KKB Papua

Video Pentolan KKB Papua Perintahkan Culik Gadis Demi Makan, Putus Asa Dikepung Satgas Nemangkawi

Viral video pentolan KKB Papua perintahkan culik gadis dan mengancam akan membunuh anak-anak demi mendapatkan uang untuk makan.

Editor: Iksan Fauzi
Kolase Tangkapan IG
Video pentolan KKB Papua perintahkan culik gadis dan bunuh anak-anak di kampung halaman Bupati Paniai demi mendapatkan uang untuk makan. Mereka merasa putus asa dikepung Satgas Nemangkawi. 

SURYA.CO.ID - Viral video pentolan KKB Papua perintahkan culik gadis dan mengancam akan membunuh anak-anak demi mendapatkan uang untuk makan.

Seperti diketahui, siasat Satgas Nemangkawi mengepung tempat-tempat publik demi menghindari serangan anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) membuat KKB Papua kelaparan.

Dari obrolan pentolan KKB Papua dengan anggotanya melalui handytalky (HT), mereka sudha merasakan susah makan dan putus asa.

Mereka pun memilih mundur dan mengancam akan menyerang kampung halaman Bupati Paniai di Distrik Kebo, Intan Jaya, Papua.

Dalam kondisi putus asa akibat tak diberi ruang gerak oleh Satgas Nemangkawi, KKB Papua pun melakukan intimidasi dan propaganda.

Baca juga: Siasat Satgas Nemangkawi Berhasil Bikin KKB Papua Kelaparan, Video Dialog Pimpinan OPM Curhat di HT

Seorang pentolan KKB Papua kelaparan dan makin susah bergerak karena banyaknya Satgas. Video dia curhat kepada temannya  menggunakan HT pun viral. Foto kanan : Prajurit TNI tengah berkonsentrasi saat melakukan pengintaian di Kampung Jalai, Distrik Sugapa, Intan Jaya, Papua.
Seorang pentolan KKB Papua kelaparan dan makin susah bergerak karena banyaknya Satgas. Video dia curhat kepada temannya menggunakan HT pun viral. Foto kanan : Prajurit TNI tengah berkonsentrasi saat melakukan pengintaian di Kampung Jalai, Distrik Sugapa, Intan Jaya, Papua. (Kolase tangkapan layar IG/Achmad Nasrudin Yahya)

Video tersebut merekam bagaimana KKB Intan Jaya berkomunikasi melalui HT dengan pentolan KKB yang semakin terdesak.

Bahkan dalam rekaman tersebut, mereka akan menculik gadis untuk dilecehkan hingga melakukan tindak kejahatan yang lain.

Khusus di kampung halaman Bupati Paniai, mereka mengancam akan membunuh anak-anak di sana.

Hal itu imbas dari Bupati dianggap tidak bertanggungjawab atas uang klaim mereka sekitar Rp 2,3 miliar.

Mereka akan bersikap brutal, termasuk akan menembnaki pesawat dan helikopter yang berada di kabupaten tersebut.

Mereka juga memerintahkan menculik seorang gadis dan menyiapkan kebun sebagai tempat melakukan pelecehan. Mereka juga ingin membunuh anak-anak.

Saat ini Satgas Nemangkawi semakin menggiatkan operasi setelah ulah KKB Papua yang kian beringas, di antaranya menyandera pilot dan penumpang Susi Air.

Dalam video viral di Instagram, tampak seorang pimpinan OPM berkomunikasi dengan pentolan KKB Papua Lainnya.

Mereka berkomunikasi menggunakan alat handytalky (HT). Keduanya sama-sama menceritakan kondisinya.

Bahkan, salah satu pentolan OPM memilih mundur duluan. 

Berikut dialog antar pimpinan KKB Papua yang sudah merasakan sulitnya hidup dan kelaparan di hutan.

Video viral itu diunggah akun Instagram @gardadepan_ind.

Tampak seorang pimpinan KKB berdialog dengan kelompok lain.

Pimpinan KKB yang memakai kaus tanpa lengan dan bercelana pendek ini  mengaku capek karena gerakannya terus dipantau TNI-Polri. 

Dia mengaku persediaan makanannya kini sudah habis. 

"Mereka (TNI-Polri) semakin banyak, kami mau mundur saja," kata pentolan KKB ini dengan bahasa asli Papua.

Rekannya di seberang sambungan HT pun merasakan hal yang sama.   

"Jadi begini bapa, kami disini juga susah, di sini kami juga susah untuk makan," katanya. 

Selanjutnya pentolan KKB ini memutuskan akan mundur, sementara kelompok lain di seberang diminta untuk tetap bertahan. 

"Ya sudah kalau kalian bertahan, kami mundur duluan saja," katanya. 

Satu KKB Papua tewas

Sebelumnya, seorang anggota KKB tewas dalam kontak tembak dengan aparat TNI-Polri di hutan Mile 53 area PT Freeport Indonesia.

Kapolres Mimika AKBP I Gusti Gde Era Adhinata mengatakan, selain Danton KKB Kali Kopi Ferry Elas, terdapat korban lain yakni Jerman Elas yang juga dilaporkan tewas dalam kontak senjata pada 28 Februari 2021 lalu.

Jerman Elas diketahui tewas setelah mengalami luka serius.

Hal ini diketahui setelah dilakukan penyelidikan, dan juga unggahan di media sosial yang diunggah dari simpatisan KKB.

"Pasca kontak tembak di mile 53 lalu, kami melakukan penyelidikan, dan diketahui ada korban lain dari kelompok KKB yang juga terkena tembakan.

Hal ini juga dikuatkan dengan adanya postingan di media sosial yang diunggah dari kelompok mereka," kata Era, dalam konfrensi pers di Timika, Rabu (17/3/2021).

Konfrensi pers itu juga diikuti Dandim Letkol Inf Yoga Cahya Prasetya, Danlanud Letkol Pnb Surono, dan Danlanal Letkol (P) Deni Indra.

Menurut Era, Jerman Elas terlibat dalam penyerangan Kantor PT Freeport Indonesia di Kuala Kencana, Mimika, pada 30 Maret 2020 lalu bersama KKB.

Dalam penyerangan itu, seorang warga negara New Zealand bernama Grand Thomas Wall meninggal dunia, setelah mengalami luka tembak.

Penyerangan itu dipimpin Joni Botak, Gusbi Waker, dan Antonius Aim.

"Dari kasus tersebut, sudah beberapa anggota kelompoknya yang berhasil ditangkap dan menjalani persidangan," ujar Era.

Selain menewaskan Ferry Elas dan Jerman Elas, Era menambahkan, dalam kontak senjata di hutan Mile 53, terdapat dua anggota KKB terkena tembak, yakni Antonius Aim dan Jasko Komagal.

"Hal ini berdasarkan penyelidikan kami, dan juga informasi masyarakat, serta unggahan informasi dari media kelompok tersebut," pungkas Era.

Pentolan KKB kembali ke NKRI

Didampingi ibu dan istri, pimpinan KKB di Distrik Kosiwo, Kabupaten Yapen, Papua, menyerahkan diri dan menyatakan setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Rabu (17/3/2021).

Saat itu, Noak Orarei mencium bendera merah putih di depan Kapolres Kepulauan Yapen AKBP Ferdyan Indra Fahmi.

"Saya NKRI, Saya Indonesia," kata Noak di halaman Polres Kepulauan Yapen. 

Noak juga menyerahkan dua senjata rakitan, amunisi dan bendera bintang kejora dan seragam loreng.

Kapolres Kepulauan Yapen AKBP Ferdyan Indra Fahmi menjelaskan, pendekatan yang dilakukan aparat keamanan untuk mengajak Noak bergabung lagi dengan NKRI tak mudah.

Noak, menurutnya, sempat ragu karena khawatir akan reaksi aparat keamanan.

Namun setelah dilakukan pendekatan dengan tetap mengedepankan kemanusiaan dan mengutamakan kesejahteraan Noak sekeluarga, polisi berhasil meyakinkan pimpinan KKB tersebut.

"Saya juga meyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat hingga Noak Orarei dapat kembali setia kepada Pancasila dan UUD 1945," ujar Ferdyan.

Dalam kesempatan itu, Noak juga sempat mengajak rekan-rekannya di KKB untuk menyerahkan diri.

"Kepada teman-teman di seluruh Papua khususnya di Kabupaten Kepulauan Yapen yang masih mendukung memperjuangkan kemerdekaan Papua agar segera mengikuti jejak saya, bergabung dengan NKRI," ujar Noak.

Sementara itu, Ferdyan mengaku akan meminta pemerintah daerah setempat agar mendukung Noak.

"Pemda harus memperhatikan saudara Noak Orarei karena dia salah satu dari masyarakat di Kabupaten Kepulauan Yapen," jelas Ferdyan.

Seperti diberitakan sebelumnya, Noak saat itu juga menyerahkan dua pucuk senjata api rakitan dengan sejumlah 15 butir amunisi.

Amunisi itu terdiri dari tujuh butir peluru tajam SS1 kaliber 5.56 milimeter, tujuh butir peluru revolver kaliber 86 pin, serta satu butir peluru SS1-V5 kaliber 5.56 milimeter.

Sinergi TNI, Polri dan BIN diperlukan tumpas KKb Papua

Sementara itu, Komisi I DPR menilai penyanderaan menjadi bukti masih lemahnya pengawasan aparat keamanan di Papua.

Anggota Komisi I DPR RI Dave Laksono mendorong TNI, Polri dan BIN dapat bersinergi melakukan peningkatan pengawasan ekstra ketat, agar penyergapan oleh KKB Papua di ruang publik seperti bandara atau lapangan terbang tidak kembali terjadi.

Seperti dilansir dari Kompas TV dalam artikel 'Pasca Susi Air Disandera KKB Papua, Polisi Perketat Pengamanan di Bandara Perintis & Daerah Rawan'

Pasca-penyanderaan Pesawat Susi Air di Lapangan Terbang Wangbe, Kabupaten Puncak, Kepolisian Daerah Papua akan memperketat pengamanan di Bandara Perintis.

Khususnya di daerah rawan KKB Papua.

Sejumlah daerah rawan KKB Papua yang menjadi perhatian pihak kepolisian yakni Kabupaten Intan Jaya, Kabupaten Puncak, Kabupaten Nduga, Tembagapura Mimika dan Kabupaten Puncak Jaya.

Kabid Humas Polda Papua,  mengatakan Polda berencana membangun Polsek dan Polres di daerah rawan. (Kompas.com)

Baca berita lainnya terkait Prajurit TNI-Polri Tak Kenal Lelah Buru KKB Papua

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved