Penanganan Covid

Update Virus Corona di Surabaya, Senin 18 Januari: Tambah 74 dan Tak Patuh Prokes Bisa Kena Denda

Surabaya mendapat tambahan kasus signifikan dengan angka 74 kasus hari ini, berikut Update Virus Corona di Surabaya, Senin (18/1/2021)

Penulis: Abdullah Faqih | Editor: Iksan Fauzi
Infocovid-19.jatimprov.go.id
Update Virus Corona di Surabaya 18 Januari 

Penulis: Abdullah Faqih | Editor: Iksan Fauzi

SURYA.co.id, -  Surabaya mendapat tambahan kasus signifikan dengan angka 74 kasus hari ini, berikut Update Virus Corona di Surabaya, Senin (18/1/2021)

Genap satu pekan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Surabaya, penanganan COVID-19 kembali mendapatkan peningkatan kasus yang signifikan.

Usai mencatatkan tambahan sebanyak 41 kasus pada Minggu (17/1) lalu, SUrabaya tercatat mendapatkan tambahan kasus sebanyak 74 kasus hari ini.

Data ini diketahui dari update infocovid19.jatimprov.go.id.

Tambahan ini membuat total kasus COVID-19 di Surabaya mencapai angka 19089 kasus.

Update Virus Corona di Surabaya 18 Januari
Update Virus Corona di Surabaya 18 Januari (Infocovid-19.jatimprov.go.id)

Selain itu, Surabaya juga mencatatkan tambahan pasien sembuh sebanyak 60 pasien.

Rincian dari total kasus ini adalah 203 pasien sedang menjalani masa perawatan, 17610 pasien telah dinyatakan sembuh dari COVID-19, sedangkan 1276 pasien telah meninggal dunia.

Update Zona Merah di Jatim

Dalam indikator penyebaran kasus Virus Corona di Jatim, Surabaya tercatat sebagai daerah orange.

Ini menandakan bahwa Surabaya masih memiliki resiko sedang dalam penularan COVID-19.

Sementara dalam skala Jawa Timur, terdapat beberapa perubahan kab/kota yang tercatat sebagai zona merah Jatim, per Senin (18/1/2021).

Daftar Zoina Merah di Jatim kembali mengalami perubahan dari tiga daerah menjadi lima daerah.

Lima daerah yang menjadi zona merah di Jatim adalah Kota Madiun, Kab Mojokerto, Kota Mojokerto, Kab Kediri, dan Kab Nganjuk,

Berikut SURYA.co.id merangkum pencegahan penyabaran COVID-19 di Surabaya di awal tahun 2021.

Monitoring Warga Kota Surabaya Terkait Kepatuhan Protokol Kesehatan Covid-19, Tak Patuh Bisa Dikenai Denda

Kepatuhan warga terkait protokol kesehatan di Surabaya terus menjadi fokus Pemkot Surabaya.

Apalagi, sudah ada Perwali 67/2020 dan juga masa PPKM di kota pahlawan.

Di kecamatan Tambaksari misalnya, petugas gabungan terus melakukan monitoring terhadap kepatuhan warga.

Petugas rutin melakukan pemantauan.

"Setiap hari kita lakukan (monitoring)," kata Camat Tambaksari, Ridwan Mubarun, Senin (18/1/2021).

Ridwan mengungkapkan, kepatuhan warga memang sudah cukup tinggi.
Misalnya, sudah banyak yang sadar dengan menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah.

Meski petugas masih kerap mendapati warga yang maskernya diplorot.
Ridwan mengatakan, pihaknya memang menekankan agar tak hanya memakai masker.

Namun, penggunaan masker yang benar juga harus diperhatikan.

Masker harus digunakan dengan tepat. Ridwan berharap kesadaran terus meningkat.

"Masyarakat harus sadar kalau masker itu bukan hanya hiasan tapi harus dipakai benar," ungkapnya.

Secara umum dia menyebut, di wilayah Tambaksari jumlah pelanggaran sudah berangsur turun.

Sementara itu, seperti rumah makan dan warung kopi, juga tak luput dari pantauan.

Ridwan mengungkapkan, dari hasil monitoring yang dilakukan sejauh ini sudah terbilang tertib. Monitoring bakal terus dilakukan.

"Kita jalan terus, kalau kita menemukan kita denda. Kita akan denda kedua-duanya, pengelola maupun pengunjung," ungkapnya.

Stok Reagen Surabaya Sempat Menipis, Pemkot Ajukan Tambahan ke BNPB

Upaya 3T dalam penanganan pandemi Covid-19 di Surabaya terus ditingkatkan. Saat ini, Pemkot Surabaya kembali meminta tambahan reagen kepada BNPB, lantaran stok sebelumnya sempat menipis.

Plt Wali Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana mengatakan, pemkot sudah bersurat dan dikirimkan ke BNPB untuk pengajuan tambahan reagen.

"BPNB akan membantu, cuma kan mereka membantunya tidak hanya reagen tapi satu paket. Kemarin sudah koordinasi, kami sudah bersurat, enggak tahu nanti berapa yang dibantukan," ujar Whisnu, Senin (18/1/2021).

Sebelumnya, stok reagen Pemkot Surabaya sempat tersisa 6.000 saja. Lantaran tak ingin sampai habis, pemkot pun melakukan sejumlah langkah. Yaitu, bersurat ke BNPB.

Sembari menunggu, Pemkot Surabaya agaknya saat ini dapat bernapas lega. Sebab, ada bantuan tambahan reagen dari PDAM Surya Sembada sebesar 4.000 reagen. Selain itu juga bakal ada tambahan dari perusahaan swasta.

Lantaran bantuan dari PDAM dan perusahaan swasta itu, saat ini Pemkot Surabaya menyebut stok mulai aman lagi. Sebab, tracing yang dibarengi dengan testing tetap jadi kunci di antara penanganan pandemi.

"Sementara aman lah untuk melakukan tracing dan testing," ujarnya.

Namun, saat ini, Pemkot Surabaya pun lebih memprioritaskan kontak erat pasien saja yang akan dites.

"Artinya kalau kemarin kami agak surplus reagen, satu lingkungan bisa kami testing. Tapi kalau ini hasil tracing yang benar-benar kontak erat itu yang akan kami testing," ungkap Whisnu.

(Yusron Naufal Putra/Abdullah Faqih/SURYA.co.id)*

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved