Nasib Moeldoko yang Kini Didesak Mundur dari KSP, Demokrat AHY Siap Menerima tapi Ada Syaratnya

Begini nasib Moeldoko setelah Menkumham menolak mengesahkan kepengurusan Partai Demokrat hasil Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang Sumatera Utara

Editor: Musahadah
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Nasib Moeldoko, Mantan Panglima TNI yang kini didesak mundur dari KSP setelah Menkumham menolak mengesahkan hasil KLB Demokrat di Deli Serdang. 

SURYA.CO.ID - Begini nasib Moeldoko setelah Menkumham menolak mengesahkan kepengurusan Partai Demokrat hasil Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang Sumatera Utara.

Kini, Moeldoko didesak mundur dari jabatran Kepala Staf Kepresidwn (KSP).

Jika Moeldoko tak mau mundur, Presiden Jokowi diminta untuk mereshufle-nya dari kabinet. 

Di bagian lain, partai Demokrat di bawah Kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) justru membuka diri untuk Moeldoko dengan syarat. 

Desakan Moeldoko mundur dari KSP salah satunya datang dari Partai Nasdem. 

Baca juga: Keluarga Teroris ZA Terpukul, Bibir Ayah Gemetar Tak Sangka Anaknya Serang Mabes Polri, Ibu Menangis

Baca juga: Bukti ZA Terduga Teroris Lone Wolf Berideologi ISIS, Perilakunya Berubah Drastis setelah Cuti Kuliah

Waketum Partai Nasdem Ahmad Ali menilai hal itu perlu dilakukan karena ia tidak ingin Presiden Joko Widodo (Jokowi) terseret dalam kasus internal Partai Demokrat.

"Sejak awal saya sudah menyarankan itu (Moeldoko mundur dari jabatan KSP) karena kita tidak mau presiden terseret-seret dalam polemik internal Demokrat," kata Ali kepada wartawan, Kamis (1/4/2021).

Menurut Ali, Moeldoko perlu mundur dari jabatan Kepala KSP agar bisa fokus mengurusi urusan internal Partai Demokrat.

Pasalnya, ia juga menilai polemik Partai Demokrat masih belum berakhir.

"Karena saya yakin polemik ini akan semakin berkepanjangan," ujarnya.

Di bagian lain, pengamat komunikasi politik Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai Moeldoko sebaiknya mundur dari jabatan Kepala KSP.

Hendri Satrio menilai, jika Moeldoko tidak mundur, maka sebaiknya Presiden Jokowi melakukan reshuffle agar Moeldoko tidak menjadi beban politik bagi pemerintah.

"Harusnya, demi Indonesia, kan Pak Moeldoko sering ngomong begitu, demi Presiden, sebaiknya beliau mengundurkan diri," kata Hendri saat dihubungi Kompas.com, Rabu (31/3).

Kubu AHY Siap Menerima

Sementara itu, politikus Demokrat Rachland Nashidik menyebut, pihaknya memberi kesempatan Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko untuk gabung dengan partainya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved