KKB Papua
450 Prajurit Yonif dan 100 Brimob Bakal Kepung KKB Papua Setelah 4 Prajurit TNI Banteng Raider Gugur
Keberingasan Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua semakin menggila dan menggugurkan 4 prajurit TNI Banteng Raider (Yonif 400/BR) di awal 2021.
Sementara itu, aksi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Intan Jaya semakin merajalela.
Bahkan, kebrutalan KKB Papua di wilayah ini menelan korban jiwa prajurit TNI dari Satuan Batalyon Infanteri 400/Banteng Raider.
Melansir dari Tribratanews.polri.go.id, Paulus Waterpauw menyebut latar kesejahteraan yang membuat aksi KKB Papua di sana semakin menjadi-jadi.
Menurut Paulus, para anggota KKB Papua di sana adalah pengangguran.
"Mereka itu free man, banyak yang tidak punya pekerjaan, menganggur," ujar Kapolda , Senin (15/2/2021).
Karena kondisinya demikian, menurut dia, keterlibatan kepala daerah (Bupati hingga Kepala Desa) dalam menyelesaikan konflik dan kekerasan di Papua sangat diharapkan.
Sebab, pemerintah pusat sendiri sudah luar biasa dalam memberikan bantuan.
Bantuan dalam bentuk dana otonomi khusus maupun berbagai infrastruktur yang dibangun dalam lima tahun terakhir ini.
Paulus Waterpauw merujuk pada perubahan yang terjadi di sejumlah daerah di Papua.
Wilayah 'Merah' pernah disematkan untuk Kabupaten Puncak Jaya, Puncak Dilaga, Tolikara, Jayawijaya, dan Lany Jaya.
Tapi sekarang tak lagi terjadi konflik KKB Papua di sana.
"Karena para bupati di sana sudah menangani (kesejahteraan warganya) dengan baik," jelas Kapolda.
Adapun di Intan Jaya dan Nduga, justru dalam tiga tahun terakhir aksi teror KKB Papua seperti tak berujung di sana.
Paulus mensinyalir hal itu terjadi antara lain karena sisa konflik akibat pemilihan bupati 2017.
Sementara di Nduga, yang mendapatkan dana otsus melimpah ternyata tak terlihat hasil pembangunannya di sana.
"Dua daerah ini minim sentuhan kemanusiaan dan kesejahteraan.
Akibatnya kesehatan, pendidikan, tertinggal dari daerah lain. Anak-anak mudanya menjadi free man," ujar Kapolda.
Prajurit TNI Banteng Raider Gugur Diberondong KKB Papua
Sebelumnya, salah satu prajurit TNI Banteng Raider Prada Ginanjar Arianda gugur diberondong tembakan oleh KKB Papua.
Seperti dilansir dari Kompas TV dalam artikel 'Lagi, Prajurit TNI AD Meninggal Usai Kontak Tembak dengan KKB Papua'
Suasana haru menyelimuti kediaman orang tua Prada Ginanjar Arianda di Dusun Sumanding, Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Banjar, Kota Banjar, Jawa Barat (Jabar).
Ginanjar merupakan anak dari pasangan Dede Anda dan Ny Yati.
Prada Ginanjar meninggal dunia mengalami luka di bagian pinggang hingga menembus bagian perut.
Peristiwa itu terjadi di Kampung Mamba, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, Senin, 15 Februari 2021.
Asops Kogabwilhan III Brigjen Suswatyo membenarkan, ada satu anggota TNI yang tewas dalam insiden itu.
"Korban satu, tidak ada yang luka. Lokasi kejadian di Sugapa di Intan Jaya, mereka terlibat kontak senjata," kata dia.
Prada Ginanjar yang tertembak kemudian dievakuasi menggunakan helikopter yang mengangkut Pangdam ke Sugapa.
Seperti diketahui, Pangdam XVII Cenerawasih, Mayjen Ignatius Yogo Triyono memang tengah melakukan kunjungan ke Sugapa Intan Jaya pada Senin, 15 Februari 2021 pagi.
"Jenazah sudah dievakuasi ke Mimika sekitar pukul 09.30 WIT sudah sampai di Brigif," tutur Suswatyo.
TNI Tembak mati 3 KKB Papua
Tentara Nasional Indonesia (TNI) langsung gerak cepat memburu anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua pasca gugurnya satu personel TNI Prada Ginanjar Arianda saat kontak tembak di Kampung Mamba, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, Senin (15/2/2021).
Hasilnya tiga anggota KKB tewas dalam perburuan tersebut.
Kepala Penerangan Kogabwilhan III, Kol Czi IGN Suriastawa mengatakan personel TNI di lapangan berhasil menewaskan tiga anggota KKB yang berusaha merampas senjata milik aparat.
Kejadian tersebut terjadi di Puskesmas Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, Senin (15/2/2021).
Dia menjelaskan, saat Tim TNI yang tengah melakukan pengejaran pelaku penembakan terhadap Prada Ginanjar Arianda, anggota Satgas Yonif R 400/BR, memeriksa satu orang laki-laki.
"Saat pemeriksaan, orang tersebut (yang kemudian diketahui bernama Janius Bagau) tiba-tiba melarikan diri dengan meloncat ke jurang.
Tim terpaksa menembaknya setelah tembakan peringatan dan seruan untuk kembali tidak diindahkan," ujar Suriastawa, melalui keterangan tertulis, Selasa (16/2/2021).
Saat itu, kata Suriastawa, personel TNI menembak pria tersebut di bagian lengan tetapi pelaku dapat kabur karena lompat ke dalam jurang.
Tak lama berselang, sambung Suriastawa, personel memperoleh informasi dari warga adanya seorang warga dengan luka tembak dibawa ke Puskesmas oleh kepastoran gereja dan beberapa orang masyarakat lainnya.
"Setelah dilakukan pengecekan dan dicocokkan dengan KTP yang didapatkan saat pemeriksaan, dipastikan orang tersebut adalah Janius Bagau salah satu anggota KKB yang sering melakukan aksi teror di Sugapa dan menjadi salah satu penandatangan surat pernyataan perang kepada TNI Polri beberapa waktu yang lalu," paparnya.
Melansir Kompas.com (grup SURYA.co.id), Suriaswata menambahkan, saat mendapat perawatan di Puskesmas Sugapa, Janius Bagau didatangi oleh dua orang rekannya yang diketahui bernama Januarius Sani, dan Justinus Bagau.
"Ketiganya berusaha melarikan diri, menyerang dan berusaha merampas senjata dari aparat gabungan TNI-Polri yang berjaga di Puskesmas.
Dengan sigap aparat melumpuhkan ketiga orang itu hingga tewas," tegas dia.
Suriaswata memastikan, ketiga pria yang tewas itu sebagai anggota dari KKB yang selama ini sering melakukan aksi teror dan penyerangan terhadap masyarakat dan aparat keamanan di Sugapa.
“Janius Bagau dan Januarius Sani keduanya turut menandatangani surat pernyataan perang kepada TNI Polri yang beberapa waktu yang lalu," pungkas Suriastawa.