Pasokan Senjata-Amunisi KKB Papua Terancam Mandek, 1350 Anak Buah Jenderal Andika Perkasa Dikerahkan

Pasokan senjata dan amunisi untuk KKB Papua terancam mandek. 1350 Anak Buah Jenderal Andika Perkasa Dikerahkan untuk cegat di jalur penyelundupan.

TRIBUN PEKANBARU/Theo Rizky
Ilustrasi pasukan TNI anak buah Jenderal Andika Perkasa dikerahkan untuk jaga jalur penyelundupan senjata dan amunisi KKB Papua. 

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah

SURYA.co.id - Pasokan senjata dan amunisi untuk Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua terancam mandek.

Hal ini lantaran sebanyak 1.350 anak buah Jenderal Andika Perkasa telah dikerahkan untuk mencegat di jalur-jalur masuk penyelundupannya.

Mereka bertugas dalam Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Indonesia-Papua Niugini mulai Jumat (12/3/2021).

Barang bukti senjata api yang digunakan KKB di Papua
Barang bukti senjata api yang digunakan KKB di Papua (Dok Polda Papua)

Baca juga: KKB Papua Kecewa Tak Dapat Dana Desa, Wamendes PDTT Beri Tanggapan Menohok dan Sebut Tidak Pantas

Baca juga: Irjen Mathius D Fakhiri Penuhi Janjinya, Buru KKB Papua Penyandera Pilot dan Penumpang Susi Air

Para personel ini tidak hanya bertugas dalam pengamanan teritorial, tetapi juga mengantisipasi maraknya penyelundupan senjata api dan amunisi di perbatasan.

Seperti dilansir dari Kompas.id dalam artikel '1.350 Personel TNI Antisipasi Penyelundupan Senjata di Perbatasan RI-PNG'

Hal itu disampaikan Komandan Korem 172/Praja Wira Yakthi Brigjen TNI Izak Pangemanan, di Jayapura, Minggu (14/3/2021).

Izak mengatakan, 1.350 personel ini berasal dari tiga batalyon, yakni Batalyon Infanteri 131/BRS, Batalyon Infanteri Mekanis 512/QY, dan Batalyon Infanteri 403/WP.

Tiga batalyon ini bertugas di tiga daerah Papua yang berbatasan dengan Papua Niugini (PNG), antara lain Kota Jayapura, Kabupaten Keerom, dan Kabupaten Pegunungan Bintang.

Ia memaparkan, salah satu tugas penting yang diemban satuan tugas ini yakni mencegah masuknya senjata api dan amunisi dari PNG ke wilayah Papua.

Hal tersebut berkaca dari sejumlah kasus penyelundupan yang berhasil digagalkan anggota TNI di perbatasan.

Sebelumnya, anggota Batalyon Infanteri Raider 100/PS menggagalkan dua kasus penyelundupan senjata dan amunisi di Distrik Manem, Keerom, pada 21 dan 30 September 2020.

Kejadian ini terungkap saat anggota melaksanakan patroli di wilayah tersebut.

Anggota Batalyon Infanteri Raider 100/PS menyita sejumlah komponen yang dirakit untuk senjata laras panjang, satu pucuk senjata laras pendek, 41 butir amunisi kaliber 5,56 milimeter, 26 butir amunisi kaliber 9 milimeter, 3 butir amunisi kaliber 38 milimeter, dan 1 butir amunisi kaliber 7,62 milimeter.

Ia menuturkan, dari kasus di Keerom, terungkap modus pelaku tidak membawa senjata dalam kondisi utuh.

Namun, pelaku menyiasati dengan membawa sejumlah komponen senjata api dalam beberapa kali perjalanan.

”Aksi ini adalah motif baru dalam penyelundupan senjata api. Kemungkinan para pelaku akan merakit komponen senjata di tempat tujuan atau untuk menggantikan bagian senjata yang rusak,” ujar Izak.

Ia pun mengakui, belum semua wilayah perbatasan bisa diawasi dengan baik karena kondisi geografis yang sangat luas.

Hanya terdapat tiga batalyon Satgas Pamtas yang mengamankan batas darat antara tiga daerah di Indonesia dan PNG sepanjang 430 kilometer.

Izak pun berharap masyarakat bisa ikut ambil bagian dalam pengawasan perbatasan negara agar wilayah perbatasan bisa aman dan terbebas dari berbagai aktivitas ilegal.

”Kami meminta masyarakat juga berkontribusi untuk melaporkan kepada aparat keamanan jika menemukan oknum yang berupaya menyelundupkan barang ilegal ke wilayah Indonesia,” ucapnya.

Baca juga: KKB Papua Makin Berani Berulah, TNI Segera Kirim Pasukan Berlambang Kalajengking Hitam dari Kostrad

TNI-Polri Tangkap Lagi Penjual Senjata dan Amunisi KKB Papua

Sebelumnya, TNI-Polri berhasil menggagalkan penjualan senjata dan amunisi ke Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua di Kabupaten Nabire, Papua.

Sebanyak lima orang ditangkap dalam dua hari terakhir.

Wakil Kepala Kepolisian Daerah Brigadir Jenderal (Pol) Matius Fakhiri saat dikonfirmasi di Jayapura, Kamis (25/2/2021), membenarkan adanya penangkapan lima orang tersebut di Nabire.

Seperti dilansir dari Kompas.id dalam artikel 'Selundupkan Amunisi dan Senjata, Lima Orang Ditangkap di Nabire'

Ia mengungkapkan, lima orang ini masuk dalam jaringan penjualan senjata dan amunisi dari Makassar, Sulawesi Selatan.

Pihak kepolisian di Nabire dan Makassar tengah menyelidiki pasokan senjata dan amunisi dari jaringan tersebut.

Diketahui, dari data Polda Papua, pada mulanya pihak kepolisian dan TNI menangkap tiga pelaku yang terlibat kasus penjualan amunisi dan senjata api pada Senin (22/2/2021) di Kelurahan Bumi Wonorejo di Nabire. Inisial tiga pelaku adalah JWI, DJ, dan RN.

Barang bukti yang disita meliputi 20 butir amunisi dengan kaliber 5,56 milimeter, uang tunai sebesar Rp 84 juta, dua unit sepeda motor dan lima unit telepon seluler.

Kemudian tim gabungan kembali menangkap dua pelaku berinisial MA di Kampung Lani dan Ra di Jalan Poros Distrik Yaro pada Selasa (23/2/2021).

Barang bukti yang disita meliputi dua pucuk senjata jenis air softgun, 10 butir amunisi dengan kaliber 7,62 milimeter, 22 butir amunisi 5,56 milimeter, 2 unit telepon seluler dan 4 tabung gas untuk senjata air softgun.

”Diduga ada seorang mantan anggota TNI yang terlibat dalam kasus penjualan senjata dan amunisi dari jaringan Makassar. Dia telah dipecat dari satuannya,” ungkap Fakhiri.

Ia menambahkan, kepolisian akan lebih fokus mengawasi wilayah perairan.

Sebab, para pelaku lebih dominan membawa senjata dan amunisi melalui lautan dominan Papua Barat dan Papua.

Adapun dari hasil pengungkapan sejumlah kasus selama ini, penyelundupan amunisi dan senjata ke KKB Papua sering melalui jalur perairan dari Maluku ke Sorong, Manokwari dan Nabire.

”Kami akan meningkatkan pengawasan di tiga pintu masuk ini, yakni Sorong, Manokwari dan Nabire.

Sudah saatnya kami menghentikan pasokan senjata dan amunisi ke KKB Papua,” papar Matius.

Komandan Resor Militer 173/PVB Brigjen Iwan Setiawan saat dihubungi mengakui, pihaknya turut terlibat bersama Polri dalam penangkapan pelaku yang terlibat penjualan senjata dan amunisi di Nabire.

”Kami turut bersinergi dengan pihak kepolisian untuk mencegah masuknya senjata dan amunisi bagi kelompok kriminal bersenjata.

Kami akan meningkatkan pengawasan di setiap pintu masuk wilayah teritorial Korem 173," tutur Iwan.

Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Papua Irjen Paulus Waterpauw menjelaskan pengungkapan penjualan senjata api dan amunisi kepada KKB Papua akan terus dilakukan.

Dalam waktu dekat, pihaknya akan mengungkap kasus penjualan senjata dari kelompok lain.

"Rencana nanti ada pengungkapan kelompok Nabire, ada juga kelompok yang akan ke Sorong, lalu ke Ambon membawa senjata, itu sudah kita ikuti dan kami tidak akan ungkap di sini," ujarnya, Senin (22/2/2021).

Paulus mengatakan kepolisian tidak akan tebang pilih dalam mengungkap kasus itu.

Wilayah siapa pun yang terlibat dalam aktivitas jual beli dengan KKB Papua bakalan ditindak.

Paulus menuturkan selama KKB Papua memperoleh pasokan senjata dan amunisi, kondisi keamanan di Papua tidak akan pernah kondusif.

Dia menilai oknum-oknum yang melakukan transaksi senjata ke KKB tidak berdampak dampak dari perbuatannya.

“Oknum-oknum seperti ini untuk kepentingan sewaktu-waktu mereka, mereka rela membuat Kacau seperti ini, kami akan ungkap," tutur Paulus.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved