Berita Ekonomi Bisnis

Sarihusada Luncurkan Produk Inovasi Baru untuk si Kecil yang Tak Cocok Konsumsi Susu Sapi

PT Sarihusada Generasi Mahardhika atau Sarihusada meluncurkan inovasi baru SGM Eksplor Soya Pro-gress Maxx.

Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: Parmin
surya.co.id/sri handi lestari
Searah jarum jam : Prof DR dr Budi Setiabudiawan, SpA(K), MKes, bersama Prof DR Dr Saptawati Bardosono, MSc, dan Natasha Rizky, aktris dan seorang bunda yang menggunakan susu soya, serta Anggi Morika Septie, Senior Brand Manager SGM Eksplor Soya Pro-gress Maxx saat media briefing virtual, Rabu (31/3/2021). 

SURYA.co.id | SURABAYA - PT Sarihusada Generasi Mahardhika atau Sarihusada meluncurkan inovasi baru SGM Eksplor Soya Pro-gress Maxx.

Produk baru tersebut guna membantu kebutuhan Zat Besi, Vitamin C, dan nutrisi penting lainnya buat si Kecil berusia di atas 1 tahun yang tidak cocok susu sapi.  

Untuk mengenalkan produk baru ini, Sarihusada mengadakan rangkaian program edukasi hingga kampanye kesehatan.

"Hal ini ditujukan untuk mendukung orang tua dalam mencegah dan menangani kondisi tidak cocok susu sapi pada si Kecil.

Selain itu mengatasi risiko kekurangan Zat Besi agar tumbuh kembangnya tetap maksimal," kata Anggi Morika Septie, Senior Brand Manager SGM Eksplor Soya Pro-gress Maxx, saat media briefing secara virtual, Rabu (31/3/2021).

Lebih lanjut, Anggi menyebutkan, Sarihusada berkomitmen mendukung tumbuh kembang anak generasi maju, termasuk anak dengan kondisi tidak cocok susu sapi.

"Dengan dukungan nutrisi dari SGM Eksplor Soya Pro-gress Maxx yang memiliki kombinasi unik Zat Besi dan Vitamin C, IronC, serta Isolat Protein Soya berkualitas," jelas Anggi.

Bersamaan dengan menghadirkan rangkaian program edukasi Festival Soya Generasi Maju mulai 23 Maret hingga 3 April 2021, dan menyempurnakan kampanye kesehatan ‘Gerakan 3K’ menjadi menjadi 3K+. Yaitu, pertama, kenali gejalanya.

Kedua, konsultasikan ke dokter yang bisa dilakukan melalui telepon atau online agar si kecil mendapat penanganan yang tepat.

Ketiga, kendalikan faktor penyebab tidak cocok susu sapi dengan alternatif nutrisi yang tepat, serta kembangkan dan asah potensi prestasi si kecil dengan stimulasi yang tepat agar ia tumbuh maksimal dan siap jadi Anak Generasi Maju.

Dalam rangkaian kegiatan tersebut, hadir Prof DR Dr Saptawati Bardosono, MSc, dari  yang akrab disapa Prof Tati, sebagai pakar gizi medik, bersama Konsultan Alergi dan Imunologi Anak, Prof DR dr Budi Setiabudiawan, SpA(K), MKes.

Hadir pula Natasha Rizky, aktris dan seorang bunda yang menggunakan susu soya untuk anaknya yang alergi susu sapi.

Istri dari Desta itu mengatakan, saat mengetahui tentang tingginya risiko kekurangan zat Besi pada anak yang tidak cocok susu sapi, keduanya lebih berusaha untuk ekstra tanggap terhadap gejala yang muncul.

"Rutin berkonsultasi dengan dokter, dan mengendalikan gejala tidak cocok susu sapi anak kami, Miskha dengan konsumsi nutrisi alternatif yang tepat," ungkap Natasha. 

Hadirnya alternatif solusi nutrisi berbasis isolat protein soya yang diperkaya dengan kombinasi Zat Besi dan Vitamin C seperti pada SGM Eksplor Soya Pro-gress Maxx,  dapat membantu mereka sebagai orang tua dalam memenuhi kebutuhan nutrisi si Kecil yang tidak cocok minum susu sapi.

Sementara itu, menurut Prof Tati, sebagai pakar gizi medik, zat besi merupakan salah satu nutrisi penting untuk mendukung pertumbuhan fisik dan perkembangan fungsi kognitif anak.

"Termasuk bagi anak yang dengan kondisi tidak cocok susu sapi. Dengan mencukupi kebutuhan zat besi, diharapkan dapat mendukung dia mencapai tumbuh kembang  maksimal dan terhindar dari dampak buruk akibat kekurangan zat besi.

Seperti prestasi akademik yang menurun, mudah terserang penyakit, gangguan permanen pada sistem motorik dan sensorik, serta pertumbuhan fisik yang terhambat," jelas Prof Tati.

Kondisi tidak cocok susu sapi adalah salah satu tantangan kesehatan yang sering dialami oleh anak-anak.

Gejala yang muncul dari kondisi ini bisa berbeda-beda pada setiap anak, tetapi umumnya berupa ruam merah yang gatal, bengkak, bersin-bersin, pilek, batuk, mata berair, sakit perut, muntah atau diare.

Prof Budi, menambahkan, selain menimbulkan gejala, kondisi anak yang tidak cocok susu sapi juga membuatnya rentan mengalami kekurangan nutrisi penting. Salah satunya adalah zat besi.

“Adanya risiko kekurangan zat besi yang lebih tinggi pada anak yang tidak cocok susu sapi dapat disebabkan karena anak mengalami pembatasan jenis asupan makanan yang tidak sesuai.

Serta adanya risiko inflamasi pada saluran cerna, sehingga dapat  menyebabkan si Kecil tidak memperoleh kecukupan asupan nutrisi penting,” jelas Prof Budi.

Permasalahan anak yang tidak cocok susu sapi ini tidak bisa diremehkan. Karena dampak dan prevalensi-nya yang umum ditemukan pada usia di  awal kehidupan.

"ASI merupakan yang terbaik bagi si Kecil yang tidak cocok susu sapi. Namun untuk menambah nutrisi saat diatas 1 tahun, terdapat beberapa pilihan pengganti protein susu sapi seperti Protein Terhidrolisa Ekstensif atau asam amino.

Namun, jika terdapat kendala dalam memperoleh alternatif tersebut dapat diberikan Isolat Protein Soya sesuai dengan anjuran dan edukasi dari Dokter," ungkap Prof Budi.

Pada sejumlah penelitian telah membuktikan bahwa pola pertumbuhan, kesehatan tulang dan fungsi metabolisme, penyerapan zat mineral tubuh, fungsi saraf.

Serta fungsi hormonal dari anak-anak yang mengkonsumsi Isolat Protein Soya tidak berbeda dengan anak-anak yang mengonsumsi susu sapi.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved