KKB Papua

Pratu Lukius Masuk Daftar Ekstremis yang Paling Dicari TNI Polri Setelah Berkhianat ke OPM KKB Papua

Pratu Lucky Y Matuan atau Lukius telah terang-terangan berkhianat dan membelot ke KKB Papua. Eks prajurit Raider 400 itu telah dipecat dari TNI AD.

Editor: Iksan Fauzi
Facebook/Istimewa
Pratu Lukius, eks prajurit Raider 400 TNI AD yang membelot ke KKB Papua. Dia dimasukkan dalam daftar kelompok ekstremis. 

Sebanyak 30 personel Brimob Polda Papua akan diterbangkan menuju Distrik Beoga Kabupaten Puncak Papua, lokasi penembakan terhadap guru yang terjadi Kamis (8/4) April lalu.

Puluhan Personel Brimob yang dikirim selain untuk mengamankan kondisi Beoga juga untuk mengejar pelaku penembakan terhadap guru. Hal itu dikatakan Kapolda Papua Irjen Pol Matius Fakiri.

“Puluhan anggota Brimob yang dikirim ke Beoga untuk membantu anggota yang bertugas disana, dan juga membantu mengejar para pelaku penembakan terhadap guru,”ujar Kapolda saat dikonfirmasi melalui selulernya, Rabu (14/4/2021).

Menurut Kapolda, kondisi medan di wilayah Pegunungan Papua menjadi salah satu kendala utama dalam melakukan pergeseran personilnya dari satu tempat ke tempat lain, guna menyikapi jika ada peristiwa gangguan keamanan.

“Selain itu cuaca yang kerap berubah-ubah tanpa bisa diprediksi, juga transportasi yang terbatas menjadi kendala lain menuju wilayah Pegunungan Papua, apalagi bila ada penembakan seperti beberapa hari lalu, rata-rata pilot jadi takut kesana,” ungkap Kapolda.

Sementara Kelompok Kriminal Bersenjata menguasai medan wilayah Pegunungan, sehingga kerap melakukan aksi gangguan keamanan.

“Selain kuasai medan, mereka juga punya puluhan senjata api baik laras pendek maupun panjang berbagai merek.

Mereka bisa memiliki senjata api selain hasil rampasan juga membeli dari pasar gelap dengan uang hasil melakukan pemerasan di beberapa tempat,”ujar Kapolda.

Kelompok Kriminal Bersenjata beraksi di Distrik Beoga Kamis pekan lalu. Kelompok itu menembak dua tenaga pendidik (guru).

Mereka juga membakar gedung sekolah, helikopter serta menggangu penerbangan ke Beoga.

Akibat aksi penembakan, Oktovianus Rayo, guru SD Impres Beoga tewas karena ditembak. Juga Yonatan Randen, guru SMPN 1 Beoga.

Kedua jenazah guru baru bisa di evakuasi ke Timika dua hari setelah kejadian yakni Sabtu (10/4), karena Kelompok bersenjata terus melancarkan aksi penembakan di bandara Beoga.

Sebelumnya yakni Selasa (13/4) Tentara Nasional Pembebasan Papua Barat (TPNPB) sayap militer Organisasi Papua Merdeka (OPM) mengklaim bertanggung jawab atas penembakan terhadap guru tersebut.

Mereka menuding bahwa guru yang ditembak adalah mata-mata TNI.

“Manajemen Markas pusat KOMNAS TPNPB telah terima laporan bahwa guru Sekolah Dasar yang ditembak mati di Beoga itu adalah mata-mata TNI/Polri yang telah lama di identifikasi oleh PIS TPNPB.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved