Kecelakaan Mau Bus Pariwisata
Teriakan Takbir dan Shalawat di Bus Sebelum Terjun ke Jurang Sumedang, Ini Cerita Penumpang Selamat
Sontak, teriakan takbir dan shalawat pun dilantunkan para penumpang hingga akhirnya bus pariwisata Sri Padma Kencana bernopol T 7591 TB ke jurang.
SURYA.co.id - Seorang penumpang selaku saksi selamat dari kecelakaan maut bus pariwisata di jurang Sumedang, Jawa Barat menceritakan kepanikan penumpang sebelum masuk jurang.
Dia adalah Eha Nuraeti (55), salah satu dari puluhan penumpang selamat yang ikut rombongan ziarah siswa SMP IT Al Muawanah, Subang, Jawa Barat.
Awalnya, Eha mencium bau kampas rem menyengat. Kemudian, salah satu penumpang yang mencium bau sama menanyakan kepada sopir bus tersebut.
Kepanikan pun terjadi ketika sang sopir mengatakan, rem bus blong dan membuat Eha kaget.
Baca juga: Identitas 27 Penumpang Meninggal Kecelakaan Maut Bus Pariwisata di Sumedang, Korban Terlempar Keluar
Baca juga: Kabar Terbaru Korban Kecelakaan Maut Bus Masuk Jurang di Sumedang, Ada yang Terlempar dan Tertindih
Sontak, teriakan takbir dan shalawat pun dilantunkan para penumpang hingga akhirnya bus pariwisata Sri Padma Kencana bernopol T 7591 TB.

Bus itu kecelakaan tunggal di Tanjakan Cae, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Kamis (11/3/2021).
Hingga petang ini, ada 29 penumpang meninggal dunia dan lainnya mengalami luka-luka.
Sopir dan kenek pus sudah dinyatakan tewas dalam kecelakaan tersebut.
Eha selamat setelah lepas baju karena terjepit
Cerita Eha cukup mencengangkan setelah selamat dari kecelakaan maut bus pariwisata itu.
Eha Nuraeti akhirnya melepaskan pakaiannya demi menyelamatkan diri
Warga Pasirlaja, Desa Pakuhaji, Kecamatan Cisalak, Subang, ini ikut mendampingi anaknya dalam rombongan ziarah tersebut karena khawatir jika sang anak pergi sendirian.
Eha bercerita tentang bagaimana prosesnya ia bisa selamat.
Eha bersama para panumpang lain sempat serempak bersalawat seraya berdoa kepada Yang Mahakuasa.
Banyak di antara mereka yang mengucap takbir ketika bus tersebut dalam keadaan oleng.
Eha juga mengaku ia tak tahu persis apa yang terjadi pada saat peristiwa itu berlangsung.
Tapi ia menjelaskan secara detail saat ia menyelematkan diri dari bus tersebut.
"Saya terpaksa harus telanjang untuk keluar dari dalam bus.
Awalnya saya malu, tapi saat itu juga mati lampu dan keadaan gelap saya buka saja bajunya," ujar Eha ketika diwawancara awak Tribun Jabar di kediamannya, Kamis (11/3/2021).
"Saya waktu itu tengkurap, baju dan kaki terjepit, waktu itu bilang ke si Ujang (keponakan Eha) masa Ibu buka baju telanjang."
"Kata si Ujang, gak apa-apa buka baju yang penting buka."
"Setelah baju dibuka, saya keluar, tapi gak tau keluarnya ke mana."
"Terus saya lihat ada selimut jok bus, dipake sama saya terus jalan kaki ke rumah warga yang menolong untuk istirahat sambil minta ganti baju," ujar Eha.

Masih diceritakan Eha, ia sendiri awalnya tidak berniat ikut rombongan ziarah.
Namun, ia ikut karena khawatir kepada anaknya yang siswa SMP IT Al Muawanah yang saat itu jadi peserta rombongan ziarah.
"Saya khawatir terjadi sesuatu, ada firasat gak enak. Awalnya emang cuma mau nganter Ucup sampai ke depan bus."
"Tapi diajak karena masih ada kursi kosong, akhirnya pulang, siap-siap mandi ikut ke sana," imbuhnya.
Eha, yang saat itu hendak pergi ke sawah, akhirnya ikut juga bersama Yusup, putranya, yang ikut ziarah.
Eha, Yusup, dan Ujang termasuk dalam korban selamat pada kecelakaan maut tersebut.
Eha mengatakan, ziarah merupakan kegiatan sekolah yang diadakan pihak sekolah setiap tahunnya.
Eha juga memerinci ongkos ziarah tersebut.
"Siswa yang ikut harus membayar Rp 350 ribu.
Kalau orang tua pendamping yang ikut bayar Rp 250 ribu."
"Kalau gak ikut siswa tetap harus bayar Rp 100 ribu untuk biaya komputer," katanya.
Lambaian terakhir korban
Lia, warga Desa Pakuhaji, Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang, mengungkapkan, ibu dan dua keponakannya menjadi korban tewas kecelakaan bus di Jalan Raya Sumedang-Malangbong, Tanjakan Cae, Desa Sukajadi, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Rabu (10/3/2021) malam.
Ibunya bernama Amot (64) dan dua keponakannya bernama Dinda Khoirunisa (15) dan Lidia Nur Hidayati (15).
Ketiganya diketahui pergi berziarah ke Pamijahan, Tasikmalaya, bersama rombongan dari SMP IT Al Muaawanah dengan menaiki bus.
Sebelum kecelakan terjadi, Lia melakukan video call bersama ibu dan dua keponakannya.
"Enggak nyangka itu dadah (lambaian) terakhir, dia terus dadah-dadah ketika video call," ujar Lia di sela pemakaman, Kamis (11/3/2021).
Jasad Amot dan Lidia dimakamkan lebih dulu. Sedang jenazah Dinda belum sampai di Subang.
Lima jenazah
Ambulans mulai berdatangan ke Desa Pakuhaji sejak pukul.07.30 WIB, Kamis. Dalam satu rombongan terdiri dari lima jenazah yang dipulangkan dari RSUD Sumedang.
Kedatangan jenazah disambut isak tangis keluarga.
Usai dishalatkan, jenazah dibawa oleh keluarga untuk dimakamkan. Ada yang dimakamkan di pemakaman umum ada pula di pemakaman keluarga.
Sebelumnya diberitakan, 63 siswa SMP IT Al Muawwanah, Cisalak, menggelar study tour dan ziarah di Pamijahan, Tasikmalaya, Rabu (10/3/2021) dengan menggunakan bus PO Sri Padma Kencana dengan nomor polisi T 7591 TB.
Namun, bus mengalami kecelakaan di Tanjakan Cae.
Diduga sopir bus tak mengenal medan di tanjakan yang dikenal ekstrem tersebut.
Bus dilaporkan sempat oleng, lalu terjun ke jurang sedalam belasan meter.
Kepala Seksi Operasi dan Siaga Basarnas Bandung Supriono mengatakan, bus tersebut memiliki 63 kursi.
Namun korban yang ditemukan 66 orang. Rinciannya 27 orang tewas dan 39 orang selamat.
Jumlah korban 29 penumpang meninggal dunia
Sementara itu, korban tewas akibat kecelakaan bus pariwisata Sri Padma Kencana bernopol T 7591 TB di Tanjakan Cae, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, bertambah dua orang, Kamis (11/3/2021).
Kedua korban yang tewas saat menjalani perawatan di RSUD Sumedang itu berjenis kelamin perempuan.
Kasubag Humas Polres Sumedang AKP Dedi Juhana mengatakan, dengan tambahan dua korban, maka total korban tewas akibat kecelakaan Sumedang menjadi 29 orang.
Adapun tota penumpang bus tersebut berjumlah 66 orang.
"Korban meninggal dalam perawatan di RSUD Sumedang berjenis kelamin perempuan dua orang.
Sehingga total korban meninggal menjadi 29 orang dan korban luka-luka menjadi 37 orang," ujar Dedi saat ditemui di Tanjakan Cae, Kamis.
Dedi menuturkan, petugas Inafis Polres Sumedang, RSUD Sumedang, bersama keluarga korban telah berhasil mengidentifikasi 65 korban dalam rombongan peziarah dari SMP IT Al Muawwanah, Cisalak, Subang tersebut.
Berikut daftar nama korban meninggal yang telah teridentifikasi:
1. Jejen Juraejin (41), laki-laki, guru
2. Syarif Munawar (40), laki-lak, guru
3. Aridha Qurotta Aini (7), perempuan
4. Lidia (13), pelajar
5. Gea (4), perempuan
6. Aan Sukaesih (41), perempuan
7. Dinda Hani (15), perempuan
8. Gina Virginia (14), perempuan
9. Dinda Khoirunisa
10. Windy Widya Ningsih (14), perempuan, pelajar
11. Resa Siti Khooerunisa (13), perempuan, pelajar
12. Tatang Hidayat (20), laki-laki, guru
13. Sari Nurmala (28), perempuan, mahasiswa
14. Dede Lili (46), laki-laki, kernet bus
15. Ade Ifah (50), perempuan, IRT
16. Rukman (50), laki-laki, wiraswasta
17. Cahyati (14), perempuan, pelajar
18. Entin Supriatin
19. Octaviani, perempuan, pelajar
20. Yudi Awan (42), laki-laki, sopir bus
21. Amot (60), perempuan, IRT
22. Wardi (51), laki-laki, PNS
23. Ugi Zaenal, laki-laki
24. Riki Faisal Mubarok
25. Hana Nurazizah (26), guru
26. Nenah (38), perempuan
27. Aan Anwar Sadad (38), laki-laki
28. Mamah (45), perempuan, IRT
29. Euis (48), perempuan, Sindanheula, Subang.
Berikut ini daftar korban luka ringan dan berat:
1. Dedi (40), laki-laki, Lebaksiuh, Dawuan Kaler, Subang
2. Setiawan (15), laki-laki, Pasirlaja 06/02, Pakuhaji, Cisalak, Subang
3. Auh, (23), laki-laki, Cisegel, Pakuhaji, Cisalak, Subang
4. Ceri, (6), perempuan, Lebaksiuh, Dawuan Kaler, Subang
5. Devita (7), perempuan, Nangkod 06/02, Tanjungsiang, Subang
6. Aufar (3), laki-laki, Cisegel 14/04, Pakuhaji, Cisalak, Subang
7. Abdul Saefurohman (46), laki-laki, Pasirlaja 08/02, Pakuhaji, Cisalak, Subang
8. Ismi (14), perempuan, Sindanheula 11/4, Tanjungsiang, Subang
9. Lutfiawati (19), perempuan, Pasirlaja 06/02, Pakuhaji, Cisalak, Subang
10. Nureri (42), laki-laki, Cibuluh 24/06, Pakuhaji, Cisalak, Subang
11. Yoga (14), laki-laki, Pasirlaja 06/02, Tanjungsiang, Subang
12. Fahira (10), perempuan, Nangkod 06/03, Tanjungsiang, Subang
13. M Ramdan, laki-laki 14, Pasirlaja 08/02, Cisalak, Subang
14. Caswati (32), perempuan, Lebaksiuh, Dawuan Kaler, Subang
15. Sofian (12), laki-laki, Pakuhaji 17/05, Cisalak, Subang
16. E. Suherman, laki-laki
17. Lisna (13), perempuan, Pasirlaja 06/02, Pakuhaji, Cisalak, Subang
18. Sandi (13), laki-laki, Pasirlaja 08/02, Pakuhaji, Cisalak, Subang
19. Suciadin (13), laki-laki, Nangkod, Tanjungsiang, Subang
20. Arif (21), laki-laki, Cijangkar 05/02, Pakuhaji, Cisalak, Subang
21. Saeful Hadi (46), laki-laki, Pasir Laja 08/02, Pakuhaji, Cisalak, Subang
22. Bagas (14), laki-laki, Kawungluwuk, Tanjungsiang, Subang
23. Ujang Herman (48), laki-laki, Pasir Laja, Pakuhaji, Cisalak, Subang
24. Ase Hidayat (43), laki-laki, Nangkod 06/02, Kawungluwuk, Tanjungsiang, Subang
25. Novian (14), perempuan, Pakuhaji 02/06, Pakuhaji, Cisalak, Subang
26. Hafiz (16), laki-laki, Pasirlaja 06/02, Pakuhaji, Cisalak, Subang
27. Eha (50), perempuan, Pasirlaja 06/02, Pakuhaji, Cisalak, Subang
28. Mugian (15), laki-laki, Pasirlaja 06/02, Pakuhaji, Cisalak
29. Imam (32), laki-laki, Nangkod 06/02, Kawungluwuk, Tanjungsiang
30. Muklis (19), laki-laki, Nangkorak 13/04, Pakuhaji, Cisalak, Subang
31. Nina (15), perempuan, Pakuhaji 19/05, Cisalak, Subang
32. Lendra (13), laki-laki, Pasirlaja 06/02, Pakuhaji, Cisalak, Subang
33. Irfan (13), laki-laki, Pasirlaja 06/02, Pakuhaji, Cisalak, Subang
34. Aas (27), perempuan, Pasirlaja 06/02, Pakuhaji, Cisalak, Subang
35. Amelia (13), perempuan, Pasirlaja 06/02, Pakuhaji, Cisalak, Subang
36. Saepul Hadi (45), laki-laki, RS S Sidodadi 46/15, Pasirkareumbi, Subang.
Dedi menyebutkan, dalam peristiwa tersebut, sopir dan kernet bus juga ditemukan tewas.
Sopir bus atas nama Yudi Awan, 42, warga Jalan Cikutra 0224 RT 01/02, Desa Neglasari, Kecamatan Cibeunying Kaler, Kota Bandung.
Sedangkan kernet bus bernama Dede Lili, 47, warga Kampung Margaluyu RT 03/11, Desa Citatah, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat.
"Kemudian hasil identifikasi juga ada satu orang warga Kabupaten Sumedang berprofesi sebagai guru bernama Aan Anwar Sadad.
Di luar itu, seluruh korban merupakan warga asal Subang," kata Dedi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Update Kecelakaan Bus Sumedang: Korban Tewas Bertambah 2 Orang, Totalnya 29, Ini Daftarnya"
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Sempat Malu, Eha Putuskan Telanjang Demi Menyelamatkan Diri dari Kecelakaan Bus Maut di Sumedang