KKB Papua

5 Fakta KKB Papua Tantang TNI-Polri Perang, Sebelumnya 2 Anak Buah Jenderal Andika Perkasa Gugur

Berikut rangkuman fakta tentang KKB Papua menantang TNI-Polri perang terbuka. Sebelumnya 2 anak buah Jenderal Andika Perkasa gugur

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
IST/Tribun Manado
Ilustrasi KKB Papua tantang TNI-Polri perang terbuka. Rangkuman faktanya ada di artikel ini 

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi

SURYA.co.id - Inilah rangkuman fakta tentang Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua menantang TNI-Polri perang terbuka.

Tantangan perang dari KKB Papua ini bukan pertama kalinya terjadi, sebelumnya mereka sempat melayangkan tantangan serupa dan menggunakan cara licik.

Selain itu, aksi keji KKB Papua juga semakin merajalela hingga menewaskan dua anak buah Jenderal Andika Perkasa.

Ilustrasi KKB Papua
Ilustrasi KKB Papua (Facebook TPNPB)

Baca juga: Kesombongan KKB Tantang TNI Polri Perang Terbuka Setelah 2 Anak Buah Jenderal Andika Perkasa Gugur

Baca juga: Daftar Aksi Keji KKB Papua Bantai Warga Sipil, Berfoto dengan Jasad Korban hingga Pamer Via Surat

Mengenai tantangan KKB Papua tersebut, Wakapolda Papua Brigjen Matius Fakhiri tak mau terpancing.

Berikut rangkuman fakta selengkapnya.

1. TNI-Polri tidak takut

Brigjen Matius Fakhiri khawatir jika perang terbuka terjadi, akan dipolitisasi dan dipelintir oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Karena itu, Matius memilih untuk mengambil langkah hukum yang pas daripada meladeni KKB Papua.

Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Saya Pastikan kalau KKB Ajak Perang TNI-Polri Tidak Takut, Kita Akan Hadapi...'

Kendati demikian, Matius menyatakan TNI Polri tidak takut dengan tantangan perang terbuka itu.

Menurut Matius, memilih tidak meladeni provokasi KKB Papua agar tidak ada korban dari warga sipil.

Termasuk menghindari kesalahan yang terulang dalam proses penegakan hukum.

"Saya pastikan kalau ajak perang TNI-Polri tidak takut, kita akan hadapi.

Cuma kan kita tidak mau ada dampak lain yang akan timbul bila kita mengambil langkah tegas dan terukur yang nantinya bisa dipolitisasi dipelintir oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang ingin suasana di Papua ini selalu kisruh," kata Matius di Jayapura, Selasa (2/2/2021).

2. Aksi KKB Papua meningkat

Dirinya tidak memungkiri bahwa aksi kekerasan yang dilakukan KKB di Intan Jaya Papua belakangan ini semakin meningkat.

Hal itu, kata dia, tidak terlepas dari eskalasi politik yang sedang tinggi dalam beberapa waktu terakhir.

Untuk itu, dalam menyikapi masalah tersebut aparat keamanan tidak boleh bersikap gegabah.

"Kejadian di Intan Jaya ini selalu berulang dan ini harus kita sikapi dengan tenang agar kita bisa mengambil langkah-langkah penegakan hukum yang pas dan soft.

Kita tidak mau mengulangi kesalahan-kesalahan yang sudah terjadi beberapa waktu lalu," kata Matius.

3. Bukan pertama kalinya terjadi

Soal tantangan perang terbuka tersebut, dijelaskan Matius, disampaikan KKB melalui selebaran yang diedarkan di Intan Jaya.

Upaya provokasi itu dilakukan KKB bukan kali ini saja terjadi.

Kasus serupa pernah ditemukan di Jayapura dan Puncak Jaya.

"Ini biasanya terjadi saat eskalasi sedang tinggi," kata dia.

Sementara untuk menjaga situasi keamanan di Intan Jaya, pihaknya mengaku akan menambah sejumlah personel di Polres setempat.

"Ke depan kita akan memperkuat Polres Intan Jaya, salah satunya kita akan menggeser 45 personel untuk mem-back-up pasukan yang sudah ada di sana," kata dia.

4. Tantangan KKB Papua sebelumnya

Diberitakan sebelumnya, KKB Papua sempat bersatu dan akan menjadikan Intan Jaya sebagai lahan perang.

Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel '5 KKB Berkumpul di Intan Jaya, Polri dan TNI Akan Kirim Pasukan Tambahan'

Paulus Waterpauw mengatakan ada lima KKB Papua yang telah bersatu dan berkumpul di Intan Jaya.

Paulus Waterpauw juga menyebut para KKB Papua itu selalu menggunakan strategi licik yakni menggunakan masyarakat sebagai tameng hidup.

Hal ini tentu saja membuat TNI-Polri kesulitan melakukan penindakan.

"Ada lima kelompok KKB Papua di situ. Dan mereka (KKB Papua) selalu menggunakan tameng hidup (masyarakat).

Sehingga kami agak kesulitan melakukan penegakan hukum," ujar Paulus di Jayapura, Selasa (22/9/2020).

Menurutnya, KKB Papua tak cuma menjadikan Intan Jaya sebagai tempat persinggahan seperti Tembagapura.

Paulus mengatakan, KKB Papua berniat menjadikan Distrik Hitadipa, Intan Jaya sebagai lahan perang.

"Bahkan, daerah tersebut sudah dikuasai oleh KKB Papua yang datang dari berbagai daerah, dan mereka berencana menjadikan daerah tersebut sebagai lahan perang terbuka dengan TNI dan Polri," kata Paulus.

5. Dua anak buah Jenderal Andika Perkasa gugur di Intan Jaya

Sebelumnya, kabar duka menimpa dua anak buah Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa yang gugur di medan tempur melawan KKB Papua.

Dua prajurit TNI AD itu dari satuan Yonif Raider 400 atas nama Pratu Roy Vebrianto dan Pratu Dedi Hamdani.

Saat ini jenazah Pratu Roy Vebrianto dan Pratu Dedi Hamdani telah dievakuasi ke Kabupaten Mimika menggunakan helikopter dari Bandara Bilogai, Sugapa.

Keduanya bertugas di Intan Jaya dan gugur setelah kontak senjata dengan KKb Papua dari pagi hingga siang, Jumat (22/1/2021).

Berikut kronologi kontak senjata yang terjadi di Intan Jaya seperti disampaikan oleh Kepala Penerangan Kogabwihan III, Kolonel Czi IGN Suriastawa.

Suriastawa menjelaskan, Pratu Dedi Hadani yang bertugas di Pos Hitadipa gugur saat mengejar KKB yang menyerang Pos Titigi, Intan Jaya.

Dalam kontak senjata di Pos Titigi itu, Pratu Roy Vebrianto gugur karena tertembak di dada kanan.

"Pratu Dedi Hamdani dari Pos Hitadipa, gugur saat melakukan pengejaran kepada KKB yang melakukan penembakan terhadap Pos Titigi.

Korban ditembaki secara membabi buta dari arah ketinggian di hutan yang terletak antara Kampung Sugapa Lama dan Kampung Hitadipa," kata Suriastawa lewat keterangan tertulis, Jumat.

Suriastawa menambahkan, jenazah Pratu Roy Vebrianto dan Pratu Dedi Hamdani telah dievakuasi ke Kabupaten Mimika menggunakan helikopter dari Bandara Bilogai, Sugapa.

Ratusan Brimob Polda Sumbar Siap Hadapi KKB Papua dalam Operasi Amole 2021 (Istimewa/Antara)

Kedua prajurit yang gugur itu merupakan anggota Yonif Raider 400 yang sedang bertugas di Intan Jaya.

Selama 2021, sudah terjadi beberapa aksi kekerasan yang melibatkan anggota KKB di Kabupaten Intan Jaya.

Pada 6 Januari, KKB membakar pesawat PT MAF di Kampung Pagamba, Distrik Mbiandoga.

Kontak senjata juga terjadi antara Batalyon 400 dengan KKB di Kampung Titigi pada 10 Januari 2021.

Saat itu, Prada Agus Kurniawan gugur setelah tertembak di punggung.

Sebelumnya, kelompok kriminal bersenjata (KKB) kembali berulah di Kabupaten Intan Jaya, Papua, pada Jumat (22/1/2021) pagi.

KKB menyerang Pos TNI Titigi, Distrik Sugapa, dari lokasi yang lebih tinggi.

Akibat serangan itu, Pratu Roy Vebrianto gugur setelah mengalami luka tembak di dada kanan.

"Ya, Pratu Roy (gugur)," ujar Dandim 1705/Nabire, Letkol Benny Wahyudi saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat siang.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved