Berita Surabaya

Begini Tips Awal Budidaya Burung Walet yang Benar dari Seorang Ahli dan Senior Konsultan

Di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, sarang burung walet kian menjadi buah bibir para masyarakat yang punya jiwa berbisnis.

Penulis: Fikri Firmansyah | Editor: Cak Sur
Istimewa/Dokumen Ekawalet
Burung walet saat menghuni rumah kosong yang dijadikan habitat terbarunya. 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, sarang burung walet kian menjadi buah bibir para masyarakat yang punya jiwa berbisnis.

Itu karena mengingat potensinya yang sangat besar untuk memenuhi kebutuhan pasar ekspor dan meningkatkan penghasilan devisa suatu negara.

Lalu bagaimana memulai bisnis sarang burung walet dan bagaimana langkah awal yang benar untuk membudidayakan burung walet?

Secara eksklusif Ahli dan Senior Konsultan Budidaya Burung Walet, Hary K Nugroho mengatakan, bahwa awal untuk melakukan budidaya walet adalah fokus Makrohabitat.

"Jadi, jika sudah punya lahan tinggal membuat rumah, sedangkan jika belum punya lahan dan akan membeli lahan perlu memperhatikan kondisi sekitar. Jangan sampai sia-sia membeli lahan untuk budidaya baru. Perhatikan lahan yang kita beli untuk menjalankan budidaya walet, apakah memang sentra walet atau jalur yang sering dilalui walet di daerah tersebut alias kondisi sekitarnya memang mendukung," terangnya, Sabtu (24/4/21).

Setelah dirasa memang lahan yang dibeli cocok untuk budidaya walet, yang perlu dilakukan selanjutnya adalah membangun rumah walet.

Tak perlu yang mewah, bisa juga bisa rumah ala kayu. Yang terpenting bagaimana rumah walet sesuai dengan sarang walet pada umumnya dalam hal ini adalah goa.

Rumus tersebut juga menandakan bahwa dalam budidaya walet tak hanya bisa dijalankan di desa ataupun pelosok daerah, namun di wilayah perkotaan pun juga bisa. Asalkan bisa membuat rumah walet seperti goa, misalnya tingkat kelembapannya dll.

Setelah punya rumah walet dengan tingkat kelembapan dan pencahayaan sama dengan berada digoa, langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah memancingnya.

Hary mencontohkan, rumah walet ini ibarat seseorang melakukan bisnis rumah kos-kosan.

"Jadi kita perlu menginfokan ke walet-walet bahwa disini ada habitat yang cocok untuk ditinggali. Untuk menginfokan ini, caranya pun cukup mudah, kita pancing dengan suara musik walet. Cukup sediakan speaker yang bisa berulang-ulang memutar suara walet. Agar walet dari luar tau. Upaya ini dilakukan karena burung walet hidup secara berkelompok dan bergerombol. Oleh karenanya dengan cara memancing suara itu fungsinya untuk menandakan ke mereka ditempat ini ada pula walet sepertinya," terangnya secara detail.

Setelah berhasil menginformasikan ke walet bahwa rumah walet yang kita bangun ini adalah sebuah habitat baru yang cocok untuk mereka tinggali, baru kemudian langkah selanjutnya menjalankan sistem mikrohabitat.

"Mikrohabitat yang saya maksud disini bagaimana walet-walet ini setelah masuk kerumah walet yang kita bangun bisa betah berada disini. Maka kita harus menyamankan mereka, misalnya menciptakan bau dan udara yang umumnya juga ada dihabitat asli mereka," ungkap pria paruh baya yang juga sebagai owner Eka Walet tersebut.

Perhunian walet yang sudah mapan banyak penghuninya mempunyai ciri khas bau yang ditimbulkan oleh kotoran burung tersebut. Bau khas ini ternyata mempunyai daya tarik sendiri bagi burung waletsaat memilih perhuniannya.

Bau pada udara dalam ruangan rumah baru ini nampaknya membuat walet yang memasukinya mengira bahwa tempat itu memang telah di huni koloni-koloni burung sejenisnya, sehingga merangsang mereka untuk bergabung menghuni rumah tersebut.

Dengan demikian perangsang bau ini bisa sebagai pendukung mempercepat rumah baru dihuni burung walet atau seriti yang terpancing.

Bahkan cara ini merupakan cara lama, di mana pada masa lalu orang menggunakan kotoran burung walet atau seriti yang ditebarkan pada lantai rumah burung yang baru.

Adapun saat ini, karena sulitnya memperoleh kotoran burung itu, telah beredar sarang-sarana perangsang yang siap dipakai sewaktu-waktu.

Kenyamanan lain yang perlu diciptakan, masih kata Hary, adalah terkait membuat walet merasa aman alias jauh dari ancaman predator.

Perlu membuat walet untuk jauh dari predator, seperti tikus, kecoa, ular dan lain-lain yang biasa terdapat dalam rumah "kosong dan lembab". Gangguan-gangguan ini biasanya pada malam hari.

Sedangkan kenyamanan jalur terbang bisa terganggu karena banyaknya sarang laba-laba.

Baca juga: Jadi Primadona Ekspor RI, Jatim Siap Dukung Pengembangan Ekspor Sarang Burung Walet

Pada rumah baru sering kali pemancingan burung walet untuk menghuninya menjadi gagal hanya karena "banyaknya sarang laba-laba" yang menganggu jalur burung terbang.

"Dengan memberikan kenyamanan pada burung walet yang maksimal, maka suatu rumah baru bisa lebih cepat dihuni burung yang terpancing. Karena ini faktor kenyamanan dalam rumah walet/seriti tidak boleh dikesampingkan," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved