KKB Papua
Situasi Terkini Distrik Beoga Setelah Teror Brutal KKB Papua, Makanan Nipis dan ASN Diminta Bertahan
Begini situasi terkini Distrik Beoga, Kabupaten Puncak setelah teror brutal KKB Papua. Stok makanan menipis dan ASN diminta bertahan
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
Sohilait menyebutkan, letak secara geografis dan sarana infrastruktur yang minim di Beoga membuat tak banyak guru yang mau ditempatkan di lokasi itu.
Apalagi, Beoga berada di ketinggian 3.500 meter dari permukaan laut.
"Mereka berdua itu guru-guru honorer, karena tidak mungkin ada guru saya dengan situasi begitu mau mempertaruhkan nyawanya dengan membawa-bawa senjata, saya pikir itu tidak benar, jangan mengalihkan opini setelah kalian menghilangkan orang punya nyawa," kata Sohilait.
Selain itu, ia juga menyebut masih ada tujuh guru yang berada di Beoga.
"Kemarin (10/4/2021) yang sudah dievakuasi tiga guru dan dua keluarganya.
Masih ada tujuh guru di Beoga, tapi dalam perkembangannya mereka bisa ukur-ukur sendiri apa mereka mau dievakuasi atau tetap di Beoga," kata Sohilait.
KKB Papua menembak Oktovianus Rayo yang sedang menjaga kios di rumahnya di Kampung Julugoma pada Kamis, sekitar pukul 09.30 WIT.
Oktovianus tewas setelah menderita dua luka tembak di rusuk kanan.
Sedangkan Yonathan menjadi korban penembakan pada Jumat sore. Ia mengalami luka tembak di bagian dada.
Yonathan sempat dilarikan masyarakat ke Puskesmas Beoga, tetapi nyawanya tak tertolong. Kedua jenazah dievakuasi ke Mimika pada Sabtu (10/4/2021).
Evakuasi akhirnya bisa dilakukan setelah Pemerintah Kabupaten Puncak membayar sejumlah uang tebusan kepada KKB untuk membiarkan pesawat masuk ke Bandara Beoga.
Ikuti Berita Seputar KKB Papua lainnya di SURYA.co.id