNI AL dan marinir ikut memberi tanggapan.

Seperti diketahui, meski menjadi pasukan khusus anto teror laut, Pasukan Khusus Denjaka bisa saja dilibatkan menumpas teroris di semua medan, termasuk di darat. 

Tak perlu disangsikan lagi kehebatan Denjaka damalm dunia kemiliteran. Bahkan, kemampuan prajurit Denjaka sudah pernah membuat pasukan Navy Seal AS (Amerika Serikat) geleng-geleng kepala saat latuhan bersama. 

Bagaimana cerita prajurit Denjaka diturunkan tumpas KKB Papua tersebar? Dan bagaimana kehebatan prajurit Denjaka yang disebut-sebut kemampuannya 1 orang setara 12 prajurit biasa?  

Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto saat berlatih bersama pasukan Denjaka beberapa waktu lalu.
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto saat berlatih bersama pasukan Denjaka beberapa waktu lalu. (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

Informasi pasukan Denjaka yang menjadi pasukan elite TNI AL ini sudah tiba di Papua beredar luas di media sosial.

Isnformasi kedatangan pasukan Denjaka di Papua itu disampaikan melalui cuitan oleh akun Twitter bernama @H4l1mun_D1n61n pada Sabtu (1/5/2021).

"Pasukan elit angkatan laut DENJAKA sudah sampai di tanah Papua. Kekuatan 1Denjaka = 12 orang. Mempunyai kekuatan misterius yang bikin angkatan laut Amerika gemetaran," tulis akun Twitter tersebut yang dikutip pada Minggu (2/5/2021).

Hingga Minggu (2/5/2021) pagi, twit tersebut telah bagikan ulang atau diretweet 743 kali, disukai 4.100 kali, dan dikomentari 292 kali.

Pergerakan pasukan elite tidak dipublikasikan

Namun, Kepala Dinas Penerangan Korps Marinir (Kadispen Kormar) Kolonel Marinir Gugun Saeful Rachman membantah informasi tersebut.

"Detasemen Jala Mangkara atau Denjaka TNI AL itu kan pasukan elite, itu latihan dan pergerakannya tidak dipublikasikan," kata Gugun, dikutip dari Kompas.com (grup SURYA.co.id) Minggu (2/5/2021) pagi.

Gugun mengatakan, tidak ada yang dapat mengetahui apa dan di mana kegiatan operasional dari detasemen tersebut.

Namun, satu hal yang perlu digarisbawahi bahwa saat ini pasukan Denjaka tidak berada di Papua.

"Iya (hoaks), sejauh ini kami belum mendapat konfirmasi kalau (Denjaka) ke Papua. Yang mengetahui kegiatan Denjaka itu hanya parajurit dan gusti Allah yang maha tau," ujar Gugun.

Pasukan siluman

Sementara itu, Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Julius Widjojono juga mengatakan bahwa informasi tersebut merupakan kabar bohong.

"Hoax Mas," ujar Julius saat dikonfirmasi sebagaimana dikutip dari Kompas.com (grup SURYA.co.id).

Dia mengungkapkan, Denjaka merupakan pasukan siluman yang semua pergerakannya tidak akan disebarkan kepada publik.

"Denjaka pasukan siluman, tidak gembar-gembor dan tidak akan diinformasikan," ucap Julius.

Denjaka, kata dia, berisikan pasukan-pasukan yang sangat terpilih dan terlatih.

"Pasukan amat terpilih dari Kopaskan dan Taifib, diseleksi lagi menjadi Denjaka," kata Julius.

Kehebatan pasukan elite Denjaka

Pasukan Denjaka TNI AL Menyelam untuk mencari korban dan bangkai pesawat Sriwijaya Air SJ 182. Kehebatan pasukan Denjaka diulas di artikel ini
Pasukan Denjaka TNI AL Menyelam untuk mencari korban dan bangkai pesawat Sriwijaya Air SJ 182. Kehebatan pasukan Denjaka diulas di artikel ini (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Inilah kehebatan pasuka Denjaka TNI AL yang menyelam ke dasar laut untuk mencari korban dan bangkai pesawat Sriwijaya Air SJ 182.

Sebagai pasukan khusus, keahlian personel Denjaka tentu tak diragukan lagi. Bahkan pernah membuat pasukan Amerika Serikat ( AS) kagum.

Seperti diketahui, Denjaka ikut diterjunkan untuk mencari pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu Jakarta pada Sabtu (9/1/2021) kemarin.

Tidak butuh waktu lama, pasukan Denjaka berhasil menemukan serpihan pesawat di dasar laut.

Instagram resmi TNI AL juga sempat mengunggah beberapa foto dan video yang merekam aksi pasukan Denjaka menyelam di lokasi jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182.

Lalu seperti apa pasukan Denjaka ini?

Berikut ulasannya dilansir dari Tribunnews dalam artikel 'Mengenal Denjaka, Pasukan Khusus TNI AL yang Menyelam ke Dasar Laut Cari Pesawat Sriwijaya SJ 182'

1. Diambil dari Kopaska dan Taifib

Sebagai pasukan khusus yang dibentuk oleh TNI AL, para personel Denjaka memang merupakan orang-orang pilihan dan terbaik di satuannya.

Para personel Denjaka berasal dari personel terbaik yang semula sudah bertugas di satuan pasukan khusus TNI AL, yakni Komando Pasukan Katak (Kopaska) dan Intai Amfibi Marinir (Taifib).

Eksistensi Denjaka sebagai satuan antiteror aspek laut TNI dimulai sejak diterbitkannya Surat Keputusan KSAL No.Skep/2848/XI/1982 tertanggal 4 November 1982.

Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) adalah pasukan khusus milik TNI AL yang memiliki kemampuan mumpuni.

2. Bikin kagum pasukan AS

Dalam berbagai atraksi di luar negeri, Denjaka kerap membuat kagum pasukan-pasukan khusus lainnya termasuk Navy SEAL dari Amerika Serikat (AS).

Para anggota Navy SEAL yang secara rutin melakukan latihan bersama Denjaka selalu dibuat geleng-geleng kepala mengingat latihan Denjaka tergolong ekstrem dan berbahaya.

Misalnya saja para personel Denjaka biasa melakukan latihan menembak sasaran dalam jarak dekat dan saling berhadap-hadapan menggunakan peluru tajam, melakukan demo penerjunan dari udara untuk membebaskan teroris dengan cara terjun di atas atap gedung atau kapal kecil yang sedang melaju di tengah laut, dan lain-lain.

3. Terlatih di laut

Pasukan ini juga terlatih berenang di laut dengan jarak jauh dan menyelam ke dasar laut.

Di awal pembentukannya, Pasusla beranggotakan 70 prajurit pilihan yang berasal dari Satuan Pasukan Katak (Kopaska) dan Batalion Intai Amfibi Marinir (Yontaifib).

Surat keputusan itu berisi, pembentukan Pasukan Khusus Angkatan Laut (Pasusla) yang bertugas menanggulangi bermacam bentuk ancaman keamanan yang terjadi pada aneka wahana transportasi laut sipil, kapal perang TNI AL, maupun instansi penting yang berada di tepi pantai atau di tengah laut.

Pucuk kendali pembinaan menjadi tanggung jawab Panglima Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) dengan koordinasi bersama Komandan Korps Marinir.

Sementara wewenang penugasan ada di tangan KSAL.

Pasusla memperoleh legalisasi lewat surat keputusan Panglima ABRI tahun 1984.

Sejak itu Pasusla menjadi satuan antiteror yang pembinaannya khusus di bawah Komandan Korps Marinir.

Secara resmi nama "Detasemen Jala Mangkara" mulai dipakai sejak keluarnya Surat Keputusan KSAL No.Kep/42/VII/1997 tertanggal 31 Juli 1997.

Namun hingga kini justru tanggal 4 November yang ditetapkan sebagai hari jadi satuan elite yang bermarkas komando merangkap pusat pendidikannya berada di Bhumi Marinir Cilandak, Jakarta Selatan.

4. Dilatih menjadi antiteror

Denjaka memiliki fasilitas latihan yang lengkap di Bhumi Marinie, karena terdapat bangunan yang bisa mensimulasikan lautan, kapal perang, kapal selam, hutan belantara, rawa-rawa, bangunan untuk latihan perang antiteror, dan lainya.

Pada dasarnya, materi pendidikan antiteror dan antisabotase yang diterima calon anggota Denjaka tak banyak beda dengan yang disuguhkan pada unit-unit antiteror lainnya di jajaran TNI.

Hanya saja ruang lingkup operasi lebih banyak berkutat di laut.

Selain metode pencapaian sasaran lewat teknik lintas udara (combat free fall) juga ditekankan penguasaan metode bawah air (combat diving) dan lintas atas air senyap.

Baik dengan berenang (combat swimming) maupun memakai perahu karet.

Hal ini wajar mengingat pada praktiknya satuan Denjaka sedang menggabungkan ketiga macam teknik perlintasan guna mencapai sasaran yang dituju.

Alhasil, satuan elite ini bakal mengadakan program latihannya di tempat yang bermatra lautan.

Misalnya kapal penumpang yang tengah berlayar, anjungan minyak lepas pantai, atau pulau terpencil di tengah laut.

Selain penguasaan ilmu bertempur, Denjaka juga dibekali ilmu kejiwaan dan analisa situasi khusus.

Sebelum melancarkan serangan, biasanya diajukan tim pendahulu yang bertindak sebagai negosiator dengan teroris.

Di samping agar tahu apa yang dituntut, dari negosiasi dapat juga diukur waktu yang cukup lama agar unit serbu sempat menyiapkan diri sebaik mungkin.

Tak hanya itu, para negosiator juga bertugas "membaca" kemampuan, kekuatan, tipu muslihat, sekaligus kelemahan teroris.

Bila upaya negosiasi berujung pada kebuntuan, unit serbu segera dikerahkan. Terbagi dalam tiga tim, yakni tim atas air, bawah air, dan lintas udara.

Masing-masing tim beranggotakan selusin prajurit dengan spesialisasi beragam. Mulai dari penjinakan bahan peledak, medis, komunikasi elektronik dan teknologi informasi.

Ada banyak sandi yang dipakai dalam operasi Denjaka. Isyarat operasi bisa disandikan dengan "KILAT", penundaan dengan "MENDUNG", dilanjutkan dengan "CERAH".

Waktu yang dibutuhkan oleh ketiga tim serbu Denjaka sejak masuk ke lokasi sasaran, menggelar serangan dadakan hingga evakuasi personel biasanya tak lebih dari 15 menit.

5. Persenjataan mumpuni

Layaknya satuan antiteror, tim serbu mengandalkan persenjataan yang cukup mumpuni dalam pertarungan jarak dekat.

Beragam pistol otomatis, granat asap, granat kejut, hingga senapan mesin ringan, masuk dalam inventaris. Misalnya, pistol otomatis SiG Sauer P-226/P-228 kaliber 9mm, pistol mitraliur Uzi kaliber 9mm, senapan otomatis MP5 dengan beragam variannya dan senapan tembak runduk SG-550 kaliber 5,56mm.

Tim serbu juga memanfaatkan sejumlah peralatan pendukung.

Daftarnya cukup standar yakni, perahu karet bermotor, peralatan selam lengkap, peralatan para lengkap, komunikasi elektronik, senter kedap air, navigasi GPS serta pengendus malam NVG.

Tak hanya operasi antiteror dan antisabotase, Denjaka dapat pula dilibatkan dalam operasi rahasia "jenis lain" berdasarkan perintah langsung Panglima TNI.

Hingga kini, keberadaan satuan ini terkesan dirahasiakan. Bahkan penugasannya pun acap kali tak diakui ataupun tercatat resmi oleh Markas Besar TNI. (SURYA.co.id/Kompas TV)

Baca berita lainnya terkait KKB Papua dan pasukan elite Denjaka

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved