Breaking News

Perasaan Terpendam Aprilio Manganang Terungkap: Tanpa Jenderal Andika Perkasa, Lanang Pasti Hancur

Perasaan terpendam Serda Aprilio Perkasa Manganang akhirnya terungkap. 'Tanpa Jenderal Andika Perkasa, Lanang Pasti Hancur,' katanya.

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/ws
Aprilio Manganang. Perasaan Terpendamnya akhirnya Terungkap. Sebut Jenderal Andika Perkasa penyelamat hidupnya 

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah

SURYA.co.id - Perasaan terpendam Serda Aprilia Manganang yang kini sudah memiliki nama baru yakni Aprilio Perkasa Manganang, akhirnya terungkap.

Serda Aprilio Manganang mengaku ia pasti hancur jika tak ada bantuan dari KASAD Jenderal Andika Perkasa.

Melansir dari Antara, Serda Aprilio menyebut Jenderal Andika Perkasa menyelamatkan hidupnya dari dampak buruk yang diterimanya akibat hipospadia.

Posisi Baru Aprilio Manganang Setelah Jadi Pria
Posisi Baru Aprilio Manganang Setelah Jadi Pria (KOLASE YOUTUBE/TRIBUNNEWS)

Baca juga: Sosok Alexander Akbar Anak Jenderal Andika Perkasa Ikut Tangani Aprilia Manganang, Dokter Muda Unair

Baca juga: Jenderal Andika Perkasa Siap Bantu Kopka Ade Casmita hingga Pulih, Anaknya Ingin Jadi TNI AD

"Terima kasih Tuhan telah mempertemukan lanang (panggilan barunya) sama ibu bapak (Jenderal TNI Andika Perkasa dan istri Hetty Andika Perkasa).

Tanpa mereka saya tidak tahu jadi apa, lanang pasti hancur" kata Serda Aprilio Manganang dalam siaran pers TNI AD diterima di Jakarta, Senin (29/3/2021).

Saat masih menderita hipospadia, Aprilio Manganang merasa dia bukan seperti dirinya sendiri.

Tekanan begitu banyak diterimanya, tidak hanya soal hipospadia, tetapi juga mental dan tindakan sosial yang diterimanya.

Manganang mengaku sering mendapatkan perundungan akibat kondisinya itu sejak kecil.

Hal itu membuat mantan pemain voli nasional itu menjauh dari interaksi sosial, tidak seperti kehidupan normal.

Kepala Departemen Bedah Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto Kolonel CKM dr Guntoro mengatakan persoalan Aprilio Manganang semakin berat ketika dia tidak tahu apa kelainan yang diderita.

Ditambah lagi ia terus menerima perundungan atau pertanyaan soal gendernya.

"Dia mungkin menyadari bahwa dirinya berbeda (dari individu normal lainnya), tapi itu penyakit apa, apakah semua orang sama seperti kondisinya.

Nah itu dia kurang informasi soal itu (dan tidak ada tempat bertanya)" kata dia.

Namun, ketika tim medis memeriksa dan menjelaskan kondisi yang sebenarnya, Manganang merasa menemukan dirinya yang sebenarnya.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved