Kapal Selam Nanggala Hilang
Update Pencarian Kapal Selam Nanggala-402: AL Singapura Datang & Pengamat Ungkap Tantangan Terbesar
Update pencarian Kapal Selam KRI Nanggala 402: Angkatan Laut Singapura sudah datang dan pengamat ungkap tantangan terbesar misi pencarian.
Penulis: Alif Nur Fitri Pratiwi | Editor: Adrianus Adhi
Penulis: Alif Nur | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.CO.ID - Berikut update pencarian kapal selam KRI Nanggala 402 yang dilaporkan hilang kontak pada Rabu (22/4/2021).
Diwartakan sebelumnya, kapal selam KRI Nanggala 402 hilang di perairan sekitar 60 mil atau sekitar 95 kilometer dari utara Pulau Bali.
Hingga Sabtu (24/4/2021), KRI Nanggala 402 belum juga ditemukan, namun bantuan dari sejumlah negara tetangga mulai berdatangan.
Personil Angkatan Laut (AL) Singapura dilaporkan sudah tiba dan menunggu kapal penyelamat kapal selam milik Angkatan Laut Singapura (RSN) MV Swift Rescue
Sementara itu, pengamat turut menjelaskan tantangan terbesar dalam misi pencarian kapal selam KRI Nanggala-402. Berikut selengkapnya.
Baca juga: VIDO VIRAL - Seorang Diduga Perwira Kapal Selam KRI Nanggala 402 bersama Anaknya sebelum Insiden
Baca juga: Ayah Lettu Imam Adi Mengakui Video Viral, Abah Edy: Yang Merekam Menantu Saya
1. AL Singapura Datang, Kapal Selam MV Swift Rescue Segera Datang

Personil Angkatan Laut (AL) sudah tiba dan bergabung di KRI dr Soeharso untuk misi pencarian kapal selam Nanggal yang hilang kontak di perairan Bali.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen TNI Achmad Riad mengungkapkan lima personel militer Singapura sudah merapat ke KRI dr Soeharso-990.
"Tim Angkatan Bersenjata Singapura berupa lima personel sudah on board di KRI Soeharso," ujar Riad dalam konferensi pers di Bali, dikutip dari kanal Youtube Puspen TNI, Jumat (23/4/2021).
Kehadiran lima personel militer Singapura ini sekaligus menanti kedatangan kapal penyelamat kapal selam milik Angkatan Laut Singapura (RSN) MV Swift Rescue.
MV Swift Rescue sendiri dijadwalkan akan tiba malam ini.
Selain itu, TNI juga sudah mendapat tambahan kekuatan dengan kehadiran tim dari pesawat P-8 Poseidon yang didatangkan dari Amerika Serikat (AS).
Sedangkan unit pesawatnya sendiri dijadwalkan tiba malam ini.
"Tim dari Poseidon yang nanti akan sebagai operator ataupun membantu P-8 Poseidon Amerika dari US Airforce yang mudah-mudahan bisa datang malam atau dini hari nanti, akan membantu proses pencarian, timnya sudah datang di sini, tadi untuk berkoordinasi," terang Riad.
Tak hanya dari dua negara tersebut, bantuan dari Malaysia dan Australia juga segera merapat.
Adapun Malaysia mengirimkan MV Mega Bakti, sedangkan Australia mengerahkan HMAS Ballarat (FFH 155) dan HMAS Sirius (O 266).
2. Pengamat Ungkap Tantangan Terbesar
Di lain sisi, pengamat turut menjelaskan tantangan dalam misi pencairan kapal selam KRI Nanggala 402.
Pemerhati militer Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi mengatakan, situasi yang menimpa KRI Nanggala-402 memang tidak mudah.
Menurut dia, tantangan terbesar dari proses pencarian ini adalah kawasan yang tidak mudah dijangkau oleh kapal-kapal pencari.
"Artinya, tingkat kesulitan kita adalah mendatangkan kapal pencari dari berbagai lokasi yang tentunya membutuhkan waktu," kata Fahmi dilansir dari Kompas.com Kompas.com KRI Nanggala-402 Tak Kunjung Ditemukan, Pengamat Uraikan Tantangannya
Selain itu, keterbatasan perangkat atau sarana penyelamatan bawah air juga menjadi hambatan dalam proses pencarian.
Oleh karena itu, upaya pencarian harus melibatkan banyak pihak, termasuk dari negara lain, sehingga memerlukan waktu.
Kendati demikian, ia masih meyakini bahwa KRI Nanggala-402 bisa ditemukan dan semua kru bisa selamat.
"Tapi, sebenarnya kita dapat melihat sejak Rabu sampai hari ini, upaya penyelamatan dilakukan secara serius. Hari ini armada penyelamatan bertambah lagi," ujar Khairul.
"Melihat keseriusan ini ya saya kira kita masih bisa berharap, upaya penyelamatan ini membuahkan hasil sebelum fase kritisnya terlampaui," sambung dia.
Diketahui, KRI Nanggala-402 hilang kontak di perairan utara Bali, Rabu (21/4/2021), sekitar pukul 03.46 WIB.
Kapal selam produksi Jerman tahun 1977 itu ditengarai mengalami black out atau mati listrik total saat penyelaman sehingga kapal tersebut diperkirakan jatuh di kedalaman sekitar 600-700 meter dari permukaan laut.
Di dalam kapal tersebut, terdapat 53 awak kapal yang terdiri dari 49 anak buah kapal, 1 komandan satuan, dan 3 personel arsenal.
Simak update pencairan kapal selam KRI Nanggala 402 lainnya di Surya.co.id