Bukti ZA Terduga Teroris Lone Wolf Berideologi ISIS, Perilakunya Berubah Drastis setelah Cuti Kuliah
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan adanya postingan di media sosial yang membuktikan bahwa ZA lone wolf berideologi ISIS.
SURYA.CO.ID, JAKARTA - ZA, terduga teroris penyerang Mabes Polri disebut lone wolf yang berideologi radikal ISIS.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan adanya postingan di media sosial yang membuktikan bahwa ZA lone wolf berideologi ISIS.
Sejumlah fakta-fakta di lapangan juga membuktikan pernyataan Kapolri tersebut.
Lone Wolf menurut Kamus Oxford artinya orang yang sangat mandiri atau menyendiri.
Selain arti tersebut, lone wolf juga bermakna seorang teroris atau penjahat yang bertindak sendiri dan bukan bagian dari organisasi.
• Aksi ZA Terduga Teroris Serang Mabes Polri Nekat atau Terencana? Begini Analisis Ahli Psikologi
• Eks Teroris Pentolan JI Sebut ZA Penyerang Mabes Polri Bersumbu Pendek, Ini Pihak Pengendalinya
Sementara itu, mengutip jurnal milik Peter J Phillips berjudul Lone Wolf Terrorism yang terbit pada 2011, lone wolf adalah tindakan terorisme yang dilakukan individu tanpa kaki tangan dan di luar organisasi atau struktur komando formal.
Lone wolf, menurut Phillips, bisa jadi lebih mematikan ketimbang teroris yang bertindak sesuai arahan organisasi.
Ramon Spaaij, dalam jurnalnya berjudul The Enigma of Lone Wolf Terrorism: An Assessment, mengemukakan pelaku lone wolf sering kali mengalami tingkat gangguan psikologis dan ketidakmampuan sosial lebih tinggi.
Menurutnya, lone wolf cenderung menciptakan ideologi mereka sendiri yang menggabungkan rasa frustrasi dan keengganan pribadi dengan tujuan politik, sosial, atau agama lebih luas.
Dalam proses ini, banyak lone wolf mengandalkan komunitas keyakinan dan ideologi validasi yang dihasilkan dan disebarkan oleh gerakan ekstremis.
Dikutip dari jurnal berjudul Ketahanan Nasional Menghadapi Ancaman Lone Wolf Terrorism di Jawa Barat, karakteristik awal yang muncul pada lone wolf justru individu yang mengalami gangguan mental dan teradikalisasi.
Ada empat tipologi lone wolf berdasarkan dasar kerangka konseptual yang disusun Raffaello Pantucci, yakni:
1. Loner
Loner adalah individu yang merencanakan dan mencoba melakukan serangan tanpa terafiliasi oleh kelompok ekstremis mana pun, namun menggunakan ideologi mereka.
2. Lone Wolf
Lone wolf merupakan individu yang melakukan tindakan sendiri tanpa adanya dorongan dari luar, namun masih memiliki hubungan dengan kelompok ekstremis aktif.
3. Lone Wolf Pack
Tipe ini adalah individu yang telah memiliki motif ideologi atas sebuah proses self-radicalise atau radikalisasi diri sendiri.
4. Lone Attackers
Lone attackers adalah individu yang beroperasi sendirian, namun memiliki afiliasi dan kontrol kuat dengan kelompok ekstremis aktif.
Di bagian lain, kebiasaan ZA:
1. Sulit diajak komunikasi

Ketua RT 003 Kasdi menuturkan keluarga ZA mengalami kesulitan untuk berkomunikasi dengan gadis muda itu.
Hal ini lantaran penyerang Mabes Polri itu kerap mengganti nomor ponsel.
"Nomor HP pelaku ini gonta-ganti. Ke keluarganya. Kakaknya nanya nggak ada," papar Ketua RT 003, Kasdi.
Kasdi menyatakan, kakak kandung ZA kerap kesulitan mengetahui nomor handphone ZA.
Hingga, ZA sempat dilacak saat sebelum peristiwa di Mabes Polri terjadi, namun tak pernah terlacak dan berhasil menghubungi.
"Ngelacak nomor HP pelaku ini nggak pernah ketemu, nggak tahu."
"Dilacak enggak ketemu, kata kakaknya gitu" papar Kasdi.
2. Tertutup
Menurut Kasdi, ZA dikenal sebagai pribadi yang tertutup oleh warga sekitar.
Bahkan, ZA jarang terlihat keluar rumah atau menyapa warga sekitar.
"Kita tetangga juga tidak pernah melihat dia main-main keluar rumah, dengan tetangga."
"Udah mengucilkan diri aja di dalam rumah," beber Kasdi.
Bambang Sumarjono, tetangga sebelah rumah juga membenarkan hal itu.
ZA dijelaskannya lebih banyak menghabiskan waktu di dalam rumah.
"Keseharian? Saya juga kurang paham karena anaknya kurang bergaul dan diam di dalam rumah mulu, tertutup," katanya di lokasi.
Meski sudah tinggal sedari kecil, Bambang menjelaskan jarang sekali melihat ZA keluar rumah.
Pasalnya, teman sepermainan seumuran ZA memang jarang di lokasi ini.
Sementara anggota keluarga lainnya justru sering bertemu dengan Bambang yang notabennya memiliki warung kelontong tepat disebelah kanan rumah ZA.
"Sering keluar? Enggak sama sekali. Ini ZA sudah tinggal lama di sini. Ini dia anak bungsu. Tapi memang tertutup. Dari kecil jarang keluar karena memang teman seumuran dia di sini jarang," jelasnya.
3. Sembunyikan aktivitasnya
ZA menyembunyikan rencananya akan menyerang Mabes Polri dari keluarganya.
Bahkan pihak keluarga sempat akan lapor polisi karena ZA tak kunjung pulang saat hari penyerangan, Rabu (31/3/2021).
Pasalnya, pihak keluarga menyampaikan bahwa ZA tak kunjung pulang setelah pamit pergi sejak pagi hari dan tak kunjung memberi kabar.
"Kata keluarganya sih tadinya sudah mau lapor ke kepolisian dari pagi jam 9 pagi sampai magrib belum pulang-pulang," kata Ketua RT Kasdi saat ditemui wartawan si Kawasan Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur, Kamis (1/4/2021).
Kasdi mengatakan, sejak Rabu pagi ZA sempat pamit kepada kedua orangtuanya untuk keluar rumah.
Namun, tak memberi tahu tujuannya pergi.
"Jam setengah 9 keluar katanya 'mah saya mau keluar sebentar' tapi sampai seharian sampai magrib sampai meninggal itu enggak ada kabar," ucap Kasdi.
Kasdi pun tak mengetahui saat ZA pergi keluar rumah bersama seseorang atau tidak.
"Karena kalau tidak ada yang jemput tidak mungkin, kalau pakai motor kan wajar, tapi kan enggak tahu," jelasnya.
4. Berubah setelah cuti kuliah
ZA diketahui berkuliah di salah satu universitas swasta di Kota Depok, Jawa Barat.
Kepada TribunJakarta.com, CC mengatakan sebelum menjadi Lone Wolf yang berideologi kelompok terorisme ISIS, ZA adalah mahasiswi jurusan akutansi.
Menurut CC saat masih satu kelas bersama ZA, wanita tersebut dikenal memiliki kepribadian yang baik.
Tak cuma itu, ZA juga supel dan mudah bergaul dengan siapa saja.
"Dulu mah baik. Supel lagi. Terus baik suka mengajari teman," ucap CC melalui pesan singkat kepada TribunJakarta.com, pada Kamis (1/4/2021).
Namun sikap ZA perlahan berubah hari demi hari.
ZA pada semester 4 (genap) tahun 2014, ia mengambil cuti kuliah.
Lalu statusnya menjadi non-aktif pada semester 5 (ganjil) tahun 2015.
CC mengaku tak tahu alasan mengapa ZA dikeluarkan dari kampus.
"Enggak tahu saya kenapa di DO. Karenakan sekelasnya pas tingkat 1 doang," ujar CC.
Meski begitu, CC menilai ZA tak mungkin dikeluarkan dari kampus karena permasalahan nilai.
Pasalnya menurut CC, ZA adalah sosok yang rajin dan pintar di kelas.
"Kalau gara-gara masalah nilai kayanya enggak mungkin deh, soalnya lumayan pinter," jelas CC.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Terkuak Beda Perilaku ZA Penyerang Mabes Polri Saat di Rumah dengan di Kampus