Sosok Nur Saman, Gelandangan yang Ditemui Mensos Risma saat Blusukan, Berikut Faktanya

Berikut sosok Nur Saman, Gelandangan yang ditemui Menteri Sosial (Mensos) Risma saat blusukan, asal Indramavyu Kamis (7/1/2021).

Penulis: Abdullah Faqih | Editor: Iksan Fauzi
Kolase Foto Tribunnews.com
Sosok Nur Saman, Gelandangan yang ditemui Mensos Risma 

Penulis: Abdullah Faqih | Editor: Iksan Fauzi

SURYA.co.id, - Berikut sosok Nur Saman, Gelandangan yang ditemui Menteri Sosial (Mensos) Risma saat blusukan, asal Indramayu Kamis (7/1/2021).

Tri Rismahari belum genap sebulan menduduki jabatan Menteri Sosial Republik Indonesia.

Mantan Walikota Surabaya itu mengawali kepemimpinanya sebagai menteri dengan melakukan blusukan ke sejumlah daerah di DKI Jakarta.

Beberapa waktu lalu, Risma sempat menemui seorang gelandangan di kawasan Sudirman, Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (4/1/2021)

Pertemuan dengan gelandangan itu menuai pujian dan kritik dari beberapa netizen maupun politisi.

Beberapa netizen bahkan menduga bahwa blusukan yang dilakukan oleh Mensos Risma adalah settingan atau rekayasa.

Tagar #RismaRatuDrama pun sempat nangkring di trenting topic media sosial Twitter hari ini, Kamis (7/1/2021).

Diketahui, salah satu gelandangan yang ditemui oleh Mensos Risma di kawasan Thamrin adalah Nur Saman.

Nur Saman adalah pria asal Indramayu yang mengaku telah merantau ke ibu kota sejak kelas 2 SD.

Berikut SURYA.co.id merangkum sosok Nur Saman, Gelandangan yang ditemui Mensos Risma saat Blusukan.

Sosok Nur Saman, Gelandangan yang Ditemui Mensos Risma

Melansir artikel Tribunnews.com berjudul "Pengakuan Pria yang Ditemui Risma dan Dituding Sebagai Gelandangan Setingan di Medsos" Sosok Gelandangan yang ditemui Mensos Risma itu adalah Nur Saman (69).

Faktanya, pria paruh baya itu memang seorang gelandangan.

Dia bukan gelandangan setingan alias gelandangan dadakan.

Sehari-hari, Nur Saman berprofesi sebagai pemulung menurut pengakuannya.

Ia mengaku kerap berpindah-pindah tempat saat memulung.

Nur Saman, Sosok Gelandangan yang ditemui Mensos Risma, Senin (4/1/2021)
Nur Saman, Sosok Gelandangan yang ditemui Mensos Risma, Senin (4/1/2021) (Tribunnews.com)

"Biasanya ke arah Pasar Rumput, Halimun, nanjak gedung-gedung tinggi di Sudirman, Kokas (Kota Kasablanka), balik lagi ke Saharjo. Mutar-mutar aja," kata Nur Saman saat ditemui di tepi kali di Jalan Minangkabau, Pasar Manggis, Setiabudi, Jakarta Selatan, Kamis (7/1/2021).

Selain memulung, Nur Saman juga kerap bekerja di salah satu tempat tambal ban.

Tujuannya adalah mendapatkan tambahan uang di luar penghasilannya sebagai pemulung.

"Misalnya tambal ban tiga motor. Saya dapat satu, dia (pemilik tambal ban) dapat dua. Satu motor kan Rp 15 ribu," ujar dia.

Nur Saman mengaku tidak memiliki tempat tinggal. Ia tidur di trotoar tepi kali dengan beralaskan terpal.

"Di sini anginnya gede, terus nggak ada nyamuk. Kalau hujan pindah ke emperan toko," ucap Nur Saman.

Nur Saman merupakan pria asal Indramayu, Jawa Barat. Namun, ia mengaku sudah merantau ke Jakarta sejak kelas 2 SD.

"Istri di Indramayu, sudah lama enggak pulang, sudah empat tahun nggak ketemu," kata dia.

Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta: Jangan Lebay

Mujiyono, Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta memberikan tanggapan atas aksi blusukan yang dilakukan Mensos Tri Rismaharini di Jakarta.

Dia menilai, blusukan tersebut dikemas berlebihan sehingga terlihat tidak elok di mata publik.

"Jangan lebay aja, dikemas berlebihan norak jadinya. Yang dilakukan bu Risma termasuk kategori berlebihan," ujar Mujiyono saat dihubungi, Selasa (5/1/2021).

Mujiyono bahkan menawarkan Risma apabila ingin bertemu gembel di Jakarta, jangan mencari di daerah steril seperti Sudirman-Thamrin yang akan jarang terlihat.

Dia mengatakan, sebaiknya Risma datang ke daerah kumuh di Jakarta Barat karena di sana bisa banyak ditemukan gelandangan.

"Kalau mau lagi (ketemu gelandangan) sono di Jakarta Barat," tutur politisi Demokrat itu.

Menurut Mujiyono, di sekitar bantaran Kali Angke masih banyak gelandangan berkeliaran karena memang merupakan daerah kumuh dan padat penduduk Jakarta.

Dia tak segan mengatakan apa yang dilakukan Risma merupakan gerakan politis untuk mencari citra di tengah masyarakat.

"Sekali lagi saya bilang apapun aktivitas politik yang dilakukan tokoh politik pasti bernuansa politis," kata dia.

Tanggapan Kemensos

Menanggapi tanggapan negatif dari sejumlah pihak, Wiwit Widansyah selaku Kepala Biro Humas Kementerian Sosial menjelaskan maksud dan tujuan dari blusukan Mensos Risma.

Menurut dia, blusukan itu dalam rangka menyasar program Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS).

"Sasaran PPKS ini seperti gelandangan, pengemis, dan kelompok rentan lainnya," kata Wiwit seperti dilansir dari artikel Kompas.com berjudul "Jadi Polemik di Medsos, Ini Penjelasan Kemensos soal Blusukan Risma"

Ia melanjutkan, tujuan blusukan yang dilakukan Mensos adalah untuk melakukan pemetaan masalah sosial dan melihat langsung kebutuhan dari PPKS.

Hal ini, kata dia, diperlukan agar Kemensos dapat mencarikan solusi dari masalah-masalah yang dialami para PPKS.

"Agar dapat dicarikan solusinya secara komprehensif dan terkoordinasi dengan kementerian/lembaga dan pemda terkait," kata dia.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved