Berita Bondowoso Hari Ini

Sempat Dikira Sarang Ular, Ternyata Goa di Bondowoso Ini adalah Makam Keramat Zaman Mengalitikum

Goa yang Wasit temukan di Bondowoso Ternyata Makam Keramat dari Jaman Megalitikum. Di dalamnya ada 3 tengkorak

SURYAMALANG.com/Danendra Kusuma
Benda peninggalan yang ditemukan di dalam kubur bilik Dusun Kecik, Desa Lojajar, Tenggarang, Bondowoso, Selasa (13/4). Kasi Sejarah dan Kepurbakalaan Dindikbud Bondowoso, Hery Kusdaryanto menunjukkan jenis batu kubur era megaltikum, Selasa (13/4) 

SURYAMALANG.com - Misteri goa yang ditemukan warga di Desa Lojajar, Kecamatan Tenggarang, Kabupaten Bondowoso akhirnya terungkap. Goa itu merupakan kuburan bilik batu yang diperkirakan berasal dari jaman megalitikum

Itu disampaikan Kasi Sejarah dan Kepurbakalaan Dindikbud Bondowoso, Hery Kusdaryanto kepada reporter SURYA, Rabu (14/4/2021).

"Itu adalah temuan kubur bilik batu,” kata Hery saat dikonfirmasi, Kamis (15/4/2021).

Hery mengatakan, kubur bilik batu merupakan cara penguburan pada masa megalitikum.

Biasanya, terdapat lebih dari satu jenazah yang dimakamkan di dalam kubur bilik batu. Di goa yang ditemukan Wasit, terdapat tiga kerangka.

Di dalamnya juga terdapat beberapa manik-manik dan gerabah yang digunakan untuk media pemujaan. Lalu, ada alat dari besi seperti keris dan tombak.

Hanya saja, Hery belum mengetahui secara pasti jenis alat besi tersebut, apakah keris dan tombak atau bukan.

Ia juga menambahkan belum ada penelitian mendalam terkait manusia megalitikum di Bondowoso hingga kini.

Kebanyakan, tulang manusia yang ditemukan di kubur bilik dalam kondisi hancur, tak utuh. Selain itu, warga minim pengetahuan dalam memperlakukan tulang itu.

Contoh kasus, telah terpegang oleh tangan, dikubur ulang, dan disimpan di tempat yang tak sesuai prosedur hingga rusak. Adapula, dahulu banyak penggali liar yang mencuri peninggalan megalitikum.

Sehingga di dalam kubur bilik, sarkofagus, dan kubur lempeng batu tak ditemukan apa-apa alias kosongan.

"Gambaran masyarakat atau manusia megalitikum di Bondowoso belum diketahui pasti," katanya kepada Surya, Selasa (13/4).

Proses identifikasi manusia megalitikum Bondowoso juga terkendala kondisi tulang tak utuh. Sebab, jenis tanah di Bondowoso tak mendukung terjadinya proses pemfosilan.

"Peneliti Belanda sebenarnya pernah menemukan kerangka manusia di dalam peti kubur megalitikum di Bondowoso. Namun, kerangkanya tak tahu berada di mana dan belum diteliti arkeolog Indonesia," urainya.

Hery mengungkapkan, bila pihaknya ingin menemukan cagar budaya terutama peti kubur yang di dalamnya masih utuh. Mulai, kerangka hingga bekal kuburnya.

"Oleh karena itu, kami mengimbau kepada masyarakat untuk menjaga cagar budaya di Bondowoso. Apabila menemukan benda cagar budaya diharapkan langsung melaporkan kepada kami," pungkasnya.

Dikira Sarang Ular

Diberita sebelumnya, Wasit (43) warga Dusun Kecik RT 11 RW 6, Desa Lojajar, Tenggarang, Bondowoso menemukan kubur bilik peninggalan budaya era megalitikum.

Kubur bilik itu berada di gundukan batu padas yang diselimuti tanah dekat rumahnya.

Ia menceritakan ketika itu dirinya sedang membuat saluran air pada Senin (12/4) sekitar pukul 11.00 WIB.

Saat hendak menggali, ia mendapati ada sebuah lubang di permukaan tanah dengan diameter sekitar 8 cm.

"Kemudian, saya pun mengintip lubang tersebut. Secara kasat mata, tampak ada sebuah ruangan," katanya kepada Surya, Selasa (13/4).

Karena gelap, Wasit mengambil lampu senter dari dalam rumah untuk menerangi lubang agar bentuk ruangan itu bisa terlihat jelas.

Setelah dibantu cahaya lampu senter, Wasit pun terkejut melihat ruangan di dalam lubang itu.

"Bentuknya ternyata seperti gua. Saya justru takut karena mengira bila gua itu adalah sarang ular. Sebab, warga sekitar kerap melihat ular berkeliaran," paparnya.

Namun, rasa penasaran Wasit begitu kuat untuk menelusuri lubang yang ia anggap di dalamnya terdapat gua itu.

Lantas, wasit mencoba berkeliling menelusuri keberadaan pintu masuk gua.

"Selang beberapa menit, saya menemukan pintu masuknya. Pintu masuk berada di timur lubang awal. Kondisinya tertutup oleh batu berukuran cukup besar dan berbentuk kotak," ungkapnya.

Selanjutnya, batu yang menutupi pintu masuk itu dialihkan oleh Wasit. Di balik itu, terdapat gua yang cukup besar, kemungkinan bisa menampung sekitar 6 orang dewasa dengan posisi berjongkok.

"Saya pun masuk ke gua. Saya menemukan keris, tombak, gerabah, manik-manik, dan tulang di dalam gua. Kondisi keris patah, sedangkan tulang sudah hancur," urainya.

"Sepertinya tulang itu bagian betis dan tengkorak kepala. Tulang-tulang itu saya kubur kembali di tempat pemakaman umum desa. Lalu, saya melaporkan temuan ini ke kepala dusun" pungkasnya. (nen)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved