Strategi Licik KKB Papua Manfaatkan Rekannya yang Tewas Usai Ganggu Pergerakan TNI, Unggah di Medsos
Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua gunakan strategi licik, manfaatkan rekannya yang tewas hingga usik pergerakan TNI di malam hari.
Penulis: Abdullah Faqih | Editor: Adrianus Adhi
Penulis: Abdullah Faqih | Editor: Ad rianus Adhi
SURYA.co.id, - Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua gunakan strategi licik, manfaatkan rekannya yang tewas hingga usik pergerakan TNI di malam hari.
Berikut Update Kondisi di Intan Jaya, Papua menghadapi kelompok kriminal bersenjata KKB.
Terbaru KKB Papua mengusik pergerakan TNI yang sedang beroperasi di malam hari.
Aparat TNI yang bertugas saat itu langsung merespons cepat dengan melumpuhkan seorang anggota KKB Papua pada Minggu (28/2/2021) dini hari.
Baku tembak antara anggota TNI dan KKB Papua itu terjadi di Distrik Hiditapa, Intan Jaya, Papua.

Kepala Penerangan (Kapen) Kogabwilhan III Kolonel Czi IGN Suriastawa menjelaskan kronologi terjadinya baku tembak yang terjadi dan menewaskan satu anggota KKB papua Tersebut.
Ia menjelaskan bahwa terjadi baku tembak saat dua anggota KKB Papua menembaki aparat yang sedang memindahkan pasukan.
Keduanya disebut menembak dari arah belakang.
"Satu orang berhasil dilumpuhkan, sedangkan satu orang lagi lari meninggalkan temannya sambil membawa senjata, dan dari pihak TNI tidak ada korban" ujar Suriastawa seperti dikutip dari artikel Kompas berjudul "Baku Tembak di Intan Jaya, Papua, Satu Anggota KKB Tewas"
Disebutkan juga bahwa anggota KKB Papua memanfaatkan rekannya yang menjadi korban untuk di unggah di medsos.
KKB Papua Manfaatkan Media Sosial
Tewasnya salah satu anggota KKB Papua pada Minggu (28/2/2021) menurut Kolonel Czi IGN Suriastawa akan dimanfaatkan oleh rekannya yang selamat.
Dalam hal ini, KKB Papua bakal memanfaatkannya untuk diunggah di media sosial.
Adapun, benda yang diunggah di media sosial adalah senjata temannya yang tewas.
"Di-posting di media sosial, bahwa korban adalah warga sipil dan motifnya selalu begitu," kata Suristiawa
Korban yang tewas pun sudah diserahkan kepada tokoh masyarakat Kampung Titigi pada Minggu pagi waktu setempat.
Suriastawa menuturkan, aparat sedang mendalami kelompok asal dari anggota KKB yang tewas tersebut.
"Ini menambahkan keyakinan bahwa yang bersangkutan adalah dari KSB, selain tak dikenal warga dilokasi kejadian, tidak mungkin warga yang baik menembaki pergerakan aparat TNI di tengah malam," tutur dia.
KKB Papua semakin Merajalela
Sebelumnya, aksi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Intan Jaya semakin merajalela.
Bahkan, kebrutalan KKB Papua di wilayah ini menelan korban jiwa prajurit TNI dari Satuan Batalyon Infanteri 400/Banteng Raider.
Melansir dari Tribratanews.polri.go.id, Paulus Waterpauw menyebut latar kesejahteraan yang membuat aksi KKB Papua di sana semakin menjadi-jadi.
Menurut Paulus, para anggota KKB Papua di sana adalah pengangguran.
"Mereka itu free man, banyak yang tidak punya pekerjaan, menganggur," ujar Kapolda , Senin (15/2/2021).
Karena kondisinya demikian, menurut dia, keterlibatan kepala daerah (Bupati hingga Kepala Desa) dalam menyelesaikan konflik dan kekerasan di Papua sangat diharapkan.
Sebab, pemerintah pusat sendiri sudah luar biasa dalam memberikan bantuan.
Bantuan dalam bentuk dana otonomi khusus maupun berbagai infrastruktur yang dibangun dalam lima tahun terakhir ini.
Paulus Waterpauw merujuk pada perubahan yang terjadi di sejumlah daerah di Papua.
Wilayah 'Merah' pernah disematkan untuk Kabupaten Puncak Jaya, Puncak Dilaga, Tolikara, Jayawijaya, dan Lany Jaya.
Tapi sekarang tak lagi terjadi konflik KKB Papua di sana.
"Karena para bupati di sana sudah menangani (kesejahteraan warganya) dengan baik," jelas Kapolda.
Adapun di Intan Jaya dan Nduga, justru dalam tiga tahun terakhir aksi teror KKB Papua seperti tak berujung di sana.
Paulus mensinyalir hal itu terjadi antara lain karena sisa konflik akibat pemilihan bupati 2017.
Sementara di Nduga, yang mendapatkan dana otsus melimpah ternyata tak terlihat hasil pembangunannya di sana.
"Dua daerah ini minim sentuhan kemanusiaan dan kesejahteraan.
Akibatnya kesehatan, pendidikan, tertinggal dari daerah lain. Anak-anak mudanya menjadi free man," ujar Kapolda.