Techno
Kabar Terbaru Kebijakan Privasi Baru WhatsApp, Ada 3 Pemberitahuan di Status Pengguna, Apa Isinya?
Berikut kabar terbaru tentang kebijakan privasi baru WhatsApp (WA) yang sempat jadi sorotan publik. Ada 3 Pemberitahuan di Status Pengguna
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
SURYA.co.id - Berikut kabar terbaru tentang kebijakan privasi baru WhatsApp (WA) yang sempat jadi sorotan publik.
Diketahui sebelumnya, publik dibuat heboh dengan kemunculan notifikasi yang meminta persetujuan adanya kebijakan privasi baru dari WhatsApp.
Notifikasi tersebut memunculkan kekhawatiran terkait keamanan data para pengguna.

Baca juga: Usai Ramai Kebijakan Baru WA: Pihak WhatsApp Tunda Penghapusan Akun, Semula 8 Februari 2021
Baca juga: Ramai Kebijakan Baru WA, 6 Poin Penting Disampaikan Pihak WhatsApp: Privasi Dijamin Aman
Namun, WhatsApp akhirnya memundurkan tanggal berlakunya kebijakan baru ini.
Terbaru, sejumlah pengguna mulai mendapatkan pemberitahuan dari pihak Whatsapp melalui status.
Status dari WhatsApp ini keluar setelah WhatsApp mengatakan dalam blog resminya akan berupaya menjernihkan informasi yang salah terkait kebijakan privasi baru miliknya.
Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Heboh Muncul Pemberitahuan WhatsApp di Status Pengguna, Ada Apa?'
Berikut isi pemberitahuan tersebut.
1. Status pertama
Adapun isi status pertama WhatsApp tersebut diawali dengan pemberitahuan bahwa WhatsApp akan membagikan informasi kepada publik jika terdapat fitur baru pada aplikasinya.
"WhatsApp sekarang membagikan informasi di Status.
Di sini Anda dapat mengetahui informasi dan fitur baru," tulis WhatsApp pada status pertamanya.
2. Status kedua
Di status selanjutnya WhatsApp mengumumkan bahwa pihaknya berkomitmen untuk menjaga privasi.
"Satu hal yang tidak baru adalah komitmen kami terhadap privasi Anda. WhatsApp.com/privacy," ujarnya pada status selanjutnya.
3. Status ketiga
Status ketiga WhatsApp menjelaskan bahwa ia tak dapat mendengarkan atau "menguping" percakapan pengguna.
"WhatsApp tidak dapat membaca atau mendengarkan percakapan pribadi Anda karena percakapan tersebut terenkripsi secara end-to-end. WhatsApp.com/privacy," tulisnya pada status ketiga.
"Nantikan informasi terbaru lainnya dari kami," tulis status terakhir WhatsApp.
Status WhatsApp yang dikirimkan tersebut mendapatkan beragam tanggapan warganet.
Tanda pagar atau tagar #WhatsApp juga memuncaki daftar trending topic Twitter pada Jumat (29/1/2021) pagi dengan 19.100 twit.
Kebijakan Privasi Baru Ditunda
Diberitakan sebelumnya, pihak WhatsApp akhirnya keder juga setelah kebijakan privasi barunya menuai polemik di kalangan pengguna apliksi perpesanan tersebut.
Bahkan, baru-baru ini ada upaya gerakan meninggalkan WhatsApp dan berpindah ke aplikasi lain yang bisa menjaga privasi penggunanya. Pesan berantai unistall WhatsApp pun muncul.
Sedianya, WhatsApp akan menghapus akun pengguna yang tidak menyetujui persyaratan mulai 8 Pebruari 2021.
Namun, setelah menjadi perdebatan, pihak Whatsapp pun menundanya hingga batas waktu yang belum diumumkan.
Pesan itu berisi poin-poin alasan mengapa harus meninggalkan aplikasi WhatsApp dan beralih menggunakan aplikasi perpesanan lain yang diklaim lebih aman.
Sebagian isinya adalah sebagai berikut.
(1) Dari sisi keamanan, sebenarnya Whatsapp lebih aman daripada Telegram.
(2) Namun, setelah diakuisisi Facebook, Whatsapp mulai melakukan perubahan fitur dan kebijakan privasi para penggunanya.
(3) Kebijakan ini menginduk pola penerapan kebijakan Facebook yang terkadang bermasalah dalam hal privasi, berita palsu, dan lainnya.
(4) Facebook sebagai perusahaan induk dari WhatsApp beberapa kali terjerat kasus privasi di Amerika Serikat dan bukan tidak mungkin pola ini juga terjadi di WhatsApp.
Berikut Alasan Unistall Whatsapp :
(1) Minta pelanggan setuju berbagi data dengan facebook, jika tidak akun akan dihapus.
(2) Data yang dibagi:
a. Detail akun Whatsapp
b. Metadata terkait obrolan
c. Informasi lokasi pengguna
Penjelasan WhatsApp
Dalam pernyataan terbaru di blog resminya, WhatsApp mengatakan akan memperpanjang waktu bagi penggunanya untuk memberikan persetujuan.
"Tidak ada akun yang ditangguhkan atau dihapus pada 8 Februari," tulis WhatsApp, seperti dikutip KompasTekno, Sabtu (16/1/2021).
"Kami akan secara bertahap mengarahkan pengguna untuk meninjau kebijakan sesuai kemampuan mereka sendiri sebelum opsi bisnis baru tersedia pada 15 Mei," lanjut WhatsApp.
WhatsApp mengatakan "banyak orang bingung dengan kebijakan privasi terbaru" dan banyak misinformasi yang beredar.
Sehingga perlu bagi mereka untuk memberikan waktu lebih lama bagi pengguna memahami pembaruan kebijakan tersebut.
Perpesanan personal tetap dilindungi
Dalam pernyataan yang sama, WhatsApp kembali menegaskan bahwa perubahan kebijakan akan berdampak untuk percakapan ke akun WhatsApp Bisnis yang dirilis tahun 2018 lalu.
Sementara perpesanan personal dan panggilan tetap dilindungi oleh sistem enkripsi dari ujung ke ujung (end-to-end encrypted).
"Meskipun tidak semua orang berbelanja dengan akun bisnis di WahtsApp saat ini, kami pikir lebih banyak orang akan melakukannya di masa yang akan datang dan penting bagi mereka untuk mengetahui layanan ini," tulis WhatsApp.
Bulan Oktober lalu, WhatsApp merilis fitur belanja yang memungkinkan pengguna bisa berbelanja lewat aplikasi.
Dilaporkan Reuters, WhatsApp mengatakan bahwa pesan di akun bisnis menggunakan layanan hosting baru yang tidak terenkripsi dari ujung ke ujung.
Kebijakan privasi WhatsApp menimbulkan kontroversi lantaran salah satu poinnya menyebut platform pesan instan itu akan berbagi data dengan induk perusahaan Facebook.
Adapun data yang dibagikan adalah alamat IP, pembelian, identifier (nomor telepon, nama profil, foto profil, dan status), info finansial, penggunaan data, konten pengguna, info kontak, dan diagnostik.
WhatsApp juga meluruskan bahwa lokasi yang dibagi di dalam pesan dan juga daftar kontak tidak akan ikut diteruskan ke Facebook.
Sebelumnya, WhatsApp mengaku telah berbagi data terbatas dengan Facebook sejak tahun 2016.
"Pembaruan ini tidak memperluas kemampuan kami untuk berbagi data dengan Facebook," tulis WhatsApp.(*)