Pentingnya Edukasi Soal Kesehatan Reproduksi pada Anak Berkebutuhan Khusus
Berbeda dengan kebanyakan orang, anak berkebutuhan khusus memerlukan penjelasan dengan metode tertentu.
Penulis: Luthfi Husnika | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.CO.ID, SURABAYA - Mengenalkan kesehatan reproduksi pada anak berkebutuhan khusus memerlukan metode khusus
Berbeda dengan kebanyakan orang, anak berkebutuhan khusus memerlukan penjelasan dengan metode tertentu.
Hal tersebut diungkapkan oleh dr Eighty Mardiyan Kurniawati SpOG (K) Dokter Kandungan dan Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.
dr Eighty menuturkan, pengenalan mengenai kesehatan reproduksi pada anak berkebutuhan khusus sudah harus dimulai ketika si anak mulai bersosialisasi.
"Tahap pengenalan soal kesehatan reproduksi baik itu soal organ, penyakit reproduksi, kesehatan orangan dan mana saja bagian yang boleh dilihat dan tidak boleh dilihat orang lain harus dilakukan sejak dini," kata dr Eighty saat menjadi pembicara di acara Kelas Diskusi #Akademiability yang diselenggarakan oleh Yayasan Peduli Kasih ABK bersama Harian Surya dan TribunJatim.
Tujuannya, kata dr Eighty supaya anak bisa memahami dan menjaga kesehatan di berbagai kondisi, termasuk pada saat pandemi seperti saat ini.
"Kalau perihal kesehatan reproduksi sudah dikenalkan dengan baik sejak dini, anak akan paham dan peka apa saja sih yang harus dilakukan jika kondisi ini atau kondisi itu," ujarnya.
Menurut dr Eighty, kesehatan reproduksi yang harus dijaga tak hanya soal fisik.
Lebih dari itu, kesehatan mental juga berpengaruh terutama saat pandemi.
"Pandemi membawa perubahan pada banyak hal. Kalau anak sudah memahami kesehatan reproduksi ia akan lebih mawas diri dalam menjaganya," kata dr Eighty.
Selain itu, masa pandemi yang mengharuskan banyak kegiatan dilakukan di rumah saja memberi waktu luang lebih banyak antara orang tua dan anak.
Waktu luang ini bisa dimanfaatkan oleh orangtua dan anak untuk menjalin komunikasi yang baik.
Tahap pengajaran da pemberian ilmu pengetahuan juga bisa semakin efektif karena orangtua fokus di rumah dengan si anak.
dr Eighty menuturkan, pentingnya memberi pemahaman pada anak berkebutuhan khusus soal kesehatan reproduksi supaya tidak terjadi kebingungan atau hal buruk di masa depan.
"Masalah perubahan bentuk fisik kalau laki-laki tumbuh kumis, suara berubah. Kalau perempuan menstruasi tidak akan bingung lagi. Sebab sudah diberi edukasi," terang dr Eighty.
Tak hanya itu, edukasi mengenai kesehatan reproduksi juga bisa menghindarkan kejadian buruk pada anak.
"Kalau anak tahu mana bagian tubuh yang boleh diperlihatkan dan tidak ia akan bisa menjaga diri. Tidak bisa dimanfaatkan oleh orang dan tidak terjadi hal tak diinginkan. Kalau ada yang berusaha mengganggu ia bisa memberontak dan minta pertolongan," jelasnya.
dr Eighty berharap, edukasi soal kesehatan reproduksi bisa mendorong orangtua untuk mengedukasi anak sejak dini.
"Jadi harapannya tidak cuma sehat fisik. Tapi sehat secara mental dan sosial juga," pungkasnya. (*)