Biodata Herman Lantang Sahabat Soe Hoek Gie yang Meninggal: Pendiri Mapala UI, Anggap Politik Kotor
Inilah profil dan biodata Herman Lantang, sahabat Soe Hoek Gie yang meninggal dunia, Senin (22/3/2021).
Herman lahir di sudut kota kecil Tomohon, sebuah kota administrasi di provinsi Sulawesi Utara, 67 tahun silam.
Dalam buku baptisnya ia diberi nama: Herman Onesimus Lantang.
Kegemarannya terhadap alam pun mulai timbul ketika ayahnya yang saat itu berprofesi sebagai tentara sering mengajaknya keluar-masuk hutan di kawasan Tomohon untuk berburu.
Dari situ, lambat laut, kecintaannya terhadap hutan yang sarat aroma sarasah dan petualangan timbul.
Lalu, setelah tamat dari Europrrshe Lagere School SR GMIM4 (setaraf SD ), Herman kecil melanjutkan ke SMPK Tomohon.
Herman mulai hijrah ke ibukota bersama orangtuanya yang saat itu di pindahtugaskan ke daerah baru. Kemudian di Jakarta inilah ia melanjutkan kembali pendidikan formalnya, ketika di terima di SMA 1 (Budi Utomo) pada tahun 1957.
Tak puas sampai disitu, Herman mulai melirik perguruan tinggi yang menurutnya akan memberikan sistem pendidikan terbaik.
Saat itu, di tahun 1960, melalui segudang test yang cukup rumit, ia pun berhasil di terima di Fak. Sastra Universitas Indonesia, Jurusan Anthropologi yang banyak berkutat dengan kebudayaan dan perilaku manusia sejak mulanya.
Melalui jurusan ini pula ia sempat melakukan penelitian mendalam terhadap perilaku suku terasing Dhani di Papua pada tahun 1972, yang mengantarkannya mencapai gelar sarjana penuh.
2. Anggap politik kotor
Selama menjadi mahasiswa, pribadi yang tangguh dengan idiologi sosialisnya mulai terbentuk.
Herman adalah antan ketua senat Fakultas Sastra Universitas Indonesia pada tahun 60 an.
Herman Lantang juga salah satu pendiri Mapala UI dan pernah menjabat sebagai ketuanya pada tahun 1972 - 1974.
Herman Lantang adalah sahabat dari Soe Hoek Gie yang pernah menjadi inspirator gerakan demo long march mahasiswa UI untuk menggulingkan pemerintahan Soekarno pasca G30 S dan semasaTritura.
Sampai sebelum film biografi "GIE" muncul di layar perak, tak banyak orang yang menggubris kehadiran tokoh yang satu ini, kecuali, lagi-lagi, komunitas pencinta alam, yang sangat mengagungkan sikapnya yang tetap rendah hati.