Hikmah Ramadan 2021

Ketua MUI dan Katib Syuriah PWNU Jatim KH Syafrudin Syarif : Inilah Masa Depan Keluarga yang Sejati

Kalau orang tua sibuk mengursuskan anaknya dengan berbagai macam keterampilan, tentu harus diimbangi dengan keseriusan pendidikan membaca Al-Qur’an.

Editor: Parmin
Foto: mui jatim
KH Syafrudin Syarif, Ketua MUI Jawa Timur dan Katib Syuriah PWNU Jawa Timur.l 

Dengan demikian, semoga setiap keluarga bisa menjalankan amanah dengan baik.

Apalagi, bagi setiap orang tua, anak merupakan karunia Allah terbesar.

Sebab tidak semua orang diberi oleh AllahSWT kepercayaan untuk memiliki dan mengasuh anak.

Di sisi lain, Allah juga memberikan kepercayaan kepada orang tua untuk menjadikan anak sebagai investasi yang menjadi wasilah menggapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengingatkan kepada kita dalam Al-Qur’an surat An-Nisa’ ayat 9 yang artinya :

“Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)-nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar."

Jangan sampai saat orang tua meninggal dunia, anak-anak dalam keadaan lemah dalam ilmu pengetahuan, lemah dalam ibadah, lemah dalam ekonomi, dan lemah dalam keterampilan hidup.

Maka, tidak ada cara lain kecuali berusaha semaksimal mungkin memberikan pendidikan terbaik untuk anak-anak.

Yakinlah, ketika anak-anak dan keturunan memiliki bekal spiritual dan pemahaman agama yang baik, ia akan terus memberikan manfaat kepada orang tua meskipun orang tua sudah meninggal.

Mereka bisa terus mengirimkan pahala amal saleh melalui berbagai macam ibadah dan perbuatan baik seperi doa, bacaan Al-Qur’an, shadaqah, ilmu pengetahuan dan lainnya.

Mari ingat sejenak sabda Rasulullah SAW : "Apabila manusia itu meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga: yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak sholeh yang berdoa baginya." (HR. Muslim)

Ketiga hal itu merupakan investasi bagi setiap orang yang bisa dilakukan semasa hidupnya.

Artinya, jika seseorang selama hidupnya membekali diri dan anak dengan ketiga hal itu, maka saat ajal menjemputnya, ia akan menikmati hasil investasinya itu.

Maka sejatinya, orang yang paling bahagia adalah orang yang nafasnya sudah terputus tapi pahalanya mengalir terus. (*)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved