Penyebab 30 KKB Papua Puncak Bebas Berkeliaran hingga Sandera Penumpang Pesawat Selama 2 Jam

Terungkap penyebab KKB Papua di Kabupaten Puncak bebas berkeliaran hingga sandera pilot dan penumpang pesawat Susi Air selama 2 jam.

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
ANTARA/HO-pihak ketiga
Pesawat yang pilot dan penumpangnya disandera 30 KKB Papua di Kabupaten Puncak. Terungkap penyebab mereka bisa Bebas Berkeliaran hingga Sandera Penumpang Pesawat Selama 2 Jam 

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi

SURYA.co.id - Terungkap penyebab Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua di Kabupaten Puncak bebas berkeliaran hingga sandera pilot dan penumpang pesawat selama 2 jam.

Seperti diketahui, sebanyak 30 anggota KKB Papua di Kabupaten Puncak menyandera pilot dan tiga penumpang pesawat Susi Air PK-BVY selama 2 jam pada Jumat (12/3/2021).

Mereka disandera saat mendarat di sebuah lapangan terbang di Distrik Wangbe, Kabupaten Puncak, Papua.

Ilustrasi KKB Papua dan Pesawat Susi Air yang disandera
Ilustrasi KKB Papua dan Pesawat Susi Air yang disandera (Kolase foto Tribunnews/Kompas)

Baca juga: Cara Penumpang-Pilot Susi Air Lepas dari Sanderaan KKB Papua, TNI-Polri Buru Pelaku, ini 5 Faktanya

Baca juga: Kehebatan Helikopter Fennec Milik TNI AD, Jenderal Andika Perkasa Percayakan Perawatannya ke Airbus

Lantas, bagaimana bisa 30 anggota KKB Papua bebas berkeliaran di wilayah tersebut?

Melansir dari Antara, Kapolres Puncak Kompol I Nyoman Punia menyebutkan kalau Distrik Wangbe tidak ada polsek dan letaknya jauh dari Ilaga, ibukota Kabupaten Puncak.

"Lebih mudah bila melalui Timika dengan menggunakan pesawat berbadan kecil" kata Kompol Punia.

Ia menambahkan, distrik terjauh yang ada polseknya baru Bioga namun saat ini akses jalan terputus akibat terjadi longsor.

Polres Puncak saat ini baru memiliki tiga polsek yakni Polsek Ilaga, Sinak dan Polsek Bioga, kata Kapolres Puncak Kompol I Nyoman Punia melalui telepon selularnya.

Hal itulah yang menyebabkan KKB Papua di wilayah tersebut bebas berkeliaran hingga nekat menyandera pilot dan penumpang pesawat Susi Air selama 2 jam.

Kepala Penerangan Kogabwilhan III Kolonel CZI IGN Suriastawa menjelaskan kronologi penyanderaan pesawat Susi Air di Kabupaten Puncak, Papua.

Melansir artikel Kompas berjudul "Kecewa Tak Dapat Jatah Dana Desa, KKB Sandera Pilot dan Penumpang Pesawat"

Awalnya, pesawat Susi Air itu dikemudikan oleh pilot Captain Ian John Terrence Hellyer yang merupakan warga Selandia Baru.

Pesawat tersebut membawa tiga orang penumpang yaitu Arikala Dolame, Ricky Dolame dan Arike Wandikbo.

Sekitar pukul 06.20 WIT, sebanyak 30 orang anggota KKB yang membawa dua pucuk senjata api laras panjang mendatangi Lapangan Terbang Wangbe.

Puluhan anggota KKB itu pun menyandera pilot dan tiga penumpang tersebut.

"Front bersenjata OPM (KKB) kembali melakukan teror dengan menyandera pesawat PT Asi Pudjiastuti Aviation (Pilatus PC-6 S1-9364 PK BVY)," kata Suriastawa, Sabtu (13/3/2021).

Selama dua jam, pilot dan penumpang pesawat disandera oleh puluhan anggota KKB. KKB sempat menyampaikan ancaman agar maskapai tidak membawa TNI-Polri.

KKB juga mengeluhkan kekecewaannya pada kepala kampung lantaran tidak memberikan dana desa.

Dalam penyanderaan itu, pilot dan penumpang sempat ditodong senjata api hingga mereka ketakutan. "Beruntung, selama disandera dua jam, pilot dan tiga penumpang tidak mengalami kekerasan.

Walaupun merasa khawatir akan keselamatannya karena sempat ditodong senjata," tutur dia.

"Meskipun tidak terjadi korban, namun kejadian ini menunjukkan aksi teror KSB di wilayah Papua, termasuk teror terhadap aktivitas penerbangan sipil. Dan kami selalu berkoordinasi erat dengan pihak Kepolisian" lanjut Suriastawa.

KKB mengakhiri penyanderaan usai bernegosiasi dengan penumpang. Pesawat Susi Air PK BVY akhirnya take off menuju Terminal UPBU Bandara Moses Kilangin Timika sekitar pukul 08.36 WIT. Pesawat akhirnya mendarat dengan aman.

Dari keterangan yang didapat dari pilot tersebut, kata dia, saat melakukan penyanderaan itu KKB mengancam agar pesawat tidak membawa penumpang dari aparat TNI-Polri.

Selain itu, mereka juga menyampaikan kekecewaannya karena tidak mendapat jatah dana desa dari kepala kampung.

Terkait dengan insiden tersebut, pihaknya sudah berkoordinasi dengan kepolisian.

Sebab, teror yang dilakukan KKB semakin beringas dan sudah mengancam terhadap penerbangan sipil.

"Meskipun tidak terjadi korban, namun kejadian ini menunjukkan aksi teror KKB di wilayah Papua, termasuk teror terhadap aktivitas penerbangan sipil. Dan kami selalu berkoordinasi erat dengan pihak Kepolisian," kata Suriastawa.

Baca juga: Terungkap Cara KKB Papua Himpun Dana, Sandera Penumpang Pesawat Hingga Todong Senjata

Baca juga: Sosok Captain Ian John Terrence, Pilot Susi Air Disandera 30 Anggota KKB Papua, Ditodong Senjata Api

100 Brimob Dikerahkan

Sebelumnya, dikabarkan bahwa sebanyak 100 Brimob dikerahkan untuk bertugas di wilayah Polda Papua.

Informasi ini seperti dilansir dari laman humas.polri.go.id, Kapolda Kalsel Irjen Pol Rikwanto memimpin apel pemberangkatan 100 personel Satuan Brimob Polda Kalsel yang akan bertugas di wilayah Polda Papua.

Kapolda NTT Irijen Lotharia Latif melepas 100 personel yang dikirim untuk menumpas KKB Papua.
Kapolda NTT Irijen Lotharia Latif melepas 100 personel yang dikirim untuk menumpas KKB Papua. (kompas.com)

Apel tersebut dilaksanakan di Rupatama Polda Kalsel, Selasa (9/3/2021) pukul 09.00 Wita.

Dalam kegiatan tersebut turut hadir Wakapolda Kalsel Brigjen Pol Mohamad Agung Budijono, Irwasda Polda Kalsel Kombes Pol Heri Armanto Sutikno, dan para Pejabat Utama Polda Kalsel.

Kapolda menyampaikan rasa bangga terhadap Korps Brimob dalam hal ini Satuan Brimob Polda Kalsel atas Dedikasi dan loyalitas yang selalu di tunjukkan melalui kesiapan dalam pelaksanaan tugas-tugas BKO.

“Kita patut bangga dan bersyukur karena ini merupakan tugas yang mulia, Kehadiran Polri sangat dibutuhkan di wilayah Provinsi Papua maupun Papua Barat dan Semoga dengan kehadiran saudara sekalian bisa membantu dan memulihkan situasi Kamtibmas di Papua,” pungkasnya.

Dia pun memerintahkan kepada Komandan Kompi (Danki) yang akan memimpin seluruh pasukan, untuk tetap berhati-hati dan selalu menjaga kesehatan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan disana.

Sebagaimana arahan dari Bapak Kapolri dan Ketua Komnas HAM saat pelaksanaan Rapim TNI Polri.

Hal tersebut perlu diatensi dalam pelaksanaan tugas di Papua adalah penghormatan terhadap hak asasi manusia.

“Nilai-nilai yang ada di masyarakat Papua, nilai yang ada di tempat kita dan nilai yang dilihat dari masyarakat diluar Indonesia itu berbeda.

Jadi saya mohon betul kepada saudara-saudara yang mendapat kesempatan untuk melaksanakan tugas Mulia ini agar melaksanakan dengan bijak segala tindakan yang akan saudara lakukan, pahami betul isu apa yang ada di sekitar saudara,” jelasnya.

“Saya yakin saudara sudah dilatih dipersiapkan baik fisik mental maupun keterampilan oleh Bapak Dansat dan Wadansat Brimob.

Jangan lengah dalam waktu enam bulan ke depan saudara-saudara berangkat utuh kembali utuh dan tidak ada yang terluka atau kurang apapun,” ucapnya.

Untuk diketahui, pasukan ini diberangkatkan dalam rangka Pengamanan Daerah Rawan di bawah pimpinan Komandan Kompi Penugasan Iptu Audy Arditya, akan memimpin 1 Satuan Setingkat Kompi (SSK) Penugasan Sat Brimob Polda Kalsel.

100 Personel Brimob Polda Kalsel BKO Polda Papua ini akan melaksanakan tugas di wilayah Kabupaten Nduga dan Mimika.

Mereka akan bertugas di sana selama 6 bulan. Di daerah Operasi, pasukan BKO akan melaksanakan tugas melaksanakan patroli dan pengamanan daerah rawan gangguan KKB Papua.

Serta melaksanakan penebalan di Polsek-Polsek yang rawan gangguan KKB Papua ataupun daerah rawan konflik sosial.

Disamping itu juga bertugas menjaga, memberikan rasa aman masyarakat dan menjamin situasi Kamtibmas yang kondusif.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved