Sosok Hasan, Putra Syekh Ali Jaber yang Ungkap 2 Pesan Terakhir Ayahnya, Sempat Ditawari Menikah

Di artikel berikut akan dijelaskan sosok Hasan, putra Syekh Ali Jaber yang kini telah berusia 20 tahun. 

Editor: Musahadah
Tribun Lombok/Youtube
Syekh Ali Jaber dan putra sulungnya Hasan. Berikut ini sosok Hasan dan pesan terakhirnya dari sang ayah, Syekh Ali Jaber. 

SURYA.CO.ID - Ulama besar Indonesia, Syekh Ali Jaber meninggal dunia meninggalkan istri dan anaknya, Hasan.

Di artikel berikut akan dijelaskan sosok Hasan, putra Syekh Ali Jaber yang kini telah berusia 20 tahun. 

Sosok Hasan, dikenalkan Syekh Ali Jaber di akun instagramnya, beberapa waktu lalu sebelum dia dirawat di rumah sakit karena positif Covid-19. 

Dalam video yang diunggah kembali oleh channel youtube sasak update,  tampak kddceriaan di wajah Syekh Ali Jaber saat ketemu Hasan yang memilih tinggal di Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Baca juga: Sosok Umi Nadia, Istri Syekh Ali Jaber yang Membuat Sang Ulama Tinggalkan Ponsel, Dipuji Sholehah

Baca juga: Momen Haru Syekh Ali Jaber Cium Kaki Bocah Penghafal Alquran yang Lumpuh Otak, Ini Biodatanya

Baca Juga : Pertemuan Terakhir Syekh Ali Jaber dengan Ustaz Abdul Somad, Sempat Curhat Ada yang Menelepon

Baca Juga: Akbar Pemulung Viral yang Sempat Bikin Syekh Ali Jaber Menangis itu Kini Tak Bisa Berkata-kata

"Anak saya nih. MasyAllah," sapa Syekh Ali Jaber kepada Hasan. 

"Ayo yang mau daftar, saya cariin jodoh nih

Sehat san?," tanya Syekh Ali Jaber ke putranya yang dijawab Alhamdulillah oleh Hasan. 

Syekh Ali Jaber pun memuji Hasan. 

Menurutnya, Hasan lebih pintar bahasa Sasak dibandingkan dia. 

Badan Hasan juga diakui lebih tinggi darinya. 

Tak lupa, di video itu Syekh Ali Jabir juga menggoda Hasan untuk menikah. 

"Sekarang usai 20

Mau nikah sekarang atau nanti saja?," tanya Syekh Ali Jaber yang hanya dijawab senyuman oleh Hasan. 

Pesan Terakhir Syekh Ali Jaber

Sebelum meninggal dunia, Syekh Ali Jaber sempat meninggalkan 2 pesan terakhirnya ke Hasan.

"Jaga salat sama jaga mamah (ibu)," kata Alhasan Ali Jaber (20 tahun), anak sulung Syekh Ali Jaber menceritakan pesan sang bapak, di rumahnya, Kamis (14/1/2021).

Menurutnya, sang bapak selalu mengingatkan agar tetap melaksanakan salat dalam keadaan apapun.

"Dia (berpesan) jangan meninggalkan salat, karena itu pondasi agama," katanya.

Hasan kontak terakhir dengan sang bapak sebelum masuk rumah sakit, sekitar dua minggu lalu untuk jalani isolasi perawatan Covid-19.

"Sehari sebelum ke rumah sakit ketemu, setelah itu dia dibawa ke rumah sakit karena sudah positif, itu terakhir saya ketemu," ujarnya.

Sejak saat itu ia dan sang bapak tidak pernah berkomunikasi.

Pihak keluarga pun tidak bisa menjenguk karena berada di ruang isolasi.

Ia baru mendapatkan kabar sang bapak meninggal tadi pagi, Kamis (14/1/2021), sekitar 10.30 Wita.

Pesan Pemakaman

Foto Syekh Ali Jaber bersama istri, Umi Nadia dan anaknya.
Foto Syekh Ali Jaber bersama istri, Umi Nadia dan anaknya. (instagram syekh.alijaber)

Karena Syekh Ali Jaber pernah berpesan untuk dimakamkan di Lombok, maka pihak keluarga akan berupaya pemakaman di Lombok.

"Kita usahain, kalau memang bisa, belum ada kabar soalnya orang lagi repot juga di sana (Jakarta), ngurusin semua," tuturnya.

Jika memang bisa dan tidak ada kendala apa-apa, keluarga berharap dimakamkan di Lombok.

Lokasi pemakaman di Lombok sendiri belum ditentukan lantaran mereka juga belum tahu keputusannya.

Bagi keluarga, jika seandainya keinginan keluarga untuk dimakamkan di Lombok tak terwujud juga tidak masalah.

"Mana-mana yang terbaik," katanya.

Alhasan Ali Jaber merupakan anak sulung dari tiga bersaudara, dari ibu Nadia Salim, asal Kelurahan Monjok, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Ia lahir dan besar di Kota Mataram, Lombok, NTB.

Kabar meninggalnya ulama besar Indonesia Syekh Ali Jaber pagi ini, Kamis (14/1/2021), membawa duka mendalam bagi keluarga di Kota Mataram, Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Pantauan TribunLombok.com, rumah mertua Syekh Ali Jaber di Lingkungan Monjok Culik, Kelurahan Monjok, Kota Mataram, NTB didatangi kerabat dan keluarga yang mengucapkan belasungkawa.

Faishal, anggota keluarga mengatakan, mereka dapat informasi meninggalnya sang ulama jam 09.00 Wita, pagi tadi.

Sampai saat ini pihak keluarga belum bisa berkomunikasi dengan keluarga di Jakarta.

Mereka masih berusaha membangun komunikasi.

Adapun pihak keluarga di Mataram berharap Syekh Ali Jaber bisa dimakamkan di Mataram.

"Kami minta doanya yang terbaik ya," katanya.

Salim Jaber, mertua Syekh Ali Jaber mengatakan, dia juga sedang menunggu informasi dari keluarga di Jakarta.

Informasi terakhir yang diperoleh keluarga sebelum meninggal adalah hasil tes swab Syekh Ali Jaber dinyatakan negatif.

Hal itu cukup melegakan, namun justru hari ini mereka mendapatkan kabar duka tersebut.

"Kita masih menunggu kabar dari Jakarta," katanya.

Di Kota Mataram, Syekh Ali Jaber meninggalkan seorang anak Alhasan Ali jaber (20 tahun).

Ia merupakan anak pertama dari tiga bersaudara.

Sementara sang istri atas nama Nadia Salim asal Kelurahan Monjok, Kota Mataram, NTB.

Artikel ini telah tayang di Tribunlombok.com dengan judul Pesan Syekh Ali Jaber Sebelum Meninggal ke Anak Sulung: Jaga Salat dan Jaga Mama

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved