Berita Tulungagung

Tulungagung Diresahkan Polisi Gadungan, Rampas HP Hingga Jebak Pria BO PSK Online, Bawa Senpi Mainan

Ketika beraksi, satu dari penjahat yang menyaru polisi ngotot membawa ke kantor. Namun dua temannya perannha sok diselesaikan di tempat.

Penulis: David Yohanes | Editor: Anas Miftakhudin
David Yohanes
Polisi gadungan setelah diringkus Timsus Macan Agung Satreskrim Polres Tulungagung, Rabu (17/3/2021) 

SURYA.CO.ID I TULUNGAGUNG - Wilayah Tulungagung dalam sepekan ini sudah ada dua polisi gadungan beroperasi untuk mengais rezeki di tengah pandemi.

Caranya mulai mengobrak balap liar, memeras pria yang memboking PSK hingga memeras konsumen dengan cara diajak ketemu (COD) membeli minuman keras.

Hingga penyamaran pembelian pil koplo. Namun ujung-ujungnya dimintai uang dengan alasan damai.

Uang yang diminta komplotan penjahat yang menyaru sebagai polisi tak tanggung-tanggung, puluhan juta rupiah.

Aksi polisi abal-abal yang sudah berlangsung sekitar setahun itu, mengeruk keuntungan ratusan juta rupiah.

Namun aksi buser gadungan itu bertekuk lutut di tangan Tim Khusus Macan Agung Satreskrim Polres Tulungagung.

Tiga polisi gadungan yang ditangkap sebelum dimasukkan ruang tahanan Mapolres Tulungagung.
Tiga polisi gadungan yang ditangkap sebelum dimasukkan ruang tahanan Mapolres Tulungagung. (Foto:dok polres tulungagung)

 
Tiga polisi gadungan yang kini meringkuk di tahanan Polres Tulungagung adalah Adi Indra Guna (35) warga Perum Delta Kuto Anyar Kecamatan Tulungagung; Dany Setiawan (36) warga Desa/Kecamatan Kedungwaru dan Sujianto (44) alias Jliteng warga Dusun Dwi Wibowo Desa/Kecamatan Kedungwaru.

Sesuai pengakuan ketiga tersangka, uang yang dihasilkan dari modus operandi yang mereka lakukan, hasil memeras PSK online yang melakukan open BO (booking) melalui media sosial sebesar Rp 3.100.000.

Nominal pemerasan terbanyak yang dilakukan polisi abal-abal itu dari modus COD miras ciu dan modus pengedaran pil koplo atau pil dobel L, total Rp 14.500.000.

Ketika beraksi, satu dari penjahat yang menyaru polisi ngotot membawa ke kantor. Namun dua temannya perannha sok diselesaikan di tempat. Akhirnya terjadi perundingan dengan dalih damai.

Kasubag Humas Polres Tulungagung, Iptu Tri Sakti Saiful Hidayat saat merilis 3 polisi abal-abal, Rabu (17/3/2021), menerangkan modus ketiga pelaku menjerat PSK online dengan cara memanfaatkan korban yang mengunggah status “Open BO” di media sosial.

Saat korban akan berkencan dengan wanita yang sengaja dipakai umpan, tiga tersangka menggerebek kamar dan mengintimidasi korban.

Komplotan ini mengaku sebagai polisi. Mereka minta uang damai agar perkaranya tidak diteruskan.

Penyidikan yang diungkap pihak kepolisian, masih banyak serangkaian kejahatan yang dilakukan kawanan ini.

“Ada uang Rp 3.100.000 di tangan DS (Dany) ternyata bukan dari korban yang melapor. Itu uang dari sejumlah TKP,” terang Saiful.

Dari daftar yang diakui penjahat berkedok polisi, sementara masih ada 9 kasus dengan modus “Open BO”, tujuh di Tulungagung dan dua di Kediri.

"Keterangan terus dikorek penyidik. Ulah mereka sangat meresahkan masyarakat. Kami menduga banyak TKP lain yang masih disembunyikan," jelasnya.

Mereka juga pernah memeras korban dengan modus Cash On Delivery (COD) minuman keras jenis ciu.

Dari 13 kali modus COD miras, tujuh di antara membuahkan hasil dengan nilai uang damai Rp 1.500.000 hingga Rp 3.000.000.

“Mereka juga pernah memeras korban dengan modus mengedarkan pil dobel L,” ungkap Tri Sakti.

Korban asal Kecamatan Ngunut diperas sebesar Rp 5.000.000.

Kemudian ada korban lain asal Kecamatan Campurdarat juga diperas Rp 5.000.000.

Setiap selesai memeras korban, hasil kejahatan dibagi di antara mereka.

Polisi juga menyita sejumlah uang sisa hasil kejahatan kelompok ini.

Namun mereka juga mengaku, kadang memberikan uang kepada Wanda, perempuan yang jadi umpan.

Selain itu ada nama lain yang mereka sebut, yaitu DM dan Brd.

Adam Wijaya (24) berlagak seperti polisi  berbekal pistol mainan.
Adam Wijaya (24) berlagak seperti polisi berbekal pistol mainan. (David Yohanes)

Berlagak Polisi Obrak Balap Liar

Beberapa waktu lalu, pria berlagak polisi, Adam Wijaya (24) warga Desa Tempeh Lor, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang memperdaya sejumlah remaja di Tulungagung.

Adam berhasil membawa kabur tiga buah ponsel dan uang tunai Rp 200.000.

Kejadian bermula pada Minggu (7/3/2021) pukul 03.00 WIB, Adam menghentikan rombongan remaja yang pulang dari warung kopi di Desa Tugu, Kecamatan Rejotangan.

Layaknya seorang polisi sungguhan, Adam mengenakan masker TNI/Polri sembari membawa pistol mainan.

Adam kemudian menilang ASY (17), korban yang tidak mengenakan masker dan helm.

“Karena ketakutan, korban ini menawarkan uang damai. Tersangka kemudian mengajak korban dan kawan-kawannya ke Jalan Raya Desa Panjerejo, Kecamatan Rejotangan,” terang Kapolsek Rejotangan, AKP Hery Poerwanto melalui Kanit Reskrim, Aiptu Bilal Achmar.

Sesampai di Panjerejo, Adam melihat sejumlah remaja yang melakukan balap liar.

Lagi-lagi layaknya seorang polisi sungguhan, Adam membubarkan balap liar itu.

Bahkan dia menangkap dua pelaku balap liar, MRP dan SPH untuk ditilang.

 “Dua korban terakhir ini kemudian dijadikan satu dengan korban sebelumnya, ASY dan kawan-kawan,” sambung Bilal.

Adam kemudian menyita ponsel para remaja ini dengan alasan akan diperiksa.

Ia kemudian meminta uang damai sebesar Rp 100.000 per orang.

Mereka yang membayar Rp 100.000, ponselnya akan langsung dikembalikan.

“Mereka yang tidak bisa membayar uang damai, maka ponselnya disita untuk jaminan,” ungkap Bilal.

Namun tiga korban, ASY, MRP dan SPH tidak membawa uang untuk membayar denda yang ditetapkan Adam.

ASY menyerahkan Ponsel Poco M3, MRP menyerahkan ponsel Vivo Y30 dan SPH menyerahkan ponsel Realmi 5 Pro.

Mereka kemudian disuruh pulang mengambil uang damai, sementara ponsel mereka dibawa oleh Adam.

Untuk meyakinkan tiga korbannya, Adam meminta teman ASY yang berinisial MWN untuk tetap bersamanya.

Namun setelah tiga korban itu pulang mengambil uang damai, Adam pamit kepada MWN dengan alasan akan membubarkan balap liar lagi.

“Tersangka kemudian kabur dengan membawa tiga ponsel milik para korban. Dia tidak pernah kembali ke tempat semula,” tutur Bilal.

ASY, MRP dan SPH kembali ke tempat semula sambil membawa uang damai.

Namun Adam tidak pernah muncul dan mengembalikan ponsel mereka.

ASY kemudian melaporkan kejadian yang menimpanya ke Polsek Rejotangan.

Polisi kemudian melakukan penyelidikan dan meminta keterangan sejumlah saksi.

Masker dan pistol mainan yang dibawa Adam Wijaya yang berlagak seperti polisi.
Masker dan pistol mainan yang dibawa Adam Wijaya yang berlagak seperti polisi. (David Yohanes)

Polisi akhirnya bisa mengidentifikasi pelaku dan melacaknya hingga di Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar.

Personel Polsek Rejotangan berhasil menangkap Adam enam jam setelah kejadian, di sebuah rumah kos.

“Dia mengaku sudah enam kali melakukan aksi tipu-tipu dengan mengaku sebagai polisi. Lima kejadian sebelumnya dilakukan di Blitar,” papar Bilal.

Setiap kali beraksi, Adam berlagak menjadi seorang polisi yang menegakkan protokol kesehatan.

Kini Adam dalam penahanan Polsek Rejotangan dan masih menjalani proses hukum.

Penyidik mendalami pengakuan Adam, untukmengungkap kemungkinan ia melakukan kejahatan di tempat lain.

Polisi berhasil menyita tiga ponsel milik para korban.

Selain itu polisi juga menyita sepeda motor Honda Beat  Stret warna hitam AG 6827 QC yang dipakai Adam melakukan kejahatannya.

Ada juga sebuah masker TNI/Polri dan pistol mainan, properti yang dipakai menyaru sebagai polisi.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved