Berita Entertainment
Biodata Ernest Prakasa yang Kritik Pernikahan Atta-Aurel Dipost Setneg, Pernah Jadikan Kaesang Kameo
Berikut ini profil dan biodata Ernest Prakasa, komika yang kritik pernikahan Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah dipublikasikan di akun Setneg
Pekerjaan itu dilakoni paruh waktu saat di masih kuliah di jurusan Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran.
Setelah itu, Ernest memulai karier profesionalnya di industri musik, yakni dengan bergabung bersama Universal Music lalu Sony Music, dan berlanjut di dr.m Digital.
Nyaris enam tahun Ernest berkutat di industri musik.
2. Juara SUCI
Karir Eenest mulai menanjak sejak dia mendaftarkan diri ke program Kompas TV, yakni Stand-Up Comedy Indonesia (SUCI) [afa tahun 2011.
Ia berhasil lolos audisi dan terpilih menjadi satu dari 13 finalis dari seluruh Indonesia, dan meraih peringkat ketiga dalam kompetisi tersebut.
Ia menjadikan pengalamannya didiskriminasi sebagai keturunan Tionghoa di Indonesia sebagai materi komedi tunggal.
Bersama Raditya Dika, Pandji Pragiwaksono, Isman H. Suryaman dan Ryan Adriandhy, Ernest mendirikan Stand-Up Indo, sebuah komunitas pelawak tunggal pertama di Indonesia, yang hingga kini telah memiliki sub-komunitas di puluhan provinsi, dan dianggap sebagai salah satu perintis budaya komedi tunggal di Indonesia.
Ernest pun diangkat sebagai Ketua pertama dari Stand-Up Indo hingga Juni 2013.
3. Makin Bersinar sebagai Komika

Ernest telah melakukan sebuah tur komedi tunggal pada 2012, dan ia merupakan komedian pertama Indonesia yang melakukan hal itu.
Tur tersebut dinamai Merem Melek, menjelajah 11 kota di Indonesia dan ditutup di Gedung Kesenian Jakarta pada 10 Juli 2012.
Ia juga pernah menggelar sebuah pertunjukan komedi tunggal khusus bersama para komedian dari etnis Tionghoa-Indonesia, berjudul Ernest Prakasa & The Oriental Bandits yang digelar di Gedung Kesenian Jakarta pada 9 Februari 2013, sehari sebelum perayaan Imlek.
Pada bulan November 2013, ia melakukan tur keduanya yang diberi judul Illucinati, menyambangi 17 kota dan ditutup kembali di Gedung Kesenian Jakarta pada tanggal 25 Januari 2014. Acara puncak ini menorehkan rekor sebagai komedi tunggal spesial pertama di Indonesia yang digelar sebanyak tiga kali pertunjukan dalam satu hari.
Dua tur stand-up comedy berikutnya yang ia lakoni adalah Happinest (2015) dan Setengah Jalan (2017), masing-masing di belasan kota dari Sumatra hingga Sulawesi.