Wawancara Eksklusif
Andalkan Porang dan Rumput Emas, Bupati Karna Suswandi Bertekad Wujudkan Situbondo Berjaya
Andalkan tanaman porang dan rumput emas, Bupati Karna Suswandi bertekad mewujudkan Situbondo Berjaya.
Penulis: Danendra Kusumawardana | Editor: Tri Mulyono
SURYA.CO.ID, SITUBONDO - Usai resmi dilantik pada 26 Februari 2021, Bupati Situbondo Karna Suswandi langsung tancap gas menggenjot sejumlah program yang telah dirancang.
Banyak pekerjaan rumah yang harus ia bereskan. Misalnya, menurunnya gairah perekonomian Situbondo di masa Pandemi Covid-19.
Tak dipungkiri, pagebluk telah merongrong perekonomian masyarakat dan sektor usaha hingga terpuruk. Belum lagi, persoalan kemiskinan masyarakat daerah pegunungan, kesejahteraan para nelayan dan kesehatan.
Oleh karena itu, ia berkomitmen menuntaskan segala permasalahan yang ada dengan kerja nyata. Segudang terobosan program untuk membawa Situbondo Berjaya (Berakhlak, Sejahtera, Adil, dan Berdaya) pun siap digalakkan.
Bung Karna sendiri sudah punya bekal pengalaman sebelum menjadi orang nomor satu di Situbondo.
Ia malang-melintang di dunia pemerintahan, mulai jadi juru penerang (jupen), sekcam, sampai menjabat tiga posisi strategis pada 2017, yakni Kepala Dinas PUPR, Plt sekda, dan Pj Bupati Bondowoso.
Sepak terjangnya tak diragukan lagi. Banyak inovasi yang telah dilahirkan dari pemikirannya. Bukan omong kosong belaka, inovasi itu ia realisasikan.
Itu membuat masyarakat Situbondo menaruh harapan penuh kepadanya.
Lantas bagaimana upaya Bunga Karna mengatasi problematika yang ada di Situbondo? Berikut wawancara eksklusif Pemimpin Redaksi Tribun Jatim Network/Wakil Pemimpin Redaksi Harian Surya Tri Mulyono dengan Bupati Situbondo Karna Suswandi.
Apa yang sedang dan akan dilakukan untuk mempercepat pemulihan ekonomi?
Banyak yang telah kami lakukan utamanya dalam rangka menumbuhkan perekonomian di masa pandemi covid-19. Yang pertama kita mencoba untuk bisa fokus agar kemiskinan di Situbondo segera menurun.
Persoalan kemiskinan banyak ditemui di daerah pegunungan. Kami pun fokus menumbuhkan perekonomian masyarakat di sana.
Ada beberapa kegiatan yang akan dilakukan di daerah pegunungan, yakni Situbondo Shiratake. Program itu adalah program budidaya porang bagi masyarakat di pinggiran hutan.
Porang dipilih karena tanaman yang bernilai ekonomis tinggi. Sehingga sangat menjanjikan dan tentu bisa meningkatkan perekonomian masyarakat di pegunungan.
Nantinya program itu bakal dikerjasamakan dengan tujuh pihak, Perhutani, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), Bank Indonesia, perbankan, Dinas Pertanian, pihak ketiga atau pabrik pengolahan porang dan Pemkab Situbondo.
Bagaimana menumbuhkan perekonomian bagi masyarakat kota?
Untuk menumbuhkan ekonomi masyarakat perkotaan kami lakukan rekayasa lalu lintas. Dengan begitu mobilitas masyarakat dalam belanja segala kebutuhan jadi lebih mudah.
Pengusaha dan pedagang makin laris. Geliat ekonomi pun jadi meningkat.
Kekhasan Pilkada 2020 adalah masa jabatan kepala daerah hanya sekitar 3,5 tahun. Waktu yang terbilang pendek. Kira-kira Pak Karna yakin dengan tempo 3,5 tahun bisa memperbaiki masalah Situbondo?
Kami akan berupaya dan bekerja dengan keras untuk bisa mewujudkan janji politik kami kepada masyarakat Situbondo.
Banyak hal yang sudah kami lakukan tak lama ini. Kami sudah menganggarkan program kesehatan gratis yang diberi nama Sehati (Sehat Gratis).
Masyarakat yang tak mampu serta tak terjangkau BPJS di kabupaten dan Jatim, juga Kartu Indonesia Sehat (KIS) program pemerintah pusat akan dijangkau dengan program Sehati.
Syaratnya mudah, hanya menunjukkan KTP masyarakat bisa dirawat dengan gratis di puskesmas maupun di rumah sakit.
Sementara ini jangkauannya masih 10 juta orang yang bisa dibiayai. Sebab, APBD Situbondo belum sehat. APBD berada di angka Rp 1,8 triliun. Di mana 70 persen atau Rp 1,25 triliun habis untuk biaya operasional.
Maka berikan kesempatan pada kami Bung Karna dan Hj Khoirani (Wakil Bupati Situbondo) untuk bisa menyehatkan APBD sekaligus membangun Situbondo lebih baik lagi ke depannya.
Agar bisa menikmati program Sehati, apakah masyarakat juga perlu melapor ke kepala desa atau benar-benar hanya menunjukkan KTP saja?
Tak perlu lapor kepala desa, karena pengembangan smart city masih berjalan. Sistemnya belum semuanya daring.
Maksimal mereka akan diminta Kartu Keluarga atau KK-nya. Apabila yang sakit anaknya paling tidak menunjukkan akta kelahirannya. Tak perlu mengurus ke mana-kemana cukup dari rumah bisa menikmati program ini.
Adakah program lain?
Ada program yang berkaitan dengan masyarakat nelayan. Memang konsentrasi kemiskinan kedua ada di daerah pesisir.
Agar ke depan mampu meningkatkan taraf pendapatan kesejahteraan, jangka pendek yang kami lakukan akan membangun cold storage di beberapa pelabuhan. Itu merupakan pilot project Pemkab Situbondo.
Cold storage sangat berguna bagi masyarakat nelayan. Contohnya, bila hasil tangkapan melimpah tetapi harga sedang anjlok, mereka bisa menitipkan ikan ke cold storage.
Kami juga berencana bikin koperasi supaya para nelayan bisa mengelola cold storage secara mandiri dan baik.
Pabrik yang memproduksi olahan berbahan dasar ikan mulai bermunculan. Kami mencoba menjalin komunikasi dengan pabrik-pabrik tersebut. Mudah-mudahan bisa hadir berinvestasi di Situbondo. Masyarakat nelayan jadi sejahtera.
Di sisi lain, saya meminta Dinas Lingkungan Hidup Situbondo untuk mengembangkan potensi rumput laut. Nantinya, masyarakat pesisir akan dibina untuk budidaya rumput laut.
Program lainnya, ada bantuan untuk guru ngaji. Yang sebelumnya mendapat Rp 1,1 juta dinaikkan jadi Rp 1,5 juta.
Kemudian, Madrasah diniyah yang sebelumnya tak tersentuh bantuan oleh pemda, insya Allah pada 2021 akan menerima dana dari pemda sebagai komitmen dana sharing dari Pemprov Jatim.
Sebetulnya, potensi di Situbondo cukup besar ada kelautan, wisata religi, bahkan berbasis teknologi seperti smelter. Apa yang jadi prioritas dari sekian program untuk membangkitkan potensi itu? Lalu adakah kolaborasi dengan daerah lain?
Panjang laut Situbondo sekitar 150 km. Ini adalah potensi yang harus kita kelola dengan baik agar bisa dinikmati masyarakat Situbondo.
Nah, di bidang kelautan fokus utama kami membangun kawasan wisata Merak-Baluran. Di situ ada delapan destinasi wisata. Pantai Pasir Putih dengan pulau yang bisa diakses dengan jalan kaki.
Pengunjung akan berjalan di atas pasir putih pantai yang membentang hingga pulau itu. Selain itu ada batu hitam yang di atasnya ditumbuhi rumput emas.
Sungguh unik. Saya berharap keunikan dan keindahan delapan wisata jadi daya tarik. Sehingga ekonomi bisa bangkit.
Lalu kenapa saya memilih itu Merak-Baluran? Karena Kawasan Merak-Baluran dekat dengan Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi.
Harapannya para wisatawan bisa mampir ke Merak-Baluran sebelum menuju ke Banyuwangi atau Bali.
Merak Baluran dengan Bali juga tak terlalu jauh. Karena keindahan delapan wisata itu. Para wisatawan mancanegara saya yakini akan tertarik melancong ke Merak-Baluran.
Pesan kepada masyarakat untuk membantu pemerintah mengatasi Covid-19, sehingga program yang disampaikan segera tercapai?
Kami mengajak masyarakat Situbondo mari bersama kami membangun Kota Santri Pancasila agar lebih baik ke depannya.
Kami akan bekerja keras memberika pelayanan kepada masyarakat tanpa batas dan tanpa membedakan. Kami berharap dukungan penuh masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam pelaksanaan pembangunan Situbondo.
Bagaimana pun juga apa yang menjadi visi kami juga menjadi cita-cita masyarakat Situbondo. Mari mewujudkan Masyarakat Situbondo Berkaya.
Perihal penanggulangan Covid-19, kami berharap seluruh masyarakat mematuhi protokol kesehatan atau selalu menerapkan 3M, memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak. Tak lupa juga menjaga kebersihan karena bagian dari iman. Itu supaya kita semua terhindar dari Covid-19.
Pandemi Covid-19 juga bisa meredah. Karena dengan begitu perekonomian akan bangkit dan tumbuh kembali. (danendra kusuma/izi hartono)