Berita Madiun
Ledakan Pasien Covid-19 di Kota Madiun Tidak Tertampung, KA Terpaksa Menjadi Ruang Isolasi
Maidi menjelaskan, ada tiga trainset dengan total 24 gerbong yang rencananya akan digunakan sebagai ruang isolasi.
Penulis: Rahadian Bagus | Editor: Deddy Humana
SURYA.CO.ID, MADIUN - Langkah darurat akhirnya ditempuh Pemkot Madiun ketika Asrama Haji dan RSUD Kota Madiun kehabisan ruang isolasi untuk menampung ledakan kasus Covid-19. Yaitu menambah ruang isolasi di gerbong kereta api (KA) milik PT INKA.
Rencananya, Pemkot Madiun dan PT INKA akan memanfaatkan gerbong KA yang tidak terpakai untuk ruang isolasi pasien Covid-19. Rabu (2/1/2021), Wali Kota Madiun, Maidi, meninjau gerbong isolasi yang dipersiapkan PT INKA.
"Hari ini Jawa Timur bagian Barat, yaitu Madiun dan sekitarnya diberlakukan PPKM. Salah satu kriterianya karena ruang isolasi penuh. Saya berterima kasih kepada PT INKA yang menyiapkan gerbong-gerbong untuk ruang isolasi. Insya Allah akan kita pinjam untuk Kota Madiun dan sekitarnya,’’ kata Maidi usai meninjau Emergency Medical Train (EMT) di PT INKA.
Maidi menjelaskan, ada tiga trainset dengan total 24 gerbong yang rencananya akan digunakan sebagai ruang isolasi. Rinciannya, 18 gerbong difungsikan untuk merawat pasien, dan enam gerbong untuk tenaga kesehatan (nakes) dan tenaga medis.
Kereta medis darurat tersebut dapat menampung 252 pasien dan 72 nakes. Selain itu gerbong dilengkapi fasilitas kesehatan, di antaranya lemari penyimpanan obat, lemari pendingin, alat bantu pernafasan dan tabung oksigen, serta peralatan kesehatan pendukung.
"Alatnya lengkap semua dan memang didesain untuk itu (kebutuhan medis). Ini terus kami koordinasikan termasuk untuk tenaga medis. Semoga dalam pekan-pekan ini bisa digunakan,’’ jelasnya.
Meski demikian, Maidi berharap kereta medis darurat tersebut tidak sampai digunakan. Artinya, sudah tidak ada lagi penambahan kasus positif Covid-19 di Kota Madiun.
Karena pemkot sudah terfokus pada penyediaan fasilitas perawatan dan nakes, maka upaya penanggulangan dan pencegahan penularan Covid-19, harus dibantu partisipasi dan kesadaran masyarakat sendiri.
"Kalau warga tidak patuh dan kasus terus bertambah, sedang ruang isolasi penuh, apa tidak kasihan. Pemerintah memang berkewajiban menyiapkan dan ini kita upayakan. Tetapi masyarakat juga harus patuh. Jangan maunya sendiri," tegasnya.
Maidi menambahkan, selain fasilitas, tenaga medis juga mengalami keterbatasan. Sebab, tidak sedikit tenaga medis yang terpapar dan harus isolasi, sementara pasien terus bertambah.
"Kalau masyarakat acuh, kasus semakin banyak sedang SDM dan sarananya terbatas. Artinya penanganan tak berjalan maksimal. Sekali lagi, ini tanggung jawab kita bersama. Paling tidak jaga diri sendiri dan keluarga agar tidak sampai tertular. Caranya, ya dengan disiplin protokol kesehatan," imbuhnya. ***